Liputan6.com, Jakarta Otoritas kesehatan Singapura memberikan izin penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech bagi kelompok anak berusia 12 sampai 15 tahun pada Selasa waktu setempat.
Sebelumnya, vaksin Pfizer hanya diizinkan di negara itu untuk diberikan kepada mereka yang berusia 16 tahun ke atas. Keputusan itu diberikan di bawah otorisasi sementara oleh Health Sciences Authority (HSA) pada Desember tahun lalu.
Baca Juga
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan dalam konferensi persnya bahwa komite pakar vaksinasi COVID-19 juga mempertimbangkan dukungan mereka untuk penggunaan vaksin corona Pfizer bagi anak usia 12 sampai 15 tahun.
Advertisement
"Kedua tim menilai bahwa vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 menunjukkan kemanjuran dan keamanan yang tinggi untuk kelompok usia 12 hingga 15 tahun ini, yang konsisten dengan apa yang kami amati pada populasi dewasa," kata Ong seperti dikutip dari CNA, Rabu (19/5/2021).
Kementerian Kesehatan Singapura nantinya akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan setempat, untuk program vaksinasi pada kelompok usia sekolah tersebut, serta memberikan pengumuman lebih lanjut pada waktunya.
Langkah ini membuat vaksin Pfizer menjadi vaksin COVID-19 pertama yang digunakan Singapura pada kelompok usia anak di bawah 16 tahun.
HSA sendiri mengungkapkan bahwa Pfizer dan BioNTech juga telah mengajukan permohonan untuk memperluas penggunaan vaksin COVID-19 mereka bagi kelompok anak usia 12 sampai 15 tahun.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Beberapa Negara Izinkan Vaksin Pfizer untuk Anak
Beberapa negara memang dikabarkan telah memperluas cakupan penggunaan vaksin Pfizer untuk kelompok usia yang lebih muda.
Mengutip The Guardian, pada pekan lalu Food and Drug Administration (FDA) telah mengeluarkan Emergency Use Authorization vaksin Pfizer untuk dapat digunakan oleh anak di bawah 12 hingga 15 tahun.
"Langkah hari ini memungkinkan populasi yang lebih muda terlindungi dari COVID-19, membawa kita lebih dekat untuk kembali merasa normal dan mengakhiri pandemi, kata pelaksana komisioner FDA Janet Woodcock.
Sebelumnya Kanada juga telah melakukan langkah serupa. Meskipun begitu World Health Organization (WHO) mengingatkan negara-negara agar memprioritaskan terlebih dulu kelompok yang lebih rentan.
Menurut Kate O Brien, Kepala Departemen Vaksin dan Imunisasi WHO, pemberian izin semacam ini berpotensi membuat lebih banyak orang di negara-negara kaya yang menerima vaksin, namun rentan menimbulkan kesenjangan di negara-negara lain.
"Ketika kita punya pasokan yang didistribusikan secara merata dengan cara yang adil, sehingga setiap negara telah mengamankan implementasi vaksin untuk kelompok-kelompok prioritas tertinggi, kami sangat menyambut baik penggunaan vaksin (di kelompok usia anak)," katanya.
Advertisement