COVID-19 di Luar Jawa-Bali Meningkat, Epidemiolog Usulkan Percepat Vaksinasi hingga Deteksi Dini ke Rumah-Rumah

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa tren kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia mulai bergeser ke luar Provinsi Jawa-Bali.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Feb 2022, 23:41 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2022, 16:00 WIB
Vaksinasi COVID-19 untuk Warga dan Komunitas Pemulung
Warga antre untuk melakukan vaksinasi di area TPST Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/10/2021). Pihak penyelenggara menyediakan 1000 dosis untuk vaksinasi pertama maupun kedua bagi masyarakat dan komunitas pemulung di sekitar TPST Bantargebang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa tren kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia mulai bergeser ke luar Provinsi Jawa-Bali.

Penambahan kasus COVID-19 dikhawatirkan turut meningkatkan angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) serta angka kematian.

Menanggapi hal ini, epidemiolog Dicky Budiman menyampaikan strategi yang dapat dilakukan guna mengurangi potensi tingginya kasus COVID-19 di luar Jawa-Bali.

“Pergeseran tren ini ibaratnya lahan kering sudah mulai bergerak terbakar, ini yang bisa meredam adalah cakupan vaksinasi, imunitas, itu yang penting,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara Kamis (24/2/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini


Mengarah ke Populasi Rawan

Dicky menambahkan, jika peningkatan COVID-19 terus bergeser atau mengarah ke populasi paling rawan maka akan berpotensi meningkatkan beban di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).

Selain menambah beban fasyankes, pergeseran peningkatan kasus COVID-19 pada populasi rawan baik di dalam maupun di luar Jawa-Bali juga akan meningkatkan angka kematian.

“Strateginya, selain vaksinasi lengkap dan booster pada kelompok rawan, juga ya deteksi dini, memastikan kita menemukan kasus dengan tracing, menemukan kontak erat, isolasi dan karantina itu penting banget.”

“Isolasi karantina itulah yang akan memutus transmisi. Semakin efektif isolasi karantina, semakin besar kemungkinan kita bisa meredam. Kalau sama sekali mencegah sulit, tapi kalau meredam itu bisa cukup signifikan.”


Deteksi Dini dengan Penjangkauan ke Rumah

Lebih lanjut, Dicky mengatakan bahwa deteksi dini sebaiknya dilakukan dengan penjangkauan ke rumah-rumah.

“Penting deteksi dini ini dengan penjangkauan ke rumah. Posko COVID di desa juga menjadi penting dilibatkan.”

Dalam melancarkan hal ini, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, pengaktifan peran masyarakat juga penting khususnya di daerah luar Jawa-Bali.

“Di luar Jawa-Bali kita tahu tenaga kesehatan dan infrastrukturnya terbatas. Di sisi lain, kondisi COVID-19 di luar Jawa-Bali ini berpotensi meningkat karena cakupan vaksinasi, deteksi, dan telemedisin terbatas. Maka dari itu pengaktifan kader di daerah dapat sangat membantu,” tutup Dicky.

 


Infografis Gejala COVID-19 Omicron dan Cara Penanganan

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan
Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya