Panas Ekstrem Timbulkan Risiko Nyata bagi Industri Pariwisata Massal Spanyol

Ahli yakin bahwa pariwisata adalah salah satu dari banyak sektor yang berisiko atas perubahan iklim.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Jul 2024, 16:22 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2024, 08:03 WIB
Ilustrasi suhu panas ekstrem. (Dok. Pixabay/RosZie)
Ilustrasi suhu panas ekstrem. (Dok. Pixabay/RosZie)

Liputan6.com, Madrid - Darurat iklim menimbulkan "risiko nyata" bagi model pariwisata massal tradisional Spanyol karena meningkatnya suhu dan gelombang panas lebih sering melanda destinasi pesisir paling populer di negara itu. Demikian peringatan seorang penasihat kesehatan masyarakat senior.

Kepala Kesehatan dan Perubahan Iklim di Kementerian Kesehatan Spanyol Hector Tejero mengatakan dampak fisik yang semakin nyata dari darurat iklim telah menyebabkan kementerian memulai pembicaraan dengan Kedutaan Inggris tentang cara terbaik untuk mendidik wisatawan yang "rentan" tentang cara mengatasi panas.

Ketika ditanya apakah darurat iklim dapat menyebabkan pariwisata menghilang dari beberapa bagian Spanyol di masa mendatang, Tejero seperti dilansir The Guardian menuturkan, "Ini adalah risiko nyata karena kawasan wisata besar Spanyol, Sol y Playa – kawasan yang paling bergantung pada pariwisata – adalah tempat-tempat yang akan mengalami dampak perubahan iklim terbesar di Spanyol."

Kondisi seperti itu, tambahnya, dapat membuat wisatawan enggan datang atau menaikkan biaya AC untuk hotel karena AC harus menyala dalam jangka waktu yang lebih lama.

"Menurut saya, pariwisata adalah salah satu dari banyak sektor yang berisiko akibat perubahan iklim," beber Tejero. "Sektor ini perlu beradaptasi dengan realitas iklim yang akan terjadi ... Spanyol adalah negara Uni Eropa yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan hal itu tidak akan berubah dalam jangka pendek."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Protes dari Warga Lokal

Ilustrasi Valencia di Spanyol
Ilustrasi Spanyol (Dok.unsplash/ travelnow.or.crylater).

Kekhawatiran tentang pariwisata yang berlebihan di Spanyol atau overtourism – yang menerima rekor 85,1 juta pengunjung internasional tahun lalu - meningkat 19 persen dari tahun 2022 – telah menyebabkan demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri dalam beberapa bulan terakhir. Para pengunjuk rasa di Kepulauan Canary mengeluhkan bahwa kehadiran begitu banyak wisatawan memperburuk kekurangan air, sementara para aktivis di Kepulauan Balearic menuntut pembatasan jumlah mobil yang datang ke pulau itu via feri.

Laporan pemerintah Spanyol yang diterbitkan delapan tahun lalu meramalkan bahwa perubahan iklim dapat mengubah industri pariwisata Spanyol secara drastis, mengikis pantai, membanjiri sistem transportasi, menyebabkan kekurangan air, dan memaksa resor ski tutup. Laporan tersebut meramalkan bahwa pada tahun 2080 pariwisata Eropa utara dapat turun hingga 20 persen dari level tahun 2004 karena meningkatnya suhu mendorong orang untuk berlibur di rumah.

Namun, seperti yang disampaikan Tejero, gelombang panas dan suhu yang lebih tinggi tetap menjadi gejala darurat yang paling jelas dan langsung – dan sangat berbahaya bagi wisatawan yang tidak terbiasa dengannya.

"Kami tengah berdiskusi, khususnya dengan Kedutaan Besar Inggris – yang telah bekerja sama dengan kami dalam berbagai aspek perubahan iklim dan dekarbonisasi – untuk mulai memikirkan cara agar wisatawan yang datang lebih sadar akan krisis iklim dan memberi mereka lebih banyak saran agar mereka dapat melindungi diri mereka sendiri," beber Tejero.

"Pada akhirnya, wisatawan memiliki risiko lebih besar dalam cuaca panas karena mereka jelas tidak beradaptasi dengan suhu lokal, yang merupakan faktor yang sangat penting. Kami dapat melihat bahwa mereka tidak beradaptasi; mereka tidak memiliki kebiasaan melindungi diri dari panas – dan semua orang cenderung bersantai saat liburan dan tidak terlalu serius dalam hal menghindari sinar matahari pada waktu terpanas dalam sehari."


Pesan untuk Wisatawan

Ilustrasi cuaca panas
Ilustrasi cuaca panas. (Image by Freepik)

Tejero menuturkan lebih lanjut bahwa wisatawan sebaiknya mengikuti slogan pemerintah tentang cuaca panas – "lindungi diri Anda; minum air putih; segarkan diri" – dan petunjuk dari penduduk setempat yang mengetahui pentingnya menghindari sinar Matahari antara tengah hari dan pukul 16.00.

"Beberapa kasus fatal akibat sengatan panas yang terjadi tahun lalu berulang di antara wisatawan berusia di atas 50 atau 60 tahun yang melakukan pendakian di musim panas," tutur Tejero.

"Saya membaca tentang kasus beberapa hari lalu di mana seorang wanita meninggal karena suaminya tidak cukup bisa berbahasa Spanyol untuk menghubungi bantuan lewat telepon setelah dia pingsan. Saya pikir wisatawan perlu mengingat bahwa mereka sedikit lebih rentan daripada penduduk lokal – dan itu berarti mereka perlu lebih mematuhi anjuran dalam hal menjaga tubuh tetap terhidrasi serta menghindari sinar Matahari."

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya