Ngeri, Roda Depan Pesawat Boeing Copot Saat Hendak Lepas Landas

Roda depan jet Delta Air Lines Boeing 757 copot saat pesawat bersiap lepas landas pada akhir pekan dari bandara internasional Hartsfield-Jackson Atlanta di AS.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Jan 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi Pesawat
Ilustrasi Pesawat. (Christo Anestev/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Roda depan jet Delta Air Lines Boeing 757 copot saat pesawat bersiap lepas landas pada akhir pekan dari bandara internasional Hartsfield-Jackson Atlanta di Amerika Serikat.

Insiden ini dijelaskan oleh Federal Aviation Administration (FAA), dikutip dari laman The Guardian, Rabu (24/1/2024).

Menurut pemberitahuan awal FAA, tidak satu pun dari 184 penumpang atau enam awak pesawat terluka dalam insiden tersebut.

Laporan tersebut mengatakan, pesawat sedang mengantre dan menunggu lepas landas ketika roda bagian depan terlepas dan terguling menuruni bukit.

Pesawat tersebut dijadwalkan terbang ke Bogotá, Kolombia, dan pihak Delta mengatakan para penumpangnya akan dialihkan ke penerbangan pengganti.

Surat kabar itu mengatakan, Boeing menolak berkomentar dan mengarahkan pertanyaan kepada maskapai tersebut. FAA mengatakan kepada surat kabar itu bahwa mereka melanjutkan penyelidikan atas insiden ini.

Selama ini Boeing berada di bawah pengawasan regulator federal setelah pintu busi meledak di tengah penerbangan pada Boeing 737-900ER. Tidak ada yang terluka serius tetapi FAA melarang terbang 171 jet MAX 9 dan merekomendasikan pekerjaan inspeksi dan perbaikan.

Tim Bantuan Pencarian Dikerahkan Usai Pesawat Pengangkut Petugas Tambang Berlian Jatuh di Kanada

Ilustrasi Pesawat Terbang
Ilustrasi pesawat terbang. (Pixabay/qimono)

Sejumlah orang dilaporkan tewas setelah sebuah pesawat jatuh pada Selasa (23/1) di Wilayah Barat Laut Kanada dekat kota Fort Smith.

Kala itu, pesawat sedang menuju ke tambang berlian dan membawa para pekerja, dikutip dari laman CNN, Rabu (24/1/2024).

Beberapa penumpang di dalam pesawat tersebut adalah karyawan Rio Tinto, sebuah perusahaan pertambangan global.

Perusahaan tidak menyebutkan berapa banyak pekerjanya yang berada di dalam pesawat namun mencatat bahwa kecelakaan ini mengakibatkan korban jiwa saat pesawat tersebut sedang dalam perjalanan menuju tambang berlian.

Petugas di wilayah Northwest Territories juga mengatakan ada korban jiwa dalam kecelakaan itu tetapi tidak menyebutkan jumlahnya.

“Saat ini, kami dapat mengonfirmasi adanya korban jiwa, namun kami tidak akan memberikan informasi tambahan apa pun sambil menunggu laporan keluarga terdekat,” kata pihak di Wilayah Barat Laut Garth Eggenberger dalam siaran persnya.

Menanggapi kecelakaan itu, Pusat Kesehatan Fort Smith mengaktifkan protokol korban massal sekitar pukul 08.50 pada Selasa, menurut Otoritas Layanan Kesehatan dan Sosial Wilayah Barat Laut.

 

Penyidik Diturunkan Lakukan Penyelidikan

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Ilustrasi pesawat (Pixabay)

Kecelakaan itu juga mendapat tanggapan dari Royal Canadian Mounted Patrol, Canadian Rangers, dan Royal Canadian Air Force. Penyelidik dari kantor koroner Northwest Territories dan Dewan Keselamatan Transportasi juga dikirim ke Fort Smith setelah kecelakaan itu.

Pesawat yang terlibat adalah British Aerospace Jetstream yang terdaftar di Northwestern Air Lease, menurut Dewan Keselamatan Transportasi Kanada.

Pesawat ini dapat mengangkut hingga 19 penumpang, menurut situs Northwestern Air Lease.

RJ Simpson pejabar wilayah setempat mengeluarkan pernyataan yang menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga, teman, dan orang-orang terkasih dari mereka yang berada di dalam pesawat tersebut.

Ia juga mendorong warga yang terkena dampak untuk mencari dukungan dan menggunakan sumber daya kesehatan mental yang disediakan oleh pemerintah.

Infografis Pesawat Susi Air Dibakar di Nduga Papua Diduga Ulah KKB. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pesawat Susi Air Dibakar di Nduga Papua Diduga Ulah KKB. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya