Kekeliruan tentang Pap Smear, Kerap Dianggap Sarana Bebersih Organ Reproduksi

Pap smear kerap kali dianggap sebagai sarana bebersih organ reproduksi termasuk untuk mengatasi keputihan. Hal tersebut pun menjadi kekeliruan yang masih beredar pada beberapa wanita.

oleh Diviya Agatha diperbarui 23 Des 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi kesehatan reproduksi wanita
Ilustrasi kesehatan reproduksi wanita. (pexels/cottonbro).

Liputan6.com, Jakarta Pap smear menjadi salah satu metode yang dianjurkan untuk mendeteksi kanker serviks pada wanita. Upaya ini dilakukan untuk menemukan sel-sel prakanker di leher rahim pada wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual.

Namun, pap smear kerap kali dianggap sebagai sarana bebersih organ reproduksi termasuk untuk mengatasi keputihan. Hal satu ini disampaikan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS EMC Sentul, Ruswantriani.

Dokter yang akrab disapa Tria ini menyebutkan bahwa hal tersebutlah yang kerap keliru pada masyarakat. Sehingga tak jarang pasien yang hendak pap smear justru bertujuan lain yakni ingin mengatasi keputihan.

"Ini yang orang suka salah kaprah. Orang bilang pap smear itu bentuk bersih-bersih," ujar Tria dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare ditulis Kamis, (22/12/2022).

"Jadi kadang-kadang datang ke tempat praktek kita 'Aduh, keputihan banyak. Kita mau pap smear dibersihin'. Nah itu yang suka salah kaprah," tambahnya.

Tria menjelaskan, pap smear sebenarnya adalah bentuk deteksi dini untuk pencegahan kanker serviks atau kanker mulut rahim. Kanker serviks sendiri disebabkan oleh Human Papillomavirus atau yang biasa disingkat dengan HPV.

"Seorang perempuan, dia sehat dan kemudian terinfeksi virus HPV, sampai dia menjadi kanker serviks itu perjalanan penyakitnya sebenarnya lama. Tiga sampai 17 tahun dan virus HPV ini 80 persen ditularkan dari hubungan seksual," ujar Tria.

"Makanya setiap perempuan yang telah aktif secara seksual sebenarnya dia tetap berisiko untuk terkena kanker serviks."

Hubungan Seks Tak Bisa Dicegah, Deteksi Dini Jadi Penting

kanker serviks
ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels

Lebih lanjut Tria mengungkapkan bahwa hubungan seks sendiri bukanlah sesuatu yang bisa dicegah. Hal itulah mengapa deteksi dini kanker serviks menjadi penting. Mengingat potensi penularan akan selalu ada.

"Gimanapun, hubungan seks enggak mungkin bisa kita cegah karena itu adalah kebutuhan biologis dari manusia. Jadi memang pasti penularan akan berjalan terus," kata Tria.

"Tapi memang kita ingin ketemu perempuan-perempuan yang terinfeksi virus ini di tahap awal, karena seperti tadi, untuk menjadi kanker kan perjalanan penyakitnya lama.

Tria menjelaskan, lantaran perjalanan kanker serviks tidaklah singkat, pasien seringkali datang juga sudah dalam keadaan punya keluhan tertentu. Kanker serviks di tahap awal tidaklah memiliki gejala yang signifikan.

"Biasanya di tahap awal, pasien (kanker serviks) itu enggak ada keluhan sama sekali. Memang pasien biasanya datang ketika sudah dengan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan kanker serviks," ujar Tria.

Jadi, Apa Saja Tanda Kanker Serviks?

Gerakan Cegah Kanker Serviks
Ilustrasi alfabet yang menunjukkan kata kanker. Credit: pexels.com by Anna Tarazevich

Tria pun menjelaskan soal apa saja yang menjadi tanda-tanda kanker serviks yang biasanya menjadi keluhan pasien. Salah satunya terjadi usai berhubungan seksual.

"Misalnya apa? Setelah hubungan seks dia berdarahnya banyak. Atau keputihan, tapi keputihannya bau busuk. Pas kita periksa, mulut rahimnya sudah banyak sekali benjolan-benjolan sudah hancur dan menyebar kemana-mana," kata Tria.

"Jadi sudah terlalu telat enggak bisa diapa-apain, karena memang biasanya datang di stadium lanjut. Nah, bagaimana caranya ketemu di tahap awal? Ya salah satunya dengan pap smear," tambahnya.

Tria menambahkan, pap smear pun merupakan prosedur yang terbilang cepat dengan tingkat akurasi cukup tinggi. Hanya saja mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman lantaran ada alat yang masuk ke vagina.

Kenapa Harus dengan Alat Khusus?

Perdarahan Setelah Hubungan Seksual Bisa Jadi Tanda Kanker Serviks. Foto: Freepik
Perdarahan Setelah Hubungan Seksual Bisa Jadi Tanda Kanker Serviks. Foto: Freepik

Dalam kesempatan yang sama, Tria mengungkapkan alasan mengapa pap smear perlu dilakukan dengan memasukan alat. Menurutnya, tingkat akurasi pap smear sangatlah tinggi untuk mendiagnosis kelainan pada mulut rahim yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa.

"Tingkat akurasi untuk mendiagnosis kelainan di mulut rahim pada tahap awal itu cukup tinggi. Jadinya memang kita mengambil ulasan sel di mulut rahim," kata Tria.

"Lalu kita kirim ke laboratorium untuk dilihat dengan mikroskop apakah ada sel yang berubah ke arah keganasan yang baru kelihatan di mikroskop. Belum kelihatan sama mata telanjang," tambahnya.

Ketika hasil laboratoriumnya baik, maka pap smear bisa diulang di tahun berikutnya. Tria menyarankan pap smear untuk dilakukan setahun sekali untuk mendeteksi kanker serviks.

Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya