Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan kehidupan di luar bumi masih menjadi teka-teki hingga saat ini. Para ahli astronom menduga kehidupan asing di luar bumi kemungkinan tidak hanya ditemukan di darat.
Kehidupan asing bisa jadi tersembunyi di lautan atau di bawah kerak es, seperti misalnya di satelit yang mengelilingi Jupiter dan Saturnus. Sayangnya, tempat-tempat tersebut tidak mudak di akses.
Dalam upaya tersebut, National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat tengah mengembangkan robot canggih yang disebut cryobot.
Advertisement
Baca Juga
Wahana cryobot adalah robot berbentuk silinder yang mampu memanaskan es untuk mengebornya, sehingga dapat mengakses lautan di bawahnya. Dikutip dari laman Space pada Senin (22/04/2024), 40 peneliti berkumpul di California Institute of Technology pada Februari 2023.
Mereka mematangkan konsep teknologi wahana itu. Para peserta mengeksplorasi sistem tenaga, termal, mobilitas, dan komunikasi yang diperlukan untuk misi semacam itu.
Wahana ini memerlukan pendarat dan akan mendarat di satelit yang beku. Para ahli akan mengerahkan wahana berbentuk silinder itu untuk menembus permukaan es menggunakan pengeboran air panas.
Cryobot ini akan memiliki sistem tenaga nuklir berkekuatan sekita 10 kilowatt yang terlindungi dalam struktur, sehingga aman dari tekanan tinggi laut dalam. Sistem manajemen termal akan menjaga suhu internal pada tingkat yang aman dan mendistribusikan panas dengan baik ke seluruh sistem.
Sistem pengaliran dan pemotongan air akan disertakan dalam perangkat untuk memungkinkan cryobot membersihkan batu, partikel, dan garam yang terbungkus dalam es. Peneliti yang berkumpul menyebut pula, sistem mitigasi bahaya merupakan prioritas utama dalam upaya pengembangan konsep tersebut di masa depan.
Selain itu cryobot yang ditempatkan di satelit juga akan memerlukan tautan komunikasi yang memungkinkan mengirimkan informasi ke pendarat di permukaan, yang pada gilirannya akan menyampaikan data ke bumi. Dalam hal ini, peneliti menyarankan untuk menggunakan metode komunikasi nirkabel, termasuk radio dan transceiver magnetik.
Kehidupan di Enceladus
Enceladus adalah salah satu bulan Saturnus yang diselimuti es tebal dan memiliki geiser di permukaannya. Enceladus adalah bulan terbesar keenam yang mengitari Saturnus, dengan diameter 504 kilometer.
Sebelumnya, tanda-tanda kehidupan ditemukanpara ahli setelah misi Cassini. Para ilmuwan menggunakan data dari misi Cassini yang sudah terbang berkali-kali melintasi gumpalan Enceladus dan cincin E Saturnus.
Kemudian, penganalisis debu kosmik Cassini mendeteksi mineral dan senyawa organik yang diperlukan untuk kehidupan.
Para ilmuwan menemukan bahan kimia utama kehidupan di Bulan Saturnus bernama Enceladus. Bahan kimia tersebut adalah fosfor.
Ilmuwan pertama kali mendeteksi fosfor dalam butiran es asin yang dilepaskan ke luar angkasa oleh gumpalan yang meletus di antara celah-celah cangkang es Bulan. Lautan ada di bawah permukaan Enceladus yang tebal dan sedingin es dan semburan material secara teratur keluar dari geyser di kutub selatan bulan.
Materi itu tergabung ke dalam cincin E terluar Saturnus. Sebelumnya, peneliti mendeteksi adanya senyawa natrium, kalium, klorin, dan karbonat dalam butiran es yang dikumpulkan dan dianalisis oleh Cassini.
NASA dan ESA sendiri telah berkomitmen untuk menjelajahi Europa dan mengembangkan konsep misi untuk mengunjungi Enceladus. Europa Clipper milik NASA diperkirakan akan diluncurkan pada Oktober 2024
Pengamatannya akan menghasilkan desain ideal untuk wahana cryobot. Wahana ini perlu menembus permukaan beku bulan dan kemudian menyampaikan data dari lautan di bawahnya.
(Tifani)
Advertisement