Liputan6.com, Oxford - Lubna Arshad mencatat sejarah baru. Ia adalah perempuan kulit berwarna sekaligus muslimah pertama dalam sejarah yang dilantik sebagai Lord Mayor of Oxford atau wali kota Oxford pada Rabu 17 Mei 2023. Dengan hijab yang menutupi kepala, ia tampil berbeda.
Lubna Arshad, yang sebelumnya adalah labour councillor, dilantik dalam sebuah upacara di Balai Kota Oxford. Pejabat sebelumnya, Kota James Fry pensiun dan mengundurkan diri.
Baca Juga
Arshad mengatakan, merupakan kehormatan seumur hidup baginya untuk melayani di kota tempat dia dilahirkan dan dibesarkan.
Advertisement
Mengutip BBC, Jumat (26/5/2023), masa jabatan Lord Mayor adalah satu tahun dan posisi tersebut hanya dapat diberikan kepada anggota dewan terpilih.
Arshad yang kini menjadi wali kota Muslim pertama di Oxford mengatakan pengangkatannya adalah kesempatan berharga.
"Saya merasa terhormat dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan, melayani kota kelahiran saya," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, Dewan Kota Oxford mengatakan, "Lubna mencetak sejarah sebagai perempuan kulit berwarna pertama, perempuan Muslim pertama dengan latar belakang heterogen, sekaligus wali kota termuda."
"Pencapaiannya merupakan terobosan dan mewakili kemajuan signifikan menuju keragaman, inklusivitas, dan keterwakilan dalam kepemimpinan," imbuh Dewan Kota Oxford.
Lubna Arshad terpilih sebagai anggota dewan kota pada tahun 2018, mewakili Cowley Marsh pada awalnya, dan kemudian karena perubahan batas pemilihan, sekarang melayani Temple Cowley.
Sebagai wali kota, Lubna Arshad juga menaungi sejumlah badan amal, yakni Humanity First, Oxford Community Action, dan Asylum Welcome.
Pidato Lengkap Pelantikan Lubna Arshad, Wali Kota Muslim dan Wanita Pertama di Oxford Inggris
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Damai beserta kalian semua.
Deputi Letnan, Deputi wali kota, Sheriff Kota, Pencatat yang terhormat, Sheriff County, Anggota Parlemen dan tamu-tamu yang terhormat. Saudara-saudara dan saudari-saudari yang terhormat,
Pertama dan yang terpenting, saya ucapkan rasa syukur saya kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kepada saya kesempatan untuk menyampaikan ini kepada Anda semua.
Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada orangtua yang telah memberikan dukungan dan petunjuk yang tiada hentinya, memberikan kepada saya nilai-nilai integritas dan keberanian dalam masa-masa sulit dan komitmen untuk membantu sesama.
Saya meminta izin dan persetujuan dari Anda untuk menyampaikan sedikit tentang diri saya dengan mengangkat tangan… Terima kasih.
Kakek-nenek saya adalah petani yang hidup dengan sederhana di era 1960an. Mereka bermigrasi dari Punjab ke Oxford Inggris. Saya bangga menjadi generasi kedua yang lahir dan dibesarkan di Oxford.
Selama bertahun-tahun, saya telah terlibat di dalam usaha-usaha sosial termasuk penggalangan dana untuk legiun Inggris Raya yang berpartisipasi pada proyek pemulihan korban bencana dan juga terlibat di dalam Ijtima yang singkatnya adalah even olahraga, kompetisi akademis, presentasi dan pengetahuan umum.
Sebagai muslim pertama, yang termuda dan perempuan non kulit putih pertama yang menjabat sebagai Lord Mayor (wali kota) dari sebuah kota, saya sangat percaya dengan prinsip Love for All, Hatred for None (Cinta untuk semua dan Membenci tidak kepada siapapun).
Ketika saya diminta untuk menduduki jabatan ini, saya tidak langsung menerimanya. Selama hampir 2 minggu saya berdoa meminta petunjuk dan pilihan... Dan memohon doa dan konsultasi dari Khalifah, yang akhirnya membuat saya pada hari ini dapat berdiri di hadapan Anda semua.
Saya sangat percaya kepada Tuhan saya. Saya juga berterimakasih kepada suami saya atas cinta dan dukungannya, terutama saat kampanye pemilihan dan ketika bekerja bersama komunitas lokal dan masyarakat.
Saat saya pergi dari rumah ke rumah untuk memantau keadaan masyarakat setempat, orang tua dan suami saya menjaga dan merawat anak-anak saya. Saya juga sangat berterima kasih kepada kakak laki-laki, kakak perempuan, bibi, teman-teman dan kamerad untuk kebaikan-kebaikan mereka.
Saya bangga dengan anak laki-laki pertama saya yangg dengan totalitas mengabdikan dirinya di kejuaraan Echo dalam memungut sampah dan kegiatan penanaman pohon untuk kota kita di sekolahnya.
Suatu momen yang sangat membanggakan saya ketika meminta anggota kabinet untuk kegiatan pengurangan sampah saat pandemi COVID-19. Saya menyumbangkan bantuan polytunnel (semacam rumah kaca penutup tanaman) yg pertama di Kota Oxford, untuk mengajarkan generasi muda tentang keberlanjutan (lingkungan hidup).
Melibatkan generasi muda, mengadakan perbincangan yang bermakna dan menghadiri kegiatan-kegiatan komunitas menciptakan rasa bahagia.
Saya berterimakasih kepada semuanya yangg telah hadir pada hari ini (17 Mei), juga kepada konselor yang telah memilih saya sebagai wali kota.
Saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada seluruh pahlawan tak dikenal/tanpa tanda jasa yang telah memberikan dampak positif dalam membentuk dunia kita.
Terlepas dari jabatan atau status sosial, Anda lah yang sebenarnya membuat perbedaan itu. Bagi saya fokus utama adalah selalu memberikan yang terbaik dan membantu orang lain.
Diperlukan kerendahan hati dan pikiran terbuka, pemahaman, pemaafan dan tekad yang tak tergoyahkan untuk melanjutkan di jalan ini dan ini adalah sifat-sifat yang dianugerahkan kepada kita dari Tuhan.
Saya sangat percaya bahwa tersedia bagi kita sumber daya yang melimpah dan segala sesuatu tentunya terjadi karena sebuah alasan, alih-alih tanggung jawab saya kepada keluarga muda saya dan orang tua kami, saya merasa berkewajiban membuat perubahan dalam skala yang lebih besar.
Sangat nampak seorang wanita muslim dengan kulit berwarna dan seorang wali kota yang lahir dan dibesarkan di kota ini, saya merasa mendapatkan kehormatan besar untuk melayani masyarakat dan bangsa kita. Saya sangat menerapkan dalam menghormati sesama dan menganjurkan pesan Love for All, Hatred for None.
Sejak masih sangat muda telah ditanamkan kepada saya nilai-nilai penyerahan diri untuk kerja-kerja dalam pengabdian tanpa pamrih terlepas dari besar atau pentingnya tugas tersebut. Setiap tahun saya aktif dalam penyelenggaraan Jalsah Salanah Internasional, di mana kami datang dari berbagai daerah dan tergabung dalam berbagai departemen di kepanitiaan, untuk melayani tamu-tamu dari dalam komunitas muslim Ahmadiyah.
Tujuan kita bersama adalah untuk memastikan kesejahteraan mereka tidak dimotivasi oleh penghargaan pribadi atau keinginan, hanya untuk menyenangkan pencipta kita.
Saya memegang keyakinan kuat bahwa perempuan adalah arsitek bangsa dan memegang kunci bagi masa depan yang lebih cerah. Dipercaya dengan peran Lord man Oxford sebuah kota yang telah memberi saya kesempatan terbaik dalam hidup adalah hak istimewa yang luar biasa seumur hidup.
Kehormatan berada pada posisi di mana saya dapat memberikan kembali kepada masyarakat seperti kata pepatah suatu bangsa tidak dapat direformasi tanpa reformasi pemudanya dan rakyatnya.
Ketika saya menghadiri pertemuan komunitas Muslim lokal saya, kami mengambil ikrar (janji Lajnah) yang menegaskan kembali kesiapan kami untuk mengorbankan waktu dan tenaga kami termasuk anak-anak kami demi iman dan bangsa. Ini berfungsi sebagai pengingat akan signifikansi dan tanggung jawab kita dalam masyarakat.
Doa saya adalah agar semua pemimpin menjadi penganjur perdamaian dan kemakmuran di seluruh dunia dengan menjunjung tinggi prinsip toleransi, keadilan dan kebebasan berkeyakinan. Semoga Tuhan menganugerahkan kepada saya dan Anda semua kesehatan dan kekuatan yang baik yang memungkinkan kami untuk melayani kota dan mendukung Amal yang telah saya pilih dengan cermat.
Organisasi ini akan membuat perbedaan yang signifikan dalam kehidupan individu yang tak terhitung jumlahnya dalam berbagai cara. Saya sangat percaya bahwa kita bisa mencapai dampak transformatif ini hanya dengan bekerja sama karena itu saya telah memilih organisasi amal yang luar biasa:
- Yang pertama adalah Humanity First, saya meminta semua orang untuk mendukung organisasi ini karena mereka memberikan Bantuan kepada individu dan keluarga yang terkena bencana dan mereka yang tinggal di komunitas yang kurang beruntung secara sosial baik secara global maupun nasional. Proyek mereka meliputi inisiatif seperti pemberian tempat tinggal atau penitipan anak yatim piatu, makanan, keamanan, pembangunan sekolah di daerah terpencil dan pemasangan panel surya/listrik di desa-desa terpencil di mana saya dan saudara laki-laki saya dengan biaya sendiri pergi untuk melakukan hal ini. Saya dan saudara perempuan saya secara pribadi mengajukan diri bersama komunitas kami menggalang dana untuk bantuan bencana didukung oleh Humanity First.
- Badan amal kedua saya adalah Komunitas Oxford, aksi selama lebih dari setahun saya telah menjadi sukarelawan dengan amal ini dan menyaksikan secara langsung perbedaan signifikan yang mereka buat dalam kehidupan keluarga yang berjuang di kota kami. Mereka tanpa lelah mengerjakan berbagai proyek termasuk ketentuan liburan, menyediakan makanan selama istirahat sekolah, memfasilitasi akses ke sumber daya Teknologi Informasi untuk Penduduk Oxfordshire dan mengirimkan Paket makanan kepada mereka yang membutuhkan. Mereka penyayang dan pendekatan yang berpusat pada komunitas benar- benar terpuji.
- Badan amal ketiga adalah Asylum welcome, menemui banyak individu yang menghadapi penganiayaan dan Trauma di negara asal mereka termasuk Afghanistan, Ukraina, Suriah, Irak dan Pakistan maupun di seluruh dunia. Saya menyampaikan sambutan hangat kepada mereka dan menawarkan dukungan di mana kemungkinan penerimaan Suaka memainkan peran penting dalam membantu mendukung individu-individu ini agar mereka menyesuaikan diri dengan kehidupan di komunitas kami. Ada lebih dari 200 sukarelawan dan mereka bekerja sangat keras untuk mendukung mereka yang datang ke kota dan organisasi kami.
Visi saya adalah menyatukan kota yang tidak setara ini dan saya mendorong semua individu terlepas dari iman mereka untuk bergabung dengan saya dalam usaha ini. Saya mohon Anda untuk menjangkau dan memberikan bantuan Anda saat kami melakukan tugas monumental ini bersama.
Terima kasih atas perhatian dan dukungannya, semoga Tuhan memberkati Anda semua.
Advertisement
Profil Singkat Lubna Arshad, Wali Kota Muslim dan Wanita Pertama di Oxford Inggris
Mengutip situs oxford.gov.uk, profil Lubna Arshad menyebut dirinya lahir di Oxford, Inggris. Ia dibesarkan di kota tersebut dan menyelesaikan studinya dengan gelar BSC (Hons) di bidang Computer Network Technologies (Teknologi Jaringan Komputer) dari Manchester.
Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di industri TI (Teknologi Informasi), semangat Lubna untuk kesetaraan dan keadilan membuatnya terpilih sebagai Anggota Dewan Kota pada tahun 2018, awalnya mewakili Cowley Marsh dan kemudian karena perubahan batas pemilihan, melayani Temple Cowley.
Lubna Arshad adalah mantan kandidat anggota Parlemen Eropa (MEP) untuk Wilayah SE (South East England/Inggris Tenggara) dan juga telah mewakili di berbagai komite termasuk Scrutiny Panel, Planning and the Housing Panel (Panel Pengawasan, Perencanaan dan Panel Perumahan).
Lubna telah mengukir sejarah sebagai perempuan kulit berwarna sekaligus muslimah pertama yang dilantik sebagai wali kota Oxford dengan latar belakang heterogen, sekaligus wali kota termuda. Pencapaiannya merupakan terobosan dan mewakili kemajuan signifikan menuju keragaman, inklusivitas, dan keterwakilan dalam kepemimpinan.
Sebagai perintis untuk representasi yang setara, Lubna dikenal karena membuat perbedaan dan mengadvokasi inisiatif ambisius untuk menutup kesenjangan upah gender dan melindungi kebebasan beragama, dengan semangat khusus untuk mendukung program ambisius bagi kaum muda dan memberantas kemiskinan.
Dedikasinya pada proyek-proyek kemanusiaan dan mengejar keadilan bergema dengan kuat, dan dia berfungsi sebagai panutan yang bercita-cita tinggi untuk perubahan tanpa rasa takut, memastikan bahwa semua suara didengar.