Liputan6.com, Jakarta - Rusia menemukan dua kasus varian baru virus corona Afrika Selatan. Hal ini disampaikan oleh regulator kesehatan konsumen Rospotrebnadzor dalam sebuah pernyataan, Selasa (16/32021).
Varian baru virus corona ini pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada Desember. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini sekarang telah terdeteksi di lebih dari 40 negara.
Baca Juga
Dilansir dari BBC, ilmuwan Afrika Selatan mengatakan tidak ada bukti jelas bahwa varian tersebut berkaitan dengan penyakit yang lebih parah atau menyebabkan dampak yang lebih buruk. Namun, varian virus ini tampaknya menyebar lebih cepat.
Advertisement
Tak hanya varian virus corona Afrika Selatan, Rusia juga dilaporkan telah menemukan 28 kasus varian baru virus corona Inggris. Kasus virus baru tersebut pertama kali teridentifikasi pada Januari.
Rospotrebnadzor Rusia mengatakan telah melakukan 8.159 tes untuk mutasi virus corona sejauh ini. Tes tersebut mengumpulkan dan menguji sampel dari berbagai orang yang berbeda, termasuk mereka yang baru bepergian ke luar negeri dan orang-orang yang diduga terinfeksi COVID-19 untuk kedua kalinya.
Simak juga video berikut
Strategi Pemerintah Rusia
Presiden Vladimir Putin bulan lalu memerintahkan peninjauan untuk menentukan keefektifan vaksin yang diproduksi Rusia terhadap varian baru yang menyebar di berbagai belahan dunia.Â
Rusia menguji keefektifan vaksinasi ulang dengan suntikan Sputnik V untuk melindungi dari varian baru virus corona. Pada Februari lalu, para peneliti pun mengungkapkan hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang kuat.
Sejak awal pandemi, Rusia telah melaporkan lebih dari 4 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 90.000 kematian.Â
Â
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement