Inggris Batasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Tidak untuk Usia di Bawah 30 Tahun

Inggris membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca, usai regulator obat Eropa mengumumkan kemungkinan efek samping langka berupa pembekuan darah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Apr 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 17:00 WIB
Banner Infografis Stok Vaksin Covid-19 di Indonesia Menipis. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Stok Vaksin Covid-19 di Indonesia Menipis. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Inggris merekomendasikan vaksin COVID-19 AstraZeneca tidak diberikan untuk orang dewasa di bawah 30 tahun. Hal ini terkait dengan kekhawatiran usai menguatnya bukti keterkaitan vaksin dengan pembekuan darah langka.

Joint Committee on Vaccines and Immunisation (JCVI), mengatakan bahwa orang sehat berusia 18 sampai 29 tahun yang tidak berisiko tinggi COVID-19, harus mendapatkan opsi suntikan vaksin jika tersedia di lokasi mereka.

Dikutip dari The Guardian pada Kamis (8/4/2021), JCVI pun mengatakan bahwa bagi lansia, manfaat vaksin yang paling banyak dipakai di Britania Raya itu, masih jauh lebih besar daripada risikonya.

"Kami tidak menyarankan penghentian vaksinasi apa pun bagi individu mana pun dalam kelompok usia apa pun," kata Wei Shen Lim, ketua JCVI, seperti dikutip dari AP News.

Lim mengatakan bahwa mereka lebih menyarankan preferensi untuk satu vaksin ketimbang vaksin lain pada kelompok tertentu, sebagai kehati-hatian, daripada memiliki masalah keamanan yang serius.

Deputi Chief Medical Officer Inggris, Jonathan Van-Tam mengatakan bahwa langkah ini seharusnya hanya akan sedikit atau tidak berdampak pada jadwal vaksinasi. Namun ia mengingatkan bahwa pada warga 30 tahun ke bawah, mungkin ada penundaan singkat vaksinasi.

"Kami akan mengikuti saran terbaru hari ini, yang memungkinkan orang segala usia untuk terus percaya penuh pada vaksin, membantu kita menyelamatkan nyawa dan dengan hati-hati kembali ke keadaan normal," tulis Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di akun Twitternya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Regulator Eropa Masih Izinkan Penggunaannya

Banner Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Jacob King/Pool via AP)
Banner Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Jacob King/Pool via AP)

Rekomendasi tersebut dikeluarkan usai regulator obat Eropa, European Medicines Agency (EMA), mengeluarkan adanya kemungkinan efek samping pembekuan darah yang langka, dari vaksin AstraZeneca.

Namun, EMA tidak mengeluarkan rekomendasi batasan usia seperti yang dilakukan Inggris. Mereka menyerahkan keputusan pembatasan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca kepada negara-negara anggotanya.

EMA hanya menyatakan bahwa sebagian besar kasus yang ditemukan, dilaporkan pada wanita di bawah 60 tahun dalam dua pekan usai vaksinasi. Namun mereka belum bisa mengidentifikasi faktor risiko spesifik berdasarkan informasi yang tersedia sekarang.

"Risiko kematian akibat COVID jauh lebih besar daripada risiko kematian akibat efek samping ini," kata Emer Cooke, Direktur Eksekutif EMA, yang masih menyarankan penggunaannya.

Terkait hal ini, pihak AstraZeneca juga telah menyatakan bahwa baik Inggris dan Eropa, telah meminta pembaruan pada label vaksin, untuk memperingatkan "potensi efek samping yang sangat langka" ini.

"Kedua ulasan ini menegaskan kembali bahwa vaksin menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap semua tingkat keparahan COVID-19 dan bahwa manfaat ini terus jauh lebih besar daripada risikonya," kata AstraZeneca.

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa?

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya