Tes Darah Bisa Deteksi Diabetes Mellitus 10 Tahun Sebelumnya

Kabar terbaru, tes darah sederhana bisa mendeteksi diabetes sampai 10 tahun sebelum gejala pertama terjadi.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Jul 2014, 18:30 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2014, 18:30 WIB
KPAI Minta TK Internasional Tes Darah Semua Karyawannya
(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Diabetes tipe-2 adalah penyakit akibat gaya hidup, yang merepotkan. Komplikasi diabetes tipe-2 mendatangkan paket penyakit mematikan. Namun, penyakit ini sangat bisa dicegah. Ada tes darah sederhana yang dapat mendeteksi diabetes 10 tahun sebelum gejala pertama terjadi.

Diabetes adalah penyakit dengan ancaman komplikasi yang paling komplet. Jika sudah terserang, penderitanya hanya bisa mengendalikan kadar gula darah dengan gaya hidup sehat, yaitu mengatur makanan, berolah raga, dan minum obat yang diresepkan dokter.

Bila gula darah tak terkendali, sejumlah komplikasi bisa menyerang. Mulai dari serangan jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, kebutaan, hingga ancaman amputasi. Biaya pengobatan pun jadi mahal. Asuransi pun dikenal ogah membiayai diabetes.

Ancaman diabetes menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of American Medical Association (JAMA) sudah mencapai tingkat global. Penyandang diabetes disebutkan dalam jurnal tersebut meroket dari 240 juta pada 2007 menjadi 380 juta pada 2025. Kabar buruknya, 60 persen dari jumlah itu berada di Asia.

Kabar terbaru, tes darah sederhana bisa mendeteksi diabetes sampai 10 tahun sebelum gejala pertama terjadi. Peneliti dari Amerika Serikat bisa dengan benar mendeteksi orang yang bakal menderita diabetes tipe-2 hanya dengan melihat kadar lima asam amino di dalam darah.

Tim peneliti dari Universitas Harvard itu berharap, tes seperti ini dapat digunakan untuk menskrining diabetes tipe-2. Demikian harapan mereka yang dikabarkan Nature Medicine.

Identifikasi Risiko
Dr. Victoria King, kepala peneliti diabetes di Inggris mengatakan, ”Deteksi dini dan manajemen diabetes tipe dua adalah langkah penting mengurangi risiko komplikasi diabetes seperti penyakit jantung, serangan stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi. Karena itu, mencari cara mengidentifikasi mereka yang berisiko diabetes adalah penting.”

“Penelitian itu di masa depan dapat membantu kita mengidentifikasi mereka yang berisiko sekaligus memberi wawasan bagaimana dan meng-apa terjadi penyakit diabetes tipe-2,” imbuhnya.

Diabetes tipe-2 sangat erat kaitannya dengan kelebihan berat badan akibat gaya hidup kurang gerak dan pola makan tak sehat. Dalam banyak kasus, kondisi ini bisa dicegah atau ditunda dengan menjaga berat badan dan gaya hidup sehat, demikian kata Dr. King.

Di samping menjaga berat dan gula darah sehat, dalam waktu dekat dokter juga bisa menggunakan alat untuk membantu mengidentifikasi risiko dengan tes yang dilakukan tim Harvard. Tes yang digunakan dalam penelitian Harvard tersebut meneliti kadar molekul kecil dalam darah. Di antara 2.422 sukarelawan yang diteliti, belakangan 201 orang menderita diabetes.

Para peneliti menemukan bahwa tes darah sebelumnya mengidentifikasi mereka yang terkena diabetes bertahun-tahun sebelum mengalami gejala diabetes. Mereka dengan kadar asam amino tertinggi di dalam darah ternyata lima kali lebih tinggi berisiko menderita diabetes dalam waktu 12 tahun penelitian.

Tes darah ini belum siap digunakan di seluruh dunia untuk deteksi dini diabetes tipe-2. Dr. Robert Gerszten dan rekan-rekan yang mengerjakan penelitian mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian lagi sebelum bisa merekomendasikan tes ini dipakai semua orang di dunia.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya