Menkes Budi Gunadi Ungkap Puncak Bonus Demografi 2030 Bisa Jadi Ancaman

Potensi ancaman puncak bonus demografi 2030 bisa terjadi jika tak dipersiapkan matang.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Mar 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2022, 11:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat acara 'The Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units Project' di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Sabtu (26/3/2022). (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, puncak bonus demografi Indonesia pada 2030 mendatang bisa saja menjadi ancaman jika tak dipersiapkan matang dari sekarang. Sebab, Indonesia mempunyai permasalahan stunting di angka 24 persen.

"Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada 2030. Populasi generasi muda Indonesia kita akan lebih banyak saat itu," ungkap Budi Gunadi saat acara The Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units Project di RS Kanker Dharmais Jakarta pada Sabtu, 26 Maret 2022.

"Banyak orang berbicara kita bisa mencapai bonus demografi, tetapi sebenarnya juga bisa menjadi ancaman. Mengapa? Karena angka stunting kita masih 24 persen."

Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi akan mencapai puncak bonus demografi. Berdasarkan perkiraan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappenas), Indonesia akan memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif mencapai 64 persen dari total penduduk Indonesia tahun 2030.

Adanya permasalahan stunting memberikan dampak terhadap tumbuh kembang anak. Daya pikir anak akan terganggu, sehingga tidak bisa bersaing jika Indonesia masuk bonus demografi nanti.

"Sekarang, kita punya banyak bayi (stunting), tapi IQ mereka hanya 80 persen di bawah standar. That is not a demographic bonus, that is a curse (itu bukan bonus demografi, itu 'kutukan')," ucap Budi Gunadi.

Perkuat Layanan Kesehatan Ibu dan Anak

Membangun SDM Melalui Kesehatan Ibu dan Anak
Warga saat mengikuti pemeriksaan rutin kesehatan bayi dan balita di Posyandu Ria Balita, Cipinang, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Presiden Joko Widodo akan menjamin kesehatan ibu hamil, bayi, balita, dan anak usia sekolah. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Demi mempersiapkan bonus demografi 2030, Budi Gunadi Sadikin menegaskan, perlunya Indonesia memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak. Hal ini mendukung para ibu dan anak memeroleh layanan kesehatan memadai agar hidup sehat.

"Oleh karena itu, kita perlu memiliki sarana prasarana untuk mendukung ibu dan juga bayi. Agar mereka bisa hidup sehat serta cerdas untuk menjadi lebih produktif dalam 20 atau 30 tahun ke depan," terangnya.

"Ini sangat penting untuk mengamankan perekonomian Indonesia di masa depan. Dan juga untuk memastikan kita bisa mendapatkan dampak positif dari puncak bonus demografi."

Indonesia baru saja mendapatkan bantuan untuk pembangunan sarana prasarana layanan kesehatan ibu dan anak, yang bermitra dengan IsDB Group. IsDB Group sebagai salah satu mitra strategis di bidang Investasi kesehatan telah bekerja sama dan memberikan bantuan pendanaan dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia.

Proyek Penguatan RS Rujukan Nasional dan Unit Teknis Vertikal (The Strengthening of National Referral Hospital and Vertical Technical Unit) IDN-1031 merupakan kerja sama pertama yang lakukan dengan rencana pembangunan sarana dan prasarana di 6 Rumah Sakit Vertikal milik Kementerian Kesehatan.

Infografis Ancaman Kembar Varian Omicron dan Delta, Picu Tsunami Covid-19 di 2022?

Infografis Ancaman Kembar Varian Omicron dan Delta, Picu Tsunami Covid-19 di 2022? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ancaman Kembar Varian Omicron dan Delta, Picu Tsunami Covid-19 di 2022? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya