Sudah Selesaikan Pendidikan di Sekolah Lansia, Kakek Nenek di Semarang Jalani Wisuda

Kakek nenek di Semarang merampungkan pendidikan di Sekolah Lansia dan resmi diwisuda jelang Hari Keluarga Nasional 2024.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Jun 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2024, 16:00 WIB
Tetap Tangguh di Usia Senja, Kakek Nenek di Semarang Giat Jalani Wisuda Sekolah Lansia
Tetap Tangguh di Usia Senja, Kakek Nenek di Semarang Jalani Wisuda Sekolah Lansia. Foto: BKKBN.

Liputan6.com, Jakarta Senyum haru mewarnai wajah sejumlah lansia yang masih saja tangguh meski memasuki usia senja. Tergambar jelas semangat mudanya ketika satu per satu dari mereka menaiki panggung Wisuda Sekolah Lansia yang digelar BKKBN sebagai rangkaian dari

Jelang peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun 2024, sejumlah lanjut usia (lansia) di Semarang menjalankan wisuda usai mengenyam pendidikan di Sekolah Lansia.  

Sekolah Lansia adalah kelas pembelajaran yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sekolah ini digelar khusus untuk lansia untuk membuat para orang tua tetap produktif di usia senja.

“Lansia ini di usia senja tetap menjadi lansia yang tangguh, pintar, sehat, mandiri, aktif, produktif, dan bermartabat. Artinya, walaupun usia sudah lanjut tapi mereka tetap bermanfaat untuk berkontribusi kepada negara,” kata Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK), Nopian Andusti mewakili Kepala BKKBN, Dokter Hasto di Pendopo Kabupaten Semarang, Selasa, 25 Juni 2024.

Nopian menambahkan, ada potensi bagi para lansia untuk menjadi penduduk rentan apabila dibiarkan tanpa bimbingan.

“Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan mereka agar menjadi lansia tangguh, walaupun meningkat jumlahnya, tapi tidak menjadi beban negara. Kita harapkan sekolah lansia ini menjadi suatu wadah dengan pendekatan pendidikan sepanjang hayat, dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka,” jelas Nopian.

Jumlah Lansia Meningkat Setiap Tahun

Setiap tahunnya, jumlah lansia di Indonesia  mengalami peningkatan. Bahkan sejak 2021, Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population), di mana sekitar 1 dari 10 penduduk adalah lansia.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 11,75 persen penduduk Indonesia adalah lansia.

Sejak 2023, BKKBN mengembangkan kerja sama dengan Indonesia Ramah Lansia (IRL) dalam upaya melakukan pemberdayaan lansia melalui integrasi Sekolah Lansia di Bina Keluarga Lansia (SL-BKL). Ini dilakukan melalui kolaborasi pentahelix antara IRL, BKKBN, komunitas lansia, koperasi dan masyarakat.

Sekolah lansia adalah model pendidikan non formal bagi lanjut usia dengan menerapkan kurikulum terpadu yang memanfaatkan latihan, permainan, dan senam.

Tujuannya memberikan pengetahuan kepada peserta terkait bagaimana menjaga kemandirian dan mencegah penyakit degeneratif.

Banyak Lansia yang Merupakan Orang Hebat pada Masanya

Dari Sekolah Lansia, pihak BKKBN menggali kemampuan para lansia. Banyak lansia yang sebetulnya produktif, mereka masih bisa menyumbangkan ilmunya, masih bisa menyumbangkan tenaganya.

“Tapi karena tidak diberi ruang dan kesempatan sehingga (potensinya) tertutup. Kita harus eksplor,” kata Nopian.

Dirinya mencontohkan kondisi lansia di negara maju seperti Singapura yang masih tetap bekerja.

“Mereka bekerja sesuai kemampuan mereka. Ada yang bekerja di rumah sakit untuk mendorong kursi roda, 'cleaning service'. Artinya, di usia tua mereka tetap produktif. Kita ingin menuju ke arah sana sebetulnya.”

“Seringkali para lansia merupakan orang-orang yang hebat pada masanya. Ketika mereka sudah purna mereka berhenti dan istirahat di rumah. Padahal ilmu mereka masih bisa dimanfaatkan,” tambah Nopian.

Ada 757 Sekolah Lansia di Seluruh Indonesia

Dari tahun 2022 hingga tanggal 21 Juni 2024, sudah terbentuk sebanyak 757 Sekolah Lansia di seluruh Indonesia.

Jawa Tengah memecah rekor dengan terbentuknya 177 Sekolah Lansia dengan jumlah siswa yang sudah diwisuda pada standar 1 sebanyak 2.613 orang dan standar 2 sebanyak 455 orang.

“Luar biasa, lebih dari 30 persen itu (sekolah lansia) ada di Jawa Tengah,” puji Nopian.

“Pada tahun 2024 diharapkan minimal terbentuk satu Sekolah Lansia baru pada setiap kabupaten/kota, terutama yang belum memiliki Sekolah Lansia. Selain itu, data potensi, siswa, dan aktivitas belajar di Sekolah Lansia wajib dilaporkan pada Aplikasi Go Lansia Tangguh (GoLantang),” pungkas Nopian.

INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia
INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia (Ilustrasi: Tri Yasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya