Pada kondisi pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit, para dokter dapat membuka sumbatan ini dengan melakukan tindakan vaskular intervensi dengan cara ballooning. Setelah itu, dapat dilanjutkan dengan tindakan pemasangan sten atau ring pada pembuluh darah kaki yang mengalami masalah ini.
Menurut Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departement Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, dengan melakukan tindakan ini maka masalah yang menghambat proses penyembuhan luka pada kaki diabetik dapat diperbaiki.
"Proses sembuh tidaknya luka pada kaki diabetik ini akan ditentukan pula oleh teratasi atau tidaknya faktor-faktor lain," kata dr Em Yunir, dalam acara `Kaki Diabetik, Haruskah Selalu Diamputasi?`, di Hotel Mandarin Oriental, Jakata, ditulis Kamis (31/10/2013)
Lebih lanjut Em Yunir mengatakan, diibutuhkan kerjasama dengan beberapa ahli atau dokter spesialis dalam upaya perawatan kaki diabetik. Seperti bidang endokrinologi, mikrobiologi, bedah vaskular, radiologi, rehabilitasi, bedah pelastik, dan bedah tulang.
Em Yunir menjelaskan bahwa kaki diabetik merupakan komplikasi diabetes yang paling ditakuti penyandang diabetes karena tingginya risiko terjadinya amputasi dan juga dapat mengancam jiwa. Bahkan penyandang diabetes berisiko kembali mengalami luka lain sehingga harus diamputasi kembali.
"Kelainan kaki diabetik terjadi akibat gula darah tidak terkontrol dalam jangka panjang. Jika keadaan seperti ini berlangsung lama, maka akan terjadi kerusakan syaraf (neuropati diabetik) dan gangguan pembuluh darah," jelas dr. Em Yunir.
(Adt/Mel)
Menurut Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departement Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, dengan melakukan tindakan ini maka masalah yang menghambat proses penyembuhan luka pada kaki diabetik dapat diperbaiki.
"Proses sembuh tidaknya luka pada kaki diabetik ini akan ditentukan pula oleh teratasi atau tidaknya faktor-faktor lain," kata dr Em Yunir, dalam acara `Kaki Diabetik, Haruskah Selalu Diamputasi?`, di Hotel Mandarin Oriental, Jakata, ditulis Kamis (31/10/2013)
Lebih lanjut Em Yunir mengatakan, diibutuhkan kerjasama dengan beberapa ahli atau dokter spesialis dalam upaya perawatan kaki diabetik. Seperti bidang endokrinologi, mikrobiologi, bedah vaskular, radiologi, rehabilitasi, bedah pelastik, dan bedah tulang.
Em Yunir menjelaskan bahwa kaki diabetik merupakan komplikasi diabetes yang paling ditakuti penyandang diabetes karena tingginya risiko terjadinya amputasi dan juga dapat mengancam jiwa. Bahkan penyandang diabetes berisiko kembali mengalami luka lain sehingga harus diamputasi kembali.
"Kelainan kaki diabetik terjadi akibat gula darah tidak terkontrol dalam jangka panjang. Jika keadaan seperti ini berlangsung lama, maka akan terjadi kerusakan syaraf (neuropati diabetik) dan gangguan pembuluh darah," jelas dr. Em Yunir.
(Adt/Mel)