Liputan6.com, Jakarta - Tiga hari jelang rangkaian ibadah wajib haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah haji diimbau untuk memperbanyak istirahat dan menjaga stamina.
Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Budi Sylvana, MARS pun meminta semua petugas kesehatan untuk mengingatkan jemaah haji agar tidak melakukan aktivitas berlebihan jelang Armuzna, mengingat diperlukan kondisi fisik prima untuk mengikuti puncak ibadah haji tersebut.
Baca Juga
"Paling tidak tiga hari sebelum Armuzna, jemaah perbanyak istirahat di hotel. Pastikan stamina dan kesehatan terjaga sebelum puncak haji," imbau Budi.
Advertisement
Budi mengharapkan jemaah haji Indonesia dapat beribadah dalam kondisi kesehatan yang terbaik. Mengingat 63 persen jemaah haji Indonesia merupakan jemaah haji berisiko tinggi (Risti), sehingga jamaah perlu menghemat energinya untuk dapat melakukan aktivitas ibadah dengan prima di Armuzna.
“Agar Jemaah tidak lelah dan stres. Hal ini bisa memicu kekambuhan penyakit. Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan istirahat,” tambah Budi.
Untuk itu strategi promosi kesehatan pada jemaah mulai difokuskan pada kampanye untuk istirahat dari beraktivitas di luar hotel demi bersiap menghadapi Armuzna.
Koordinator Promosi Kesehatan, dr. Edi Supriyatna mengatakan, pesan-pesan agar aktivitas fisik jemaah haji disesuaikan dengan kondisi kesehatannya juga terus digaungkan. Hal ini mengingat mayoritas jemaah haji Indonesia merupakan jemaah haji risti.
“Materi promosi fokus pada minum jangan tunggu haus, minum air dicampur elektrolit (oralit), pemeriksaan kesehatan Jemaah haji yang memiliki penyakit komorbid, penggunaan masker dan payung agar terhindar dari sengatan matahari, berhenti merokok dan penyesuaian aktivitas untuk menghindari kelelahan terus kita gaungkan,” ucap Edi.
Berbagai Upaya Ingatkan Jemaah Haji
Selain itu, jemaah yang memiliki kondisi kesehatan tertentu diimbau minum obat secara teratur sesuai saran dokter, lanjut Edi. Hal ini untuk menjaga jemaah dapat beribadah dalam kondisi yang terbaik.
Pendekatan dan edukasi diberikan langsung kepada jemaah haji di tiap kloter. Setiap harinya, tim promosi kesehatan bergerilya memanfaatkan semua sarana dan prasarana yang ada untuk terus menyampaikan pesan pesan promosi kesehatan.
“Berbagai inovasi dilakukan agar pesannya dapat sampai kepada jemaah haji, contohnya menggunakan sunah Rasulullah saat minum, ketika kita lakukan edukasi jangan tunggu haus,” ujar Edi.
Advertisement
Persiapan Kemenkes Jelang Armuzna
Kementerian Kesehatan pun terus bersiap dalam pemenuhan pelayanan kesehatan jelang puncak pelaksanaan haji, diantaranya adalah pemenuhan obat dan alat kesehatan. Setidaknya di H-2 sebelum fase Armuzna, semua obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan akan digeser ke Masyair, baik yang diberikan untuk kloter, maupun pos-pos kesehatan di Arafah dan Mina, serta pos pos kesehatan satelit di Muzdalifah.
“Paket obat akan didorong dua hari sebelum armuzna.” ujar Koordinator Logistik, Obat dan Perbekalan Kesehatan Daker Makkah, Dian Yudianto Kamis (30/6).
Kementerian Kesehatan sedang dalam tahap mempersiapkan paket-paket obat sesuai dengan kebutuhan kloter, pos kesehatan satelit, serta pos kesehatan Arafah dan Mina, seperti diungkap Dian Yudianto, Kamis (30/6)
“Untuk Kloter, kita siapkan 243 paket obat, yang masing masing terdiri dari 18 kelas terapi obat, termasuk di dalamnya antibiotik, obat hipertensi, diabetes melitus, vitamin, dan cairan, termasuk juga oralit,” jelas Dian.
Persiapan Obat-obatan dan ALat Kesehatan
Sementara untuk pos kesehatan di Arafah dan Mina, Dian menyatakan obat-obatan sudah hampir siap, tinggal melengkapi kekurangan beberapa jenis obat.
“Khusus untuk Pos Arafah, 80% sudah siap, tinggal menunggu untuk nanti melengkapi. Begitu juga nanti dengan Mina,” jelasnya.
Tidak menutup kemungkinan, adanya tambahan kebutuhan obat yang dibutuhkan tim di lapangan, saat prosesi armuzna, untuk itu pihaknya menyatakan siap jika ada kebutuhan tambahan dari kloter maupun pos – pos kesehatan.
“Di Mina, kloter bisa mengamprah (isi ulang) jika kurang cairan atau kurang obat,” tambahnya.
Kebutuhan obat juga tetap disiapkan untuk KKHI Makkah, dimana layanan kesehatan di KKHI Makkah tetap dibuka untuk menerima rujukan dari pos-pos kesehatan Masyair.
“Termasuk juga kita menyiapkan kebutuhan spesialistik dan injeksi di KKHI pada saat kloter merujuk ke KKHI,” lanjutnya lagi.
Secara total, setidaknya sebanyak 18 Ton obat dari 25 kelas terapi obat telah disiapkan Kementerian Kesehatan dalam pelaksaanaan operasional haji 1443 H. Kebutuhan ini juga terus dilengkapi melalui pembelian di Arab Saudi.
Selain obat, alat kesehatan juga disiapkan untuk melengkapi kebutuhan pos kesehatan di Arafah dan Mina. Koordinator Penunjang Medis KKHI Makkah, Nurul Jamal Jamil mengatakan, peralatan kesehatan ini dibagi tiga kelompok. Kelompok pertama Arafah sebanyak 35 item alat-alat medis, kelompok kedua di Muzdalifah ada 22 item dan kelompok ketiga di Mina ada 21 item.
Advertisement