Liputan6.com, Vatikan - Pope Benedict XVI atau Paus Benediktus XVI meninggal dunia. Ia mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 95 tahun, di kediamannya di Vatikan. Hampir satu dekade setelah dirinya mengundurkan diri karena sakit.
"Dengan kesedihan saya memberi tahu Anda bahwa Paus Emeritus, Benediktus XVI, meninggal dunia hari ini pukul 09.34 di Biara Mater Ecclesiae di Vatikan," Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari BBC, Sabtu (31/12/2022).
Baca Juga
"Informasi lebih lanjut akan diberikan sesegera mungkin."Meskipun mantan paus itu telah sakit selama beberapa waktu, Tahta Suci mengatakan kondisinya semakin memburuk karena usia lanjut.
Advertisement
Sebelumnya, Paus Fransiskus mengatakan mantan Paus Benediktus XVI sakit parah. Dia meminta para jemaatnya di Vatikan untuk mendoakannya.
Di akhir audiensi terakhir Paus tahun ini, dia meminta orang-orang untuk "melakukan doa khusus untuk Paus Emeritus Benediktus". Vatikan kemudian mengatakan kesehatan mantan Paus itu memburuk dalam beberapa jam terakhir.
"Situasi saat ini tetap terkendali, terus dipantau oleh dokter," kata juru bicara Matteo Bruni seperti dikutip dari BBC, Kamis 29 Desember 2022.
Berikut ini profil Paus Benediktus XVI, yang dikenal sebagai Paus pertama mengundurkan diri dari jabatannya dalam 600 tahun terakhir.
Mantan Kardinal Joseph Ratzinger ini sebelumnya diangkat menjadi Paus Benediktus XVI pada 2005, menyusul wafatnya Paus Yohanes Paulus II. Ia menjadi Paus di usia 78 tahun, salah satu Paus tertua yang terpilih dalam sejarah.
Mengutip sejumlah sumber, Pope Benedict XVI diketahui lahir di Marktl am Inn, Bavaria, Jerman pada 16 April 1927 dengan nama asli Joseph Aloisius Ratzinger. Di usianya yang sudah tua menginjak umur 78 tahun, dia terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma pada tanggal 19 April 2005.
Dilantik sebagai Paus secara resmi pada tanggal 24 April 2005 saat Misa Pelantikan Paus. Dengan kata lain, dia adalah pemimpin Negara Kota Vatikan. Joseph Aloisius Ratzinger merupakan Paus tertua setelah Paus Klemens XII yang hanya terpaut selisih usia 3 bulan.
Anak Polisi hingga Jadi Profesor dan Pengajar
Dia merupakan anak termuda dari 3 bersaudara. Ayahnya adalah seorang polisi yang Anti-Nazi. Sebagai bentuk pertahanan terhadap rezim Nazi, Ratzinger tergabung dalam Gereja Katolik Roma (Rome Catholic Church). Dia adalah seorang profesor yang mengajar Teologi / Ilmu Agama di berbagai universitas di Jerman. Universitas terakhir yang dia ajar adalah University of Regensburg. Dia mulai bergelar doktor setelah menamatkan pendidikan akhirnya di Universiy of Munich.
Pada tahun 1957, mulai memegang lisensi untuk mengajar. Selanjutnya, ia mulai merintis karir dengan menjabat sebagai seorang profesor di Freising College di tahun 1958 dengan mengajarkan Ajaran Agama (Dogma) dan Dasar-dasar (fundamental) Teologi.
Pada tahun 1959, dia berpindah dan mulai mengajar di University of Bonn. Selanjutnya, ia berpindah lagi ke University of Muenster dan mengajar di sana, dimulai tahun 1963 hingga 1966. Kemudian, dia diangkat sebagai Ketua dalam Dogmatic Theology / Teologi Dogmatik di University of Tübingen. Namun karena tidak diterima dan diprotes oleh murid-murid di Tübingen, Ratzinger kembali ke Bavaria dan menjabat sebagai profesor di University of Regensburg.
Ratzinger sangat menentang keras hubungan homoseksual, pernikahan sesama jenis, aborsi dan euthanasia. Di tahun 2006, dia membubarkan sebuah kantor khusus Vatikan yang difungsikan untuk menangani hubungan dengan umat Muslim. Tindakan tersebut ternyata mendapatkan protes keras dari masyarakat luas hingga ia membangun dan memulihkan kembali fungsi kantor tersebut pada tanggal 29 Mei 2007.
Dia pernah menulis sebuah buku yang berjudul "Truth and Tolerance" sebagai bentuk pencelaannya terhadap penggunaan toleransi sebagai alasan dalam penyimpangan kebenaran.
Dia memiliki saudara perempuan bernama Maria Ratzinger yang belum pernah menikah di usianya yang tergolong tua.
Advertisement
Jejak Terpilih Menjadi Paus
Penantian umat Katolik dunia akhirnya selesai. Setelah bersedih atas wafatnya, Paus Yohanes Paulus II, awal April 2005, mereka memiliki pemimpin baru.
Sosok tersebut adalah Kardinal Joseph Ratzinger asal Jerman. Tepat pada 19 April 2005, pria itu resmi memimpin sekitar 1,1 miliar umat katolik dunia.
Resmi jadi Paus, Ratzinger memilih nama Benediktus XVI. Di hari itu pula ia menampakkan diri pertama kali di balkon Basilika Santo Petrus. Demikian dilansir BBC History.
Saat pertama kali datang ke Vatikan, umat katolik yang menunggu di Lapangan Santo Petrus menyambut dirinya dengan riuh dan riang gembira.
Langkah Ratzinger jadi Paus tak mudah. Ia harus mengikuti tiga ronde pemilihan. Sampai akhirnya pada putaran terakhir, pria yang saat itu berusia 78 tahun ini mendapat suara dari 115 kardinal.
Benediktus XVI merupakan Paus ke delapan yang berasal dari Jerman. Setelah Yohanes Paulus II meninggal, namanya jadi yang paling favorit sebagai suksesor.
Dia dikenal memiliki hubungan baik dengan Yohanes Paulus II. Tak cuma itu, Benediktus XVI juga memiliki pemikiran yang sama dengan pendahulunya terkait masalah pengendalian kelahiran, hidup selibat, serta beberapa masalah lain.
Pria Jerman ini sangat menentang homoseksualitas. Ia pernah mendapat sorotan tajam ketika menyebut musik rock sebagai kendaraan anti-keagamaan.
Paus Keempat Mundur dalam Sejarah Vatikan, Pertama dalan 600 Tahun
Paus Benediktus XVI resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin Takhta Suci Vatikan pada 28 Februari 2013 lalu.
Alasannya, beliau terlalu tua untuk menjadi pemimpin Umat Katolik. Usianya sepuh, sudah 85 tahun. Karena itu ia merasa tak sanggup menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
Mundurnya Paus ke-265 ini adalah yang keempat kali dalam sejarah Vatikan, yang terakhir terjadi tahun 1415. Sementara, di era modern, ini adalah yang pertama.
Ia pemimpin pertama Gereja Katolik yang mundur dalam 600 tahun pada 2013, dengan alasan usia lanjut
Tahta Suci Vatikan mengumumkan Paus Benediktus XVI mengundurkan diri, dalam Bahasa Latin selama pertemuan di Vatikan, pada 11 Februari 2013 waktu setempat. Posisi Paus pun dinyatakan kosong sampai penggantinya terpilih.
Posisinya digantikan oleh Paus Fransiskus yang bernama asli Mario Bergoglio dari Argentina.
Entah fenomena alam biasa, atau "pertanda langit", di hari yang sama ketika Paus Benediktus XVI menyatakan akan mengundurkan diri 28 Februari 2013 mendatang, kilat menyambar kubah basilika Santo Petrus. Hanya selang beberapa jam. Mungkinkah langit berduka?
Memimpin di Tengah 'Badai'
Ia memimpin umat di tengah badai yang menerjang Vatikan, terkait skandal pelecehan seksual anak-anak yang dilakukan oknum pastur.
"Setelah berulang kali memastikan nurani saya di hadapan Tuhan, bahwa kekuatan saya -- di usia selanjut ini -- tak lagi sesuai untuk menyelenggarakan pelayanan Santo Petrus," kata Paus dalam pernyataannya.
"Apalagi dalam dunia saat ini, di mana perubahan dengan cepat terjadi, dan banyaknya pertanyaan mengguncang tentang relevansi iman, dalam rangka memimpin dan menyebarkan Injil, diperlukan kekuatan baik pikiran maupun fisik."
"Kekuatan yang dalam beberapa bulan terakhir, telah memburuk dalam diri saya. Saya harus mengakui ketidakmampuan saya untuk memenuhi pelayanan yang dipercayakan."
Advertisement