Iran Peringatkan Respons Tegas jika Israel Balas Serangannya, Desak PBB Bertindak

Israel telah berulang kali mengonfirmasi akan melancarkan pembalasan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Okt 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 08:00 WIB
Rudal yang diluncurkan dari Iran menuju Israel melesat di langit malam seperti yang terlihat dari Deir al-Balah, Jalur Gaza, Selasa (1/10/2024).
Rudal yang diluncurkan dari Iran menuju Israel melesat di langit malam seperti yang terlihat dari Deir al-Balah, Jalur Gaza, Selasa (1/10/2024). (Dok. AP/Abdel Kareem Hana)

Liputan6.com, Teheran - Menteri luar negeri (Menlu) Iran memperingatkan Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa pihaknya siaga merespons jika Israel menyerang negaranya sebagai balasan atas serangan rudal pada 1 Oktober 2024.

Hari itu, Iran menembakkan hampir 200 rudal ke Israel sebagai balasan atas tewasnya dua sekutu terdekatnya, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, serta seorang jenderal Iran.

Sementara itu, pekan lalu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berjanji bahwa tindakan pembalasan negaranya akan "mematikan, tepat, dan mengejutkan".

"Iran, meskipun telah melakukan upaya habis-habisan untuk melindungi perdamaian dan keamanan kawasan, sepenuhnya siap untuk tanggapan yang tegas dan penuh penyesalan atas segala tindakan Israel," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi selama panggilan telepon dengan Guterres, menurut pernyataan dari kantornya pada Rabu (16/10), seperti dilansir CNA, Kamis (17/10).

Selama panggilan telepon pada Selasa (15/10) malam, Araghchi juga mengimbau PBB menggunakan sumber dayanya untuk menghentikan kejahatan dan agresi rezim Israel serta mengirim bantuan kemanusiaan ke Lebanon dan Jalur Gaza.

Pada Selasa, Araghchi berbicara pula melalui telepon dengan Menlu Prancis Jean-Noel Barrot. Araghchi menekankan perlunya menghentikan serangan Israel terhadap Lebanon, memperingatkan penentangan terhadap "petualangan baru" apa pun oleh musuh bebuyutannya di wilayah tersebut, dan menyerukan agar rintangan oleh Israel yang menghalangi pengiriman bantuan kepada orang-orang yang mengungsi disingkirkan.

Pada Minggu (13/10), pembicaraan lebih dulu dilakukan antara presiden kedua negara, Emmanuel Macron dan Masoud Pezeshkian.

Selama sepekan terakhir, Araghchi telah mengunjungi Lebanon, Suriah, Arab Saudi, Qatar, Irak, dan Oman dalam upaya meredakan ketegangan.

"Menlu Araghchi tiba di Yordania pada hari Rabu sebelum berangkat ke Mesir dan Turki," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei dalam unggahannya di platform media sosial X.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya