50 Persen Lebih Orang Tua Tak Paham Mental Anak

Sebuah survei mengungkapkan bahwa di atas 50 persen orang tua di Inggris tidak berbicara pada anak mereka tentang topik kesehatan mental.

oleh Risa Kosasih diperbarui 03 Des 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2015, 18:00 WIB
20151116-Ilustrasi Kedekatan Orang Tua dan Anak
Ilustrasi Kedekatan Orang Tua dan Anak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah survei mengungkapkan bahwa di atas 50 persen orang tua di Inggris tidak berbicara pada anak mereka tentang topik kesehatan mental, termasuk stres, depresi, dan kecemasan.

Persentase ini didapat dari mewawancarai 1.000 orang tua yang menyimpulkan hampir 55 persen dari mereka tidak pernah menggali tentang hal-hal berbau mental ketika berinteraksi dengan anak-anak mereka. 20 persen dari mereka, bahkan tidak ada ide bagaimana menyinggung topik tersebut.

Dikutip dari laman Health Aim, pada Kamis (3/12/2015) siang, survei ini merupakan bagian dari upaya Departemen Kesehatan untuk mengubah stigma yang berhubungan dengan kesehatan mental. Sedangkan orang tua yang berpartisipasi memiliki anak dari kelompok usia 6 sampai 18 tahun.

Survei dilakukan olah sebuah perusahaan yang biasa meriset pasar, dengan kampanye 'Time to Change'. Kampanye ini dijalankan oleh badan amal ternama, Rethink Mental Illness and Mind.

Dari jajak pendapat pula, ditemukan hampir 45 persen dari orang tua responden mengatakan bahwa tidak ada kebutuhan dalam percakapan dengan anak mereka untuk mengganggap kesehatan mental jadi isu yang harus dibahas.

Pada saat yang sama, kampanye tersebut mengklaim bahwa hampir 10 persen anak-anak mungkin menghadapi masalah kesehatan mental saat ini.

"Ini harus jadi generasi yang membawa perubahan. Masalah kesehatan mental adalah pengalaman yang umum dialami tiga anak di setiap kelas," tutur Sue Baker, direktur Time to Change.

"Penelitian kami telah menunjukkan bahwa berbicara tentang kesehatan mental membuat canggung banyak orang tua dan orang yang masih muda dan kami harus mengubah itu di rumah, di sekolah, di media sosial dan di lingkungan sosial yang lebih luas," tutur Baker lagi.

Bahkan, Anggota Komnas Anak di Inggris Anne Longfield mengatakan hampir 62 persen anak-anak malah mencari sendiri arti depresinya di internet dan tak memiliki keberanian untuk mencari bantuan medis untuk penyakit mental yang mereka alami.

Jadi, jangan tunda lagi. Sekaranglah saatnya untuk memecah keheningan dan berbicara pada anak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya