Liputan6.com, Hanoi - Tepat 54 tahun yang lalu, Ho Chi Minh, seorang tokoh komunis yang juga Presiden Republik Demokratik Vietnam, dinyatakan meninggal dunia akibat serangan jantung yang menimpanya.
Sejak awal gerakan komunisme, Ho Chi Minh telah menjadi sosok sentral dalam gerakan tersebut di Vietnam.
Baca Juga
Lahir pada tahun 1890, Ho Chi Minh merupakan putra dari seorang pejabat pemerintah Vietnam yang mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap dominasi Prancis di negaranya. Ia menempuh pendidikan di Hue dan bekerja sebagai koki di kapal uap Prancis, kemudian melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, Afrika, dan Eropa, di mana ia mencari pekerjaan di London dan Paris.
Advertisement
Melansir dari History.com, setelah menerima paham Marxisme-Leninisme karena sikapnya yang anti-kolonial di tahun 1920, ia memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Nguyen Ai Quoc yang artinya "Nguyen Sang Patriot" dan turut serta dalam pendirian Partai Komunis Prancis.
Ho Chi Minh pergi ke Moskow pada tahun 1923 untuk menuntut ilmu dan mengikuti pelatihan. Pada tahun 1924, ia pergi ke Kanton, Tiongkok, untuk bertemu dengan Phan Boi Chau, salah satu tokoh nasionalis Vietnam terkemuka pada masa itu. Selama berada di Tiongkok, Ho memegang peran utama dalam pendirian Partai Komunis Indochina pada tahun 1929.
Ho Chi Minh, Simbol Revolusi Vietnam
Selama hampir satu dekade setelahnya, Ho Chi Minh menghabiskan waktunya untuk menulis dan berorganisasi, meskipun berada di luar Vietnam.
Ketika Jepang menyerbu Vietnam di awal Perang Dunia II, ia mengubah namanya menjadi Ho Chi Minh yang bermakna "Ho, Pembawa Cahaya."
Langkah yang ia lakukan selanjutnya adalah memindahkan kelompok revolusionernya ke gua-gua Pac Bo di utara Vietnam. Di sana, pada Mei 1941, ia mendirikan Viet Minh, sebuah organisasi nasionalis dan komunis untuk menggerakkan rakyat.
Selama perang, Ho dan Viet Minh membentuk aliansi yang bebas dengan American Office of Strategic Services (OSS), dan membantu menyelamatkan pilot Amerika yang jatuh. Pada tahun 1945, ketika Jepang menyerah, Viet Minh mengambil alih kekuasaan dan mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokratik Vietnam dengan Ho sebagai presiden.
Namun, Prancis yang ingin mengembalikan pemerintahan kolonial menolak memberikan kemerdekaan kepada Vietnam.
Â
Advertisement
Vietnam Terbelah Dua
Pada akhir tahun 1946, perang pecah antara Viet Minh dan Prancis. Perang berdarah ini berlangsung selama delapan tahun, dan berakhir dengan kemenangan Viet Minh atas Prancis dalam Pertempuran Dien Bien Phu pada tahun 1954.
Vietnam kemudian terbagi menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan melalui Persetujuan Jenewa. Ho fokus pada pembangunan masyarakat komunis di Vietnam Utara.
Pada awal tahun 1960-an, perang lainnya dimulai di Vietnam Selatan, di mana gerilyawan yang dipimpin oleh komunis memberontak melawan rezim yang didukung oleh AS di Saigon.
Ketika Amerika Serikat ikut campur militer, Ho memimpin pasukannya dalam perang yang berlarut-larut melawan Amerika. Selama periode ini, Ho terus memberikan kepemimpinan yang memotivasi bagi rakyatnya, meskipun perannya semakin bersifat seremonial karena kesehatannya yang semakin memburuk.
Kendati demikian ia tetap menjadi simbol dari revolusi dan ikon komunis setelah kematiannya pada tahun 1969.