Liputan6.com, Jakarta Mencium aroma tubuh pasangan Anda, ternyata dapat mengurangi stres. Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology.
Dalam studi tersebut, periset di University of British Columbia, Kanada, melakukan riset untuk melihat efek psikologis dari kaus yang berbau (aroma tubuh) pasangan mereka dan orang asing.
Baca Juga
Dikutip dari Tech Times pada Jumat (16/3/2018), mereka melakukan penelitian pada 96 pasangan lawan jenis. Para peserta laki-laki memakai baju bersih selama 24 jam, tanpa memakai parfum atau deodoran.
Advertisement
Mereka juga diminta untuk tidak merokok dan mengonsumsi makanan yang bisa merubah bau tubuh mereka. Setelah 24 jam, kaus mereka diambil dan dibekukan untuk menyimpan aroma tubuh.
Para peneliti memberikan dua kaus kepada peserta perempuan untuk dicium aroma tubuhnya. Salah satu kaus adalah pakaian pasangan mereka, sementara yang satunya tidak. Partisipan tidak diberitahu siapa pemilik dari kedua kaus itu.
Peserta perempuan kemudian menjalani tes pada tingkat stres mereka. Selain itu, air liur mereka juga diminta untuk menghitung kadar kortisol.
Perempuan dipilih karena mereka dianggap lebih peka penciumannya, dibandingkan dengan laki-laki.
Hasilnya adalah, mereka yang mencium pakaian ber-aroma tubuh pasangan mereka, akan merasa lebih tenang sebelum dan sesudah mengerjakan tes.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:Â
Tingkat Hormon Stres Lebih Rendah
Menurut penelitian tersebut, mencium pakaian pasangan memiliki hubungan dengan tingkat hormon stres yang lebih rendah. Hormon ini disebut dengan kortisol.
Selain itu, perempuan yang mencium bau pakaian pasangan dan benar-benar mengenalinya, memiliki kortisol yang lebih rendah.
Ini menunjukkan bahwa mencium aroma pasangan menjadi lebih efektif jika mereka benar-benar mengenal aromanya.
Di sisi lain, mencium bau tubuh orang yang tidak asing, membuat peserta wanita memiliki tingkat stres yang lebih tinggi.
Marlise Hofer, yang merupakan penulis dalam penelitian ini menyatakan, hal ini mengungkapkan mengapa manusia takut pada orang asing.
Advertisement