Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Richard Nixon tiba di China pada 21 Februari 1972 untuk mengakhiri hubungan dingin yang telah berlangsung selama 20 tahun antara kedua negara.
Kunjungannya dimulai dengan pertemuan tak terduga bersama Mao Zedong, dikutip dari BBC, Rabu (21/2/2024).
Hanya sedikit bocoran terkait pertemuan itu. Namun para pejabat mengatakan, pertemuan satu jam itu melibatkan "diskusi yang serius dan penuh kejujuran".
Advertisement
Setelah sambutan sederhana di bandara Peking, Presiden AS secara resmi disambut dalam jamuan makan mewah yang diadakan di Aula Besar Rakyat dan dipandu oleh Perdana Menteri Chou En-lai.
Chou menggambarkan perjalanan panjang Nixon ke Tiongkok sebagai sebuah "langkah positif" dalam menanggapi keinginan masyarakat kedua negara.
Dia mengisyaratkan ketegangan yang terjadi selama bertahun-tahun antara Tiongkok dan Amerika Serikat -- yang sebagian besar disebabkan oleh dukungan Amerika terhadap kaum nasionalis di Taiwan -- dan memuji pemerintah kedua negara atas usaha bersama yang pada akhirnya membuka pintu bagi kontak kembali
Dengan menggunakan salah satu kutipan Mao, Nixon mengatakan bahwa sudah waktunya untuk memanfaatkan hari dan memanfaatkan waktu "bagi kedua bangsa untuk mencapai puncak kejayaan yang dapat membangun dunia baru dan lebih baik".
Disusul dengan acara bersulang, di mana 800 tamu di jamuan makan berjalan dari satu meja ke meja lainnya sambil mendentingkan gelas seukuran bidal.
Para pengamat mengatakan, jamuan makan malam itu sangat kontras dengan sambutan dingin presiden di bandara.
Kunjungan bersejarah ini dibuat oleh penasihat keamanan nasional presiden, Dr Henry Kissinger, selama dua kunjungan ke Tiongkok tahun lalu.
Hal ini merupakan bagian dari kebijakan pemulihan hubungan yang bertujuan memulihkan hubungan diplomatik antara AS dan China.