Liputan6.com, Palembang - Capres nomor urut 2 Joko Widodo mengunjungi pusat Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan. Di depan pelaku usaha ekonomi kreatif, mantan walikota Solo itu mengatakan, para duta besar dapat membantu akses ekspor produk-produk industri kecil di daerah.
"Dubes kita harusnya diplomasi perdagangan, bukan hanya diplomasi politik. Dubes kita itu 80 persen diplomasi politik," kata Jokowi di tepi Sungai Ogan, sebelah kawasan pusat UMKM, Rabu (25/6/2014).
Menurut pria yang karib disapa Jokowi itu, produk UMKM sebenarnya memiliki kualitas dan higienitas yang cukup terjamin. Sehingga seharusnya mampu bersaing dengan produk dari industri besar di pasar internasional. Setidaknya ke pasar Asia terlebih dulu.
Sekaligus memperkenalkan ekonomi kerakyatan Indonesia ke mata dunia. Semua itu, lanjutnya, merupakan tugas pemerintah pusat. "Di Amerika Latin bisa, pasar Asia bisa, nggak usah ke pasar Eropa dulu. Itu tugasnya pemerintah," jelas Jokowi.
Salah satu pelaku UMKM kemudian mengeluhkan tentang bahan baku yang mahal. Jokowi pun menegaskan kembali bahwa Indonesia harus menjadi negara produksi. Karena jika terus menerus melakukan impor, produk Indonesia tergantung dengan pasar internasional dan menjadi tidak bersaing.
"Satu-satunya jalan negara ini harus jadi negara produksi, nggak hanya masalah itu tetapi masalah pangan juga. Bisa game point kita, pangan itu harus dikerjakan sendiri. Jangan sekali-sekali tergantung negara lain. Harus berani memulai sendiri," tegas Jokowi.
Jokowi yang mengenakan kemeja motif kotak-kotak itu bersama istri dan anaknya sempat mengunjungi beberapa stand. Tak lupa ia membeli buah pisang dan beberapa suvenir seperti pensil, miniatur Jembatan Ampera, sandal dan kain. Sang istri pun tak ketinggalan belanja beberapa produk UMKM.
Di pusat UMKM itu dipamerkan sejumlah produk ikan sale, pempek, keripik, songket, cenderamata khas Palembang, dan buah-buahan. Tempat itu berlokasi di atas lahan seorang tokoh masyarakat setempat bernama Haji Imron, yang menyumbangkan tanahnya kepada pemerintah untuk dijadikan pusat UMKM. (Yus)