Liputan6.com, Roma - Para pemimpin Afrika berkumpul dalam pertemuan puncak di Roma, Italia, pada Senin (29/1/2024) di mana Perdana Menteri Giorgia Meloni mengungkapkan rencana yang sangat dibanggakannya untuk benua tersebut.
Rencana itu bertujuan mengubah Italia menjadi pusat energi dan menghentikan migrasi.
Baca Juga
Meloni, pemimpin sayap kanan yang mulai menjabat pada tahun 2022 dengan dukungan kelompok antimigran telah berjanji mengubah hubungan dengan negara-negara Afrika melalui pendekatan nonpredatif.
Advertisement
Pendekatan itu terinspirasi oleh Enrico Mattei, pendiri perusahaan energi raksasa milik negara Italia, Eni. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Selasa (30/1/2024).
Jembatan Antara Eropa dan Afrika
Rencana Mattei yang diusung Meloni itu berharap dapat menempatkan Italia sebagai jembatan utama antara Afrika dan Eropa, menyalurkan energi ke utara sambil menukar investasi di selatan dengan kesepakatan yang bertujuan untuk mencegah migrasi.
"Tujuannya adalah untuk menyampaikan kepada negara-negara Afrika visi kami mengenai pembangunan Afrika. Ini berarti pendekatan baru, nonpredator, nonpaternalistik ... pendekatan antarsahabat untuk tumbuh bersama," ungkap Meloni dalam wawancara dengan radio nasional RAI.
Perwakilan dari lebih dari 25 negara mulai berdatangan pada Senin untuk menghadiri pertemuan puncak yang diadakan di senat Italia, yang dijuluki "Jembatan untuk pertumbuhan bersama".
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan perwakilan badan-badan PBB dan Bank Dunia juga menghadiri pertemuan itu.
Advertisement
Sejumlah Pemimpin Afrika Hadir
Mereka yang akan hadir termasuk Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat, Presiden Tunisia Kais Saied, Presiden Senegal Macky Sall, serta presiden Republik Kongo, Eritrea, Ghana, Kenya, Mauritania, Mozambik dan Zimbabwe.
Sementara itu, negara-negara lain, seperti Aljazair, Chad, Mesir, dan Republik Demokratik Kongo (DRC) akan diwakili oleh para menteri.
Italia menjabat sebagai presiden kelompok negara-negara G7 tahun ini dan berjanji menjadikan pembangunan di Afrika sebagai tema sentral, sebagian untuk meningkatkan pengaruh di benua di mana negara-negara besar seperti China, Rusia, India, Jepang dan Turki telah memperluas pengaruh politik masing-masing.