Roket Rusia Pembawa 3 Satelit Jatuh dan Meledak Saat Diluncurkan

Spekulasi yang berkembang saat ini, roket itu jatuh karena masalah teknis pada sistem pendorong DM-3.

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 02 Jul 2013, 13:52 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2013, 13:52 WIB
roket-rusia-130702b.jpg
Roket Proton-M milik Rusia jatuh dan meledak sesaat setelah diluncurkan dari pusat peluncuran ruang angkasa di Baikonur, Kazakhstan. Roket itu membawa 3 satelit tambahan untuk Global Navigation Satellite System (GLONASS) atau GPS milik Rusia.

"Terjadi kecelakaan saat peluncuran Proton-M. Roket jatuh dan meledak di wilayah peluncuran," kata Juru Bicara Badan Antariksa Rusia seperti dikutip RIA Novosti, Selasa (2/7/2013). "Sebuah komisi investigasi yang dikepalai Deputi Kepala Roscosmos Alexander Lopatin telah dibentuk," tambah Juru Bicara itu.

Sebuah sumber yang dikutip RIA Novosti mengatakan, kesimpulan terhadap kemungkinan penyebab kecelakaan ini bisa diketahui dalam 2 hingga 3 hari ke depan. Namun, spekulasi yang berkembang saat ini menyebutkan roket itu jatuh karena masalah teknis pada sistem pendorong DM-3.

Sumber itu juga menyebutkan aktivitas peluncuran di Baikonur ini akan dihentikan selama 2 hingga 3 bulan ke depan. Alasannya, karena wilayah ini terkontaminasi 200 metric ton bahan bakar roket yang berbahaya.

Kecelakaan ini merupakan kegagalan ke-2 peluncuran Proton-M dengan pendorong DM-3 dalam 3 tahun terakhir. Rusia kehilangan 3 satelit Glonass pada Desember 2010 ketika Proton-M jatuh di Sabudera pasifik. Saat itu, roket Proton-M juga dilengkapi sistem pendorong DM3 yang didesain dan dibuat oleh perusahaan Energia.

Saat itu, investigasi yang dilakukan Rusia menyimpulkan ahli dari perusahaan Energia salah menghitung keperluan bahan bakar yang diperlukan oleh pendorong DM-3. Akibatnya, jumlah oksidan melebihi batas normal 1 hingga 1,5 ton dan mengakibatkan kelebihan beban sehingga Proton-M tidak bisa menempatkan satelit pada orbitnya. (Eks/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya