Awas! Satelit The Gravity Ocean Circulation Explorer (GOCE) diprediksi akan jatuh ke bumi. Pecahan satelit berbobot 1 ton milik Eropa itu diperkirakan akan jatuh ke bumi antara Minggu malam atau Senin pagi.
Satelit ini dikirim ke luar angkasa pada Maret 2009 dengan misi memantau variasi gravitasi dan permukaan air laut. Namun pada 21 Oktober yang lalu, satelit ini kehabisan bahan bakar. Sehingga tidak punya daya lagi untuk mengorbit pada lintasannya.
Laman News.com.au, Senin (11/11/2013) memberitakan, Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA) memprediksi satelit yang orbit sebenarnya berada di 224 kilometer di atas bumi ini akan jatuh bebas ke bumi dari ketinggian sekitar 160 kilometer.
"Satelit ini akan pecah pada ketinggian sekitar 80 kilometer," demikian pernyataan dari ESA. "Pada saat itu, waktu dan lokasi yang tepat tempat jatuhnya serpihan satelit ini tidak dapat diprediksi." Bisa jadi serpihan ini jatuh di wilayah Indonesia.
Namun jangan takut yang berlebihan. Kemungkinan kita tertimpa serpihan satelit ini sangat kecil. Manajer operasi pesawat ruang angkasa Esa Christoph Steiger mengatakan, kemungkinan manusia tertimpa serpihan satelit ini 65.000 kali lebih kecil daripada peluang tersambar petir.
Meski demikian, kejadian orang tertimpa serpihan satelit pernah juga terjadi. Pada 1997, Lottie Williams yang tengah berjalan-jalan di taman Tusla, Oklahoma, tangannya tertimpa besi yang belakangan dinyatakan serpihan roket Delta II.
William memang tidak terluka dalam insiden itu. Namun dia menjadi trauma. Selalu ketakutan jika terkena benda yang jatuh. "Anda tidak akan mendengarkannya ketika datang, Anda hanya melihatnya datang ke arahmu," kata William.
Manajer Misi ESA Rune Floberghagen, sebagaimana dikutip BBC, mengatakan, diprediksi hanya 25% bagian GOCE yang sampai ke permukaan bumi. Itu artinya, hanya sekitar 250 kilogram saja bagian GOCE yang sampai ke bumi.
Serpihan serpihan satelit itu juga diprediksi berpeluang besar jatuh di lautan. Sebab, proporsi antara daratan dan lautan di bumi lebih luas lautan. (Eks)
Satelit ini dikirim ke luar angkasa pada Maret 2009 dengan misi memantau variasi gravitasi dan permukaan air laut. Namun pada 21 Oktober yang lalu, satelit ini kehabisan bahan bakar. Sehingga tidak punya daya lagi untuk mengorbit pada lintasannya.
Laman News.com.au, Senin (11/11/2013) memberitakan, Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA) memprediksi satelit yang orbit sebenarnya berada di 224 kilometer di atas bumi ini akan jatuh bebas ke bumi dari ketinggian sekitar 160 kilometer.
"Satelit ini akan pecah pada ketinggian sekitar 80 kilometer," demikian pernyataan dari ESA. "Pada saat itu, waktu dan lokasi yang tepat tempat jatuhnya serpihan satelit ini tidak dapat diprediksi." Bisa jadi serpihan ini jatuh di wilayah Indonesia.
Namun jangan takut yang berlebihan. Kemungkinan kita tertimpa serpihan satelit ini sangat kecil. Manajer operasi pesawat ruang angkasa Esa Christoph Steiger mengatakan, kemungkinan manusia tertimpa serpihan satelit ini 65.000 kali lebih kecil daripada peluang tersambar petir.
Meski demikian, kejadian orang tertimpa serpihan satelit pernah juga terjadi. Pada 1997, Lottie Williams yang tengah berjalan-jalan di taman Tusla, Oklahoma, tangannya tertimpa besi yang belakangan dinyatakan serpihan roket Delta II.
William memang tidak terluka dalam insiden itu. Namun dia menjadi trauma. Selalu ketakutan jika terkena benda yang jatuh. "Anda tidak akan mendengarkannya ketika datang, Anda hanya melihatnya datang ke arahmu," kata William.
Manajer Misi ESA Rune Floberghagen, sebagaimana dikutip BBC, mengatakan, diprediksi hanya 25% bagian GOCE yang sampai ke permukaan bumi. Itu artinya, hanya sekitar 250 kilogram saja bagian GOCE yang sampai ke bumi.
Serpihan serpihan satelit itu juga diprediksi berpeluang besar jatuh di lautan. Sebab, proporsi antara daratan dan lautan di bumi lebih luas lautan. (Eks)