Liputan6.com, Manila - Setelah sebelumnya Filipina mengalami lonjakan harga bawang merah, kini negara tersebut mengalami masalah serupa terhadap bawang putih. Salah satu bumbu dapur tersebut mengalami kenaikan harga yang signifikan.Â
Dikutip Gulf News, Kamis (23/2/2023), harga bawang putih kini mencapai 400 peso atau sekitar Rp110.000 per kilogram. Harga tersebut lebih dari dua kali lipat harga daging ayam dan dua pertiga dari upah minimum harian di Manila.Â
Baca Juga
Per 29 Januari 2023, rata-rata harga grosir bawang putih di dunia adalah Rp18.000 per kilogram.Â
Advertisement
Demi mencegah terjadinya penimbunan, yang biasa terjadi ketika harga bahan baku melonjak, pemerintah telah menindaknya secara tegas, dengan menyerbu sejumlah gudang tempat penyimpanan bawah putih.Â
Â
Aksi Penimbunan
Lebih dari 90 persen bawang putih yang dikonsumsi di Filipina merupakan hasil impor, yang kebanyakan dari China. Penimbun pun disalahkan atas lonjakan harga, yang sebelumnya terjadi pada bawang merah kini juga terjadi pada bawang putih.
Dalam beberapa minggu terakhir, para penimbun telah ditindak karena mengakibatkan harga sayuran yang juga luar biasa tinggi.Â
Belum lama ini, Polisi Nasional Filipina (PNP) menemukan sekitar 300 ton bawang merah dan putih, yang diimpor secara ilegal dan bernilai 135 juta peso atau Rp37 miliar. Aksi tersebut terkuak dalam penggerebekan di Kota Manila dan Malabon.Â
Selain itu, Brigpol. Jenderal Romeo Caramat Jr., Direktur Investigasi Kriminal Kelompok Investigasi dan Deteksi Kriminal (CIDG), mengatakan tim mereka menyita 40 hingga 50 ton bawang merah impor dan bawang putih senilai sekitar 40 juta peso atau sekitar Rp11 miliar dari 23 gudang yang sebagian besar berada di Tondo dan Binondo di Manila.
Advertisement
Produksi Dalam Negeri Menurun
Produksi bawang putih di Filipina mengalami penurunan, sementara permintaannya relatif stabil di seluruh negeri.
Iklim di Filipina merupakan faktor kunci yang menghambat produksi bawang putih, meski tantangan utamanya dinilai adalah logistik.Â
Filipina adalah negara kepulauan, sehingga kendala tertentu dalam pengiriman produk pertanian ke seluruh negeri mengakibatkan petani terputus dengan target pasar mereka.
Sementara itu, kelompok petani menyalahkan Kementerian Pertanian karena kurangnya pengawasan pasokan dan dalam perencanaan ke depan untuk kedatangan impor yang tepat waktu.Â
Meskipun dinyatakan mengalami kekurangan pasokan tahun lalu, beberapa provinsi melaporkan kelebihan pasokan bawang putih yang kemudian membusuk. Ini kemungkinan karena adanya tantangan logistik, kurangnya pembeli, atau keduanya.