Lee Seung Gi Singgung Batas Konsumsi Garam, Bos WHO Apresiasi Drakor The Law Cafe

Drakor The Law Cafe yang dibintangi Lee Seung Gi mendapat apresiasi WHO karena membahas soal garam

oleh Diviya Agatha diperbarui 07 Sep 2022, 11:54 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2022, 11:54 WIB
Unggahan bos WHO mengapresiasi Lee Seung Gi soal batasan konsumsi garam dalam drakor The Law Cafe. (Sumber: Twitter / @DrTedros)
Unggahan bos WHO mengapresiasi Lee Seung Gi soal batasan konsumsi garam dalam drakor The Law Cafe. (Sumber: Twitter / @DrTedros)

Liputan6.com, Jakarta Para pecinta drama Korea mungkin telah menyaksikan peran Lee Seung Gi dalam seri terbarunya, The Law Cafe. Dalam salah satu adegannya, aktor berusia 35 tersebut menyinggung soal batas konsumsi garam harian.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk tidak makan lebih dari dua ribu miligram sodium setiap hari. Itu lima gram garam, yang setara dengan satu sendok teh garam," ujar Lee Seung Gi dalam adegan tersebut.

"Tapi kita juga makan makanan seperti kimchi dan makanan laut yang asin, yang semuanya tinggi sodium. Jadi sebenarnya kita mengonsumsi dua kali lipat dari jumlah yang direkomendasikan oleh WHO," sambung pria berperan sebagai Kim Jeong Ho di The Law Cafe.

Tak berhenti di sana, sosok Kim Jeong Ho tersebut juga menjelaskan apa saja dampak bila mengonsumsi garam secara berlebihan setiap harinya.

"Jika Anda terus mengonsumsi banyak sodium setiap hari, orang yang berusia 50 tahun atau lebih akan cenderung mengalami tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan jantung. Bahkan bisa menyebabkan penyakit Alzheimer," katanya.

Alhasil dari adegan tersebut, bos atau Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus pun mengapresiasi drakor The Law Cafe dan Lee Seung Gi melalui akun Twitter pribadinya.

"Terima kasih telah mendukung rekomendasi WHO tentang asupan garam, #LeeSeungGi dan @MyloveKBS di K-drama terbaru Anda #TheLAwCafe! Memang, #LessSalt lebih baik untuk kesehatan kita. Tidak lebih dari satu sendok per hari," ujar Tedros melalui akun @DrTedros pada Rabu, (7/9/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rekomendasi WHO untuk Asupan Garam

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menghadiri pembukaan '1st G20 Ministerial Meeting and 1st Joint Financial Meeting' di Yogyakarta pada 20 Juni 2022. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Dalam kesempatan yang sama, Tedros juga membawa kembali unggahan WHO beberapa waktu lalu soal konsumsi garam. Di sana, tertulis jelang tentang anjuran WHO bagi orang dewasa untuk mengonsumsi garam.

"WHO merekomendasikan agar orang dewasa mengonsumsi kurang dari 5 gram (kurang dari satu sendok teh) #garam per hari untuk membantu menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan serangan jantung koroner," tulis keterangan dalam salah satu unggahan akun WHO.

Konsumsi garam yang berlebihan memang erat kaitannya dengan berbagai penyakit. Salah satu yang paling umum adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Menurut Mayo Clinic, perubahan gaya hidup dapat membantu Anda untuk mencapai dan mempertahankan tekanan darah yang sehat. Terdapat pula langkah-langkah yang bisa Anda lakukan selain membatasi jumlah garam dalam makanan.

Seperti makan makanan sehat, perbanyak buah dan sayur. Hindari merokok, kelola stres dengan baik, pertahankan berat badan yang sehat, olahraga teratur, dan hindari konsumsi alkohol berlebih.


Tanda Bila Makan Terlalu Banyak Garam

Mengurangi Konsumsi Garam
Ilustrasi Garam Credit: pexels.com/Glove

Mengonsumsi terlalu banyak garam juga dapat ditandai dengan beberapa hal. Berdasarkan keterangan dalam laman WebMD, tanda pertama ditandai dengan meningkatnya tekanan darah.

Sebenarnya ada banyak penyebab mengapa seseorang bisa memiliki tekanan darah tinggi, namun salah satunya yang berkontribusi adalah terlalu banyak sodium dalam tubuh.

Hal tersebut lantaran perubahan tekanan darah terjadi melalui ginjal, dan terlalu banyak garam mempersulit ginjal untuk membuang cairan yang tidak Anda butuhkan. Akibatnya, tekanan darah menjadi naik.

Tanda kebanyakan garam selanjutnya adalah kembung. Ketika perut terasa kencang atau begah, maka itu efek jangka panjang yang ditimbulkan akibat terlalu banyak garam.

Garam sendiri dapat menahan air, sehingga cairan dalam tubuh dapat ekstra menumpuk. Itulah yang menyebabkan seseorang yang mengonsumsi terlalu banyak garam dapat merasa kembung.


Sering Haus dan Suka Buang Air Kecil

Ilustrasi seorang wanita kehausan
Ilustrasi seorang wanita kehausan. (Photo @azerbaijan_stockers Copyright by Freepik)

Tanda selanjutnya dari konsumsi garam yang berlebih adalah seringnya merasa haus. Ketika hal ini terjadi, tubuh sebenarnya mengalami dehidrasi.

Tubuh dapat menarik air dari sel-sel Anda, dan Anda akan mulai merasa sangat haus. Minum air dianggap dapat membantu menetralkan garam itu dan menyegarkan sel-sel Anda.

Namun di sisi lain, kebanyakan garam juga akan membawa Anda pada kemungkinan buang air kecil yang lebih sering. Hal tersebut lantaran saat haus, Anda akan minum lebih banyak air, yang mana bisa mendorong Anda untuk lebih sering buang air kecil.

Saat mengonsumsi terlalu banyak garam, tubuh juga bisa mengalami kenaikan berat badan. Jika berat badan bertambah dengan cepat selama seminggu atau bahkan beberapa hari, itu bisa jadi karena Anda terlalu banyak mengonsumsi garam.

Infografis Benarkah Covid-19 Bisa Menyebar Melalui Makanan? (Liputan6.com/Niman)
Infografis Benarkah Covid-19 Bisa Menyebar Melalui Makanan? (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya