Liputan6.com, Blantyre - Badai Malawi dilaporkan merenggut nyawa lebih dari 200 orang. Korban jiwa banyak ditemukan di pusat komersial Blantyre. Lusinan anak turut menjadi korban jiwa bencana alam tersebut.
Dilaporkan BBC, Rabu (15/3/2023), pemerintah telah menetapkan 10 distrik di bagian selatan Malawi sebagai wilayah terjadinya bencana. Para regu penolong terus berjuang mencari para survivor yang terkubur dalam lumpur.
Advertisement
Baca Juga
"Kami ada sungai yang meluap, kami melihat ada orang-orang hanyut di air, kami ada gedung-gedung yang kolaps," ujar jubir polisi Peter Kalaya.
Seorang anak kecil ada yang berhasil diselamatkan setelah kepalanya terjebak dalam lumpur.
"Itu sangat sulit dilakukan tetapi kami berhasil menariknya," ujar seorang warga Blantyre bernama Aaron Ntambo yang terlibat proses evakuasi.
Kelompok Doctors Without Borders menyebut lebih dari 40 anak kecil di Malawi yang dinyatakan meninggal ketika tiba di rumah sakit. Pihak berwenang meminta agar keluarga yang berduka segera mengambil jenazah-jenazah untuk dikubur, sebab kamar mayat RS sudah penuh.
Pemerintah Malawi menyebut lebih dari 20 ribu orang telah dipindahkan akibat badai ini.
Rumah-rumah warga miskins sangat terdampak akibat badai yang terjadi. Ada rumah yang roboh akibat banjir, dan ada yang hanyut diterjang banjir. Hancurnya jalanan dan jembatan juga mempersulit operasi pertolongan.
World Meteorological Organization menyebut Freddy adalah salah satu topan tropis yang paling kuat yang pernah tercatat, serta dapat bertahan lama.