Liputan6.com, Jakarta - Tantangan teramat besar dirasakan Anggun di Paskah tahun ini. Anggun --- bukan nama sebenarnya --- harus menjalani dua puasa sekaligus. Puasa pra Paskah yang dilanjut dengan puasa Ramadhan.
Mojang Priangan berusia 35Â sudah 11 tahun berpindah keyakinan dari Islam ke Katolik. Namun, 'No one in my family knows' kata dia. Sehingga untuk puasa pra Paskah dijalaninya diam-diam.
Baca Juga
"Karena aku pindah agama tanpa sepengetahuan keluarga. Jadi, tradisi di keluargaku juga enggak berubah. Aku rispek akan hal itu karena itu cara mereka mematuhi perintah agama," katanya saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui aplikasi pesan singkat belum lama ini.
Advertisement
"Jadi, aku tetap ikut dibangunin sahur, tetap puasa, buka, dan Solat Ied,"Â Anggun melanjutkan.
Anggun pun mengaku tidak pernah memersoalkannya. Bagi dia, itu hanya metode berdoa dan menyembah Tuhan. "And our God is the same," katanya.
Saat dilontarkan pertanyaan apakah hati kecil nyaman melakukannya --- mengingat keluarga tak ada yang tahu akan hal itu --- Anggun bahwa dirinya baik-baik saja.
"I'm fine with that kok. Cuma yang mengganjal ya itu, keluarga enggak ada yang tahu karena mereka enggak bisa menerima cara menyembah Allah yang berbeda dari yang mereka yakini sejak dulu," ujarnya.
Menurut Anggun, keluarganya termasuk Islam yang fanatik. Di sisi lain, ibunya dalam kondisi rapuh sehingga Anggun memilih diam.
"Aku enggak mau bikin masalah kalau aku tiba-tiba declaring kalau aku murtad," kata Anggun. Dia hanya tidak ingin sang ibu kenapa-kenapa.
Â
Alasan Memilih Katolik
Dijelaskan Anggun, salah satu alasannya memilih Katolik, tidak lain karena ada anjuran untuk berpuasa juga,"The reason why aku sreg sama Katolik juga sebenarnya karena enggak jauh beda sama Islam.".
Anggun pun senang tidak karuan begitu mengetahui puasa pra Paskah tahun ini berbarengan juga dengan puasa Ramadhan.
Lebih lanjut Anggun bercerita mengenai perbedaan puasa pra Paskah dan puasa Ramadhan yang paling dia rasakan.
Anggun, menjelaskan, puasa Ramadhan didahului dengan sahur lalu tidak boleh makan dan minum sampai waktu berbuka di Maghrib tiba. Sedangkan puasa pra Paskah di Katolik, selama satu hari hanya boleh makan satu kali.
"Tapi masih boleh minum," katanya.
"Soal menahan hawa nafsunya, sih, sama," Anggun menambahkan.
Puasa pra Paskah, kata Anggun, dilakukan selama 40 hari. Selain puasa, ada pantang yang juga harus dia kerjakan.
Maksud dari pantangan di sini, mereka yang beragama Kristen tidak boleh melakukan maupun menyantap makanan dan minuman yang menjadi kesukaannya.Â
Misal, seseorang yang dalam sehari bisa menghabiskan berbatang-batang rokok, berarti pantang untuk merokok. Pun bila kecanduan main ponsel, pantang yang harus dikerjakan adalah tidak boleh main ponsel sampai Paskah.Â
"Kalau suka makan daging --- ini yang paling umum --- ya pantang makan daging," katanya.
"Aku tahun ini pantang makan ayam dan minuman manis," Anggun menambahkan.
Advertisement
Puasa Pra Paskah Dimulai Sejak Rabu Abu
Puasa pra Paskah, kata Anggun, dimulai sejak 40 hari sebelum Paskah atau saat Rabu Abu.
Berdasarkan kalender pra Paskah dan Paskah 2022 yang Anggun bagikan, Rabu Abu dimulai sejak 2 Maret 2022.
- Wajib Pantang & Puasa (Rabu Abu) 2 Maret.
- Wajib Pantang 4 Maret
- Wajib Pantang 11 Maret
- Wajib Pantang 18 Maret.
- Tidak Pantang (Hari Raya Kabar Sukacita) 25 Maret
- Wajib Pantang 1 April
- Wajib Pantang 8 April
- Wajib Pantang & Puasa (Jumat Agung) 15 April
- Wajib Pantang & Puasa (Hari Sabtu Suci) Pagi sampai dengan Vigili Paskah/Selesai Perayaan Ekaristi Malam Paskah 16 April.
"Sebenarnya di luar yang wajib-wajib itu boleh saja enggak puasa atau enggak pantang. Kalau di Islam mungkin sama kayak Sunnah. Lebih baik kalau dilakukan," katanya.
Ingin Mama Bisa Menerima Aku
Saat ini, Anggun hidup terpisah dari keluarganya. Keluarganya ada di barat Pulau Jawa, sedangkan Anggun jauh di selatan. Sudah beberapa tahun terakhir Anggun tidak perlu 'kucing-kucingan' lagi untuk berpuasa pra Paskah.
"Awalnya berat banget pengin cerita ke mama. Pengin mama bisa menerima aku apa adanya. Tapi lama-lama aku bisa menerima bahwa enggak semua hal bisa diterima," katanya.
"Mama dan keluargaku enggak akan bisa menerima aku yang Katolik. Jadi, ya, the least I can do is to respect them. Dan aku tetap ikut tradisinya," Anggun menambahkan.
Ingin Jujur Sudah Pindah Katolik
Anggun tak menapik dirinya lelah harus begini terus. Bukan tidak pernah apa yang sedang dia kerjakan nyaris diketahui orang rumah.
Menurut Anggun, ayahnya sempat curiga. Soalnya, kata dia, ayahnya pernah bilang 'Kalau kamu nanti suatu saat mau menikah sama cowok beda agama atau pindah agama, terserah kamu asal jangan bilang-bilang'.
"Sejak mendengar itu, jadi, mending diam-diam saja deh," katanya.
Di sisi lain Anggun merasa beruntung bahwa selama 11 tahun pindah ke Katolik, tidak pernah ada momen dia harus puasa pra Paskah 40 hari saat masih serumah.
"Lagian mama dan adik-adikku kan juga suka puasa Sunnah yang Senin - Kamis atau apalah gitu. Ya, enggak masalah juga sih kalau barengan. Ha ha ha," katanya.
"Sebenarnya, kalau dibilang kucing-kucingan berarti kurang tepat juga ya. Karena aku cuma enggak bilang kalau pindah agama doang. Kalau ibadanya mah enggak pernah ada masalah," Anggun menekankan.
Harapannya pun sama. Dapat berbicara sejujur-jujurnya dengan keluarganya bahwa dia sudah memeluk Katolik sejak lama.
Advertisement