Iran: Penyebab Jatuhnya Helikopter Presiden Raisi Cuaca Buruk

Selama tiga bulan terakhir, penyebab sebenarnya dari kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Raisi dan menteri luar negeri Iran masih diselimuti misteri.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Sep 2024, 13:09 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2024, 13:09 WIB
Evakuasi Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Cuaca buruk dan jarak pandang yang rendah mempersulit upaya penyelamatan di lokasi kejadian. (Azin Haghighi, Moj News Agency via AP)

Liputan6.com, Teheran - Laporan investigasi akhir yang dirilis pada hari Minggu (1/9/2024) mengungkap penyebab utama jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan rombongannya pada Mei 2024.

Selain Raisi, kecelakaan helikopter pada tanggal 19 Mei itu mengakibatkan kematian tujuh orang lainnya termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian. 

Dalam laporan yang dirilis pada Minggu, Dewan Tertinggi Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengonfirmasi bahwa kondisi iklim yang kompleks di wilayah tersebut pada musim semi merupakan penyebab utama kecelakaan. Demikian seperti dilansir Iran International, Selasa (3/9).

Laporan yang sama menyebutkan bahwa helikopter nahas itu bertabrakan dengan gunung setelah kabut tebal tiba-tiba naik dengan cepat ke atas.

Investigasi tidak menemukan bukti sabotase pada bagian atau sistem helikopter, kata Dewan Tertinggi, menepis spekulasi tentang kemungkinan keterlibatan pihak lain.

Bulan lalu, Fars News yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) melaporkan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca buruk dan helikopter kelebihan muatan. Mengutip sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya, laporan tersebut mengklaim, "Penyelidikan atas kecelakaan helikopter Raisi telah selesai ... ada kepastian penuh bahwa apa yang terjadi adalah kecelakaan."

Helikopter diduga membawa dua orang lebih banyak dari yang diizinkan berdasarkan protokol keamanan.

Namun, pusat komunikasi Staf Umum Angkatan Bersenjata, yang mengawasi penyelidikan kecelakaan, dengan tegas membantah laporan Fars News, menyebutnya "sepenuhnya salah."

Pusat komunikasi Staf Umum Angkatan Bersenjata kemudian mendesak media untuk berkoordinasi dengan mereka mengenai laporan pertahanan dan keamanan untuk menghindari menciptakan peluang bagi musuh untuk mengeksploitasi."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Teori Konspirasi Bermunculan

Evakuasi Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan tewas pada 20 Mei 2024, setelah tim penyelamat menemukan helikopternya yang jatuh di wilayah pegunungan barat yang diselimuti kabut, yang memicu duka di republik Islam tersebut. (Azin Haghighi, Moj News Agency via AP)

Pada Mei, laporan militer awal menyatakan bahwa tidak ada bukti pelanggaran atau serangan yang ditemukan. Laporan tersebut juga mencatat bahwa hanya 69 detik berlalu antara kontak terakhir dengan pilot helikopter dan kecelakaan, tanpa ada status darurat yang dinyatakan — fakta yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

Namun, yang membuat insiden tersebut mencurigakan adalah laporan kedua dari Dewan Tertinggi, yang mengatakan bahwa kondisi cuaca pada tanggal 19 Mei dilaporkan baik untuk penerbangan.

Di negara yang sudah dilanda ketegangan internal, ambiguitas seputar kematian Raisi —terutama mengingat statusnya sebagai calon penerus Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei — memicu spekulasi yang meluas. 

Kelambanan, bahkan kegagalan, pemerintah Iran memberikan penjelasan yang jelas dan transparan atas kecelakaan dan pernyataannya yang kontradiktif telah memungkinkan teori konspirasi meliar. Mulai dari sabotase oleh entitas asing hingga pekerjaan orang dalam yang mungkin diatur oleh putra Khamenei, Mojtaba.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya