Liputan6.com, Jakarta COVID-19Â tak hanya membawa wabah virus yang mematikan bagi orang dengan kondisi khusus, namun juga sepertinya obesitas. Terutama di beberapa negara yang menjalani lockdown sehingga aturan olahraga kerap tertunda.
Seperti yang dialami seorang pria berinisial Zhou (untuk melindungi privasinya), berusia 26 tahun ini baru saja dilabeli sebagai orang tergemuk di Wuhan setelah berat badannya bertambah 100 kilogram dalam kurun waktu lima bulan. Tepat sejak diberlakukan lockdown, Januari lalu di daerahnya, dilansir dari odditycentral.
Baca Juga
Zhou mengaku biasanya ia bisa menjaga berat badannya sambil bekerja di kafe setempat dan hidup normal sebagaimana orang lain. Namun, saat Zhou mulai menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruangan, gaya hidupnya berubah juga.
Advertisement
Ia mengaku tidak dapat membakar kalori, sehingga kian hari berat badannya kian bertambah. Hingga dalam waktu beberapa bulan ia berbobot 280 kilogram, bertambah sekitar 100 kilogram dari beratnya sebelum epidemi COVID-19.
Kasus mengejutkan ini terungkap pekan lalu, oleh salah seorang dokter yang merawatnya di Wuhan University Central South Hospital, bersamaan dirilisnya foto-foto saat Zhou pertama masuk ruang perawatan, pada 1 Juni.
Berdasarkan laporan dokter yang menangani Zhou, Zhou mengaku dirinya tidak pernah keluar rumah sejak lockdown pada bulan Januari. Namun berta badannya yang terus bertambah membuat Zhou kesulitan dan tidak bisa tidur dengan nyaman lagi. Sehingga pada akhirnya ia meminta bantuan medis.
Â
Kata Dokter
Dr. Li Zhen, wakil direktur Pusat Bedah Obesitas dan Metabolik di Wuhan University Central South Hospital mengatakan pada hari Zhou masuk rumah sakit, Zhou mengatakan," Dokter, saya belum menutup mata selama 48 jam. Rasanya sangat tidak nyaman. Bisakah Anda (dokter Li) membantu saya?". Zhou sungguh memohon hampir berputus asa, setelah mendapat penolakan dari dokter lain, karena berat badannya yang terlalu ekstrem.
Setelahnya, tim paramedis berjuang mengeluarkan Zhou dari rumahnya dan masuk ke ambulans. Lalu ia dirawat di ICU. Saat dilakukan tes awal, dokter menemukan berbagai gejala seperti gagal jantung dan disfungsi pernapasan. Sayangnya, ukuran tubuhnya menyulitkan dokter untuk melakukan tes lain yang diperlukan, seperti tekanan darah dan EEG (Electroencephalography atau pemeriksaan gelombang otak).
Selama 10 hari, dokter mencoba menstabilkannya, dan pada 11 Juni ia dinyatakan stabil dan keluar dari bahaya langsung.
Dr Li Zhen mengatakan bahwa obesitas pasien disebabkan oleh faktor genetik dan kelainan endokrin yang diperburuk oleh ketidakaktifannya dan peningkatan asupan kalori selama lima bulan lockdown Wuhan. Ia dan timnya berharap Zhou akan mampu menurunkan setidaknya 25 kilogram agar Zhou dapat dengan aman menjalani operasi bypass lambung untuk membantunya menurunkan sebagian besar kelebihan berat badan.
"Saya hanya bisa berharap bahwa dengan menyesuaikan pola makan dan istirahat dan metode lain, itu (berat badan) dapat mengurangi lebih dari 25 kilogram dalam tiga bulan sehingga risiko operasi akan sangat berkurang," kata dokter Li kepada odditycentral.
Kebijakan larangan keluar rumah sejak pandemi Covid-19 mungkin wajar jika beberapa orang mengalami penambahan jumlah berat badan karena kurang gerak dan asupan nutrisi yang tidak seimbang. Meskipun bertambah hingga 100 kilogram terlalu berlebihan. Maka sebaiknya Anda terus mencoba aktivitas dari tutorial video meskipun Anda tidak bisa keluar rumah karena takut tertular atau merupakan kelompok risiko.
Advertisement