Penikaman di Prancis: 4 Anak dan 2 Orang Dewasa Terluka, Pelaku Adalah Pengungsi Suriah

Salah satu anak berkewarganegaraan Inggris dan yang lainnya Belanda.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Jun 2023, 06:49 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2023, 06:49 WIB
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Liputan6.com, Paris - Empat anak jadi korban penikaman di Taman Bermain Le Paquier di Annecy, Prancis, pada Kamis (8/6/2023). Anak-anak, yang berusia antara 22 bulan dan tiga tahun itu, kini dirawat di rumah sakit dan dinyatakan dalam kondisi stabil.

Salah satu anak berkewarganegaraan Inggris dan yang lainnya Belanda.

Selain itu, dua orang dewasa turut terluka dalam serangan tersebut. Salah satunya dalam kondisi kritis.

Pelaku berhasil ditangkap, namun identitasnya belum mengumumkan. Cuplikan video yang beredar luas menunjukkan seorang pria dengan pisau melompati pagar taman bermain anak-anak dan berulang kali menyerang seorang anak di stroller, mendorong seorang wanita yang mencoba menangkisnya. Dia kini diselidiki atas tuduhan percobaan pembunuhan.

Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne dan Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin telah mengunjungi lokasi penyerangan. Borne mengatakan bahwa tersangka adalah warga negara Suriah usia 31 tahun yang mendapat suaka di Swedia 10 tahun silam. Dia memasuki Prancis secara legal dan membawa dokumen identitas Swedia serta surat izin mengemudi Swedia.

Pelaku serangan pisau, menurut Borne, "tidak memiliki catatan kriminal atau psikiatris".

Sementara itu, Darmanin menuturkan bahwa Prancis telah menolak permintaan suaka yang diajukan tersangka pada awal bulan ini.

Seorang wanita yang mengaku sebagai mantan istri tersangka mengatakan kepada BFM TV bahwa mantan pasangannya itu adalah seorang Kristen.

"Dia tidak menelepon saya selama empat bulan. (Hubungan kami) berhenti karena kami tinggal di Swedia dan dia tidak ingin tinggal di Swedia lagi," ujar perempuan itu, yang kemudian menambahkan bahwa tersangka sebelumnya tidak menunjukkan kekerasan, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/6).

Presiden Prancis Emmanuel Macron mencap serangan ini mutlak tindakan pengecut. Dia mengutuk apa yang disebutnya sebagai proses mundurnya peradaban negara itu.

Perdebatan tentang Imigrasi

Ilustrasi bendera Prancis.
Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Ludovic Marin)

Majelis Nasional Prancis mengheningkan cipta selama satu menit pasca serangan pisau.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, yang sedang dalam perjalanan ke Amerika Serikat, mengatakan, "Kami bersama mereka yang terdampak serangan tak terduga ini, termasuk seorang anak Inggris - dan keluarga mereka.

"Saya telah menghubungi Presiden Macron dan kami siap menawarkan bantuan apa pun yang kami bisa."

Prancis telah dikejutkan oleh sejumlah tragedi kekerasan selama beberapa bulan terakhir, termasuk penikaman fatal bulan lalu terhadap seorang perawat di Kota Reims.

Sejauh ini, sebagian besar politikus berhati-hati untuk tidak mengambil kesimpulan, tetapi tidak dapat dihindari bahwa serangan itu akan menambah perdebatan tentang imigrasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya