Perang Saudara Sudan Memburuk, Pemerintah Indonesia Siapkan Evakuasi WNI

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan berkoordinasi dengan PBB dan beberapa misi asing di Sudan dalam upaya evakuasi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 23 Apr 2023, 12:20 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2023, 12:16 WIB
Direktur Pelindungan WNI dan BHI, Judha Nugraha dalam press briefing bersama media pada Jumat (10/2/2023). (Dok: Liputan6/Benedikta Miranti)
Direktur Pelindungan WNI dan BHI, Judha Nugraha dalam press briefing bersama media pada Jumat (10/2/2023). (Dok: Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Khartoum - Proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Sudan tengah disiapkan. Hal tersebut dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI).

"Pemerintah Indonesia sedang terus bekerja mempersiapkan evakuasi," ujar Direktur Pelindungan WNI dan BHI Judha Nugraha kepada Liputan6.com, Minggu (23/4/2023). 

"Koordinasi dengan PBB dan beberapa misi asing di Sudan dilakukan."

Namun, Judha tidak menjelaskan lebih lanjut terkait dengan koridor evakuasi WNI yang akan ditempuh serta detail lainnya.

Arab Saudi tercatat sebagai negara pertama yang melakukan evakuasi terhadap warga negaranya sejak pertempuran dimulai. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengonfirmasi bahwa lebih dari 150 orang, termasuk diplomat dan pejabat asing, yang diselamatkan dari perang saudara Sudan tiba di Jeddah pada Sabtu (22/4).

Amerika Serikat (AS) juga telah mengevakuasi diplomat AS dan keluarga mereka dari Khartoum. Hal tersebut disampaikan Presiden Joe Biden.

"Hari ini, atas perintah saya, militer AS melakukan operasi untuk mengeluarkan personel pemerintah AS dari Khartoum," kata Biden.

 

 

Mantan Sekutu yang Bertempur

Pertempuran di Sudan. Dok: AP Photo/Abdullah Moneim
Pertempuran di Sudan. Dok: AP Photo/Abdullah Moneim

Pertempuran sengit pecah di Sudan Sabtu (15/4) antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo.

Keduanya adalah mantan sekutu tetapi ketegangan di antara mereka muncul selama negosiasi untuk mengintegrasikan RSF ke dalam militer negara tersebut sebagai bagian dari rencana untuk memulihkan pemerintahan sipil.

SAF dan RSF telah menyatakan bahwa mereka siap membantu mengevakuasi warga negara asing.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 420 orang tewas dan 3.700 terluka dalam pertempuran itu dan di lapangan situasi kemanusiaan semakin memburuk.

PBB mengatakan orang-orang semakin banyak melarikan diri dari daerah yang dilanda pertempuran, termasuk Khartoum.

"Hingga 20.000 pengungsi telah tiba di negara tetangga Chad," sebut PBB.

Pada Sabtu, bentrokan baru antara kedua kelompok tersebut menghancurkan gencatan senjata tiga hari yang diumumkan selama Idul Fitri.

Pertempuran dilaporkan terjadi di Khartoum, dengan saksi mengatakan kepada CNN bahwa bentrokan sengit terjadi di sekitar istana presiden dan suara ledakan serta pesawat tempur yang terbang terdengar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya