Bahaya Cream Cheese untuk Kolesterol dan Kesehatan Jantung

Liputan6.com, Jakarta Cream cheese memang menggoda dengan teksturnya yang lembut dan rasa gurih yang lezat, namun di balik kenikmatannya tersembunyi sejumlah risiko bagi kesehatan, khususnya kolesterol dan jantung. Tidak sedikit yang belum menyadari bahwa konsumsi cream cheese berlebih bisa menjadi ancaman serius, terutama jika dikonsumsi secara rutin tanpa pengawasan.

Cream cheese merupakan makanan tinggi lemak jenuh, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tak hanya itu, cream cheese juga tinggi kalori dan rendah serat—dua kombinasi yang bisa memperburuk profil kolesterol dan berat badan.

Telah dirangkum oleh Liputan6.com melalui berbagai sumber, pada Jumat (11/04/2025). Berikut ini adalah bahaya cream cheese untuk kolesterol dan kesehatan jantung yang perlu Anda waspadai, lengkap dengan penjelasan dan alternatif sehat yang bisa dipertimbangkan.

Cream cheese mengandung sekitar 5–6 gram lemak jenuh per 28 gram sajian, jumlah yang cukup tinggi untuk satu porsi kecil. Lemak jenuh dikenal sebagai faktor utama yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. 

Pola makan yang tinggi lemak jenuh berisiko menyebabkan penumpukan lemak pada dinding arteri, yang pada akhirnya bisa menghambat aliran darah. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung dan stroke secara signifikan.

Kandungan kolesterol dalam cream cheese cukup tinggi, dan jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat meningkatkan kadar kolesterol total dalam darah. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi individu dengan riwayat kolesterol tinggi atau penyakit jantung. 

Kolesterol dari makanan seperti cream cheese dapat mempercepat proses penyumbatan arteri, yang berujung pada risiko serangan jantung dan stroke. Tekanan darah juga bisa ikut meningkat, memperbesar potensi terjadinya komplikasi kardiovaskular.

Serat, khususnya serat larut, berperan penting dalam mengikat kolesterol dan membuangnya melalui sistem pencernaan. Sayangnya, cream cheese hampir tidak mengandung serat, sehingga tidak memberikan kontribusi dalam proses ini. 

Karena rendah serat, cream cheese menjadi kurang efektif dalam membantu tubuh mengatur kadar kolesterol. Untuk menyeimbangkan efek negatifnya, penting untuk mengonsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran, buah, dan biji-bijian.

Cream cheese mengandung sekitar 100 kalori per sajian, dan jika dikonsumsi secara rutin tanpa pengaturan, bisa menyebabkan kelebihan kalori harian. Kondisi ini berpotensi memicu peningkatan berat badan yang signifikan dalam jangka panjang. 

Kelebihan berat badan atau obesitas tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga memperparah kadar kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, menjaga asupan kalori harian menjadi langkah penting dalam mendukung kesehatan jantung.

Kombinasi antara lemak jenuh dan kolesterol dalam cream cheese membuatnya menjadi salah satu makanan yang berpotensi menyumbat pembuluh darah, terutama jika dikonsumsi terus-menerus tanpa kontrol. Penyumbatan arteri ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.

Pengaruh jangka panjang konsumsi cream cheese berlebih dapat berupa penyakit kardiovaskular kronis. Hal ini sering kali tidak disadari hingga muncul gejala yang parah, seperti serangan jantung atau stroke.

Mengurangi risiko kolesterol tinggi bukan berarti harus meninggalkan makanan lezat sepenuhnya. Anda tetap bisa menikmati rasa gurih serupa dengan memilih alternatif yang lebih sehat dan rendah lemak. 

Beberapa pilihan yang lebih ramah bagi jantung antara lain yoghurt rendah lemak, keju rendah lemak, dan susu kedelai rendah lemak. Ketiganya dapat menjadi pengganti cream cheese yang lebih aman untuk dikonsumsi secara rutin.

Bagi penderita kolesterol tinggi yang masih ingin menikmati cream cheese, konsumsi dalam jumlah terbatas sangat disarankan. Mengombinasikannya dengan makanan tinggi serat seperti buah, sayur, atau roti gandum bisa membantu mengurangi dampak negatifnya pada kolesterol. 

Selain itu, penting untuk memperhatikan frekuensi konsumsi agar tidak berlebihan dalam satu minggu. Sebaiknya juga berkonsultasi dengan ahli gizi untuk menentukan porsi yang tepat sesuai kondisi kesehatan masing-masing.