Liputan6.com, Jakarta - Denny Darko, begitu prihatin dengan kondisi dunia terkait pandemi Covid-19. Terbaru, adalah gelombang besar Covid-19 di India yang memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Menurut magician ini peristiwa di India menjadi peringatan bagi semua orang, termasuk masyarakat Indonesia. Apalagi, Lebaran sudah di depan mata.
Advertisement
Baca Juga
Tentunya banyak masyarakat perantau yang ingin mudik ke kampung halaman bertemu dengan keluarga.
Rumah Sakit Penuh
Denny Darko mengingatkan ada risiko kematian bila warga Indonesia sebagian besar nekat mudik Lebaran. Ia mengatakan bahwa semua yang diucapkannya bukan untuk menakuti.
"Ini semua akan terjadi sangat senyap. Saat ini terjadi kita akan kaget. Tiba-tiba saja rumah sakit sudah penuh, tempat tidur cadangan sudah habis. Dan dokter-dokter akan dipanggil dari liburan mereka untuk datang dan merawat jumlah kasus yang melonjak," ungkapnya.
Advertisement
Tidak Hanya Ratusan
Ditegaskan Denny Darko bahwa risiko menyeramkan ini bisa saja tidak hanya terjadi pada ratusan orang saja. Ia khawatir, kematian karena Covid-19 akan mencapai rekor yang sangat tinggi atau bahkan mencapai rekor baru.
"Tidak hanya ratusan, ini akan ribuan orang meninggal. Bahkan jika tidak ditangani dengan tepat mungkin sampai akhir tahun kita takutkan akan menyentuh jutaan orang," tambahnya.
Mutasi Baru
Bila masyarakat tetap tak mengindahkan seruan pemerintah dan tetap mudik, ia meyakini bakal ada kemunculan klaster baru. Hal ini bisa membuat pemerintah kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang cukup ketat, dan mendekati lockdown.
Namun, ia pesimis itu dapat mencegah kemunculan klaster dari arus balik mudik.
"Saya yakin seyakin-yakinnya jika ingin tetap terjadi varian baru akan mendarat di Indonesia. Mutasi baru seperti di India atau lebih akan ada di Indonesia," lanjutnya.
Advertisement
Jakarta Zona Hitam
Bila mudik tetap dilakukan, pergerakan penyakit ini dikhawatirkan akan semakin massif, bahkan menyebar hingga daerah yang sebelumnya relatif aman.
"Klaster tidak hanya ada di Jakarta. Jakarta yang akan paling parah, kota besar nomor dua. Tapi daerah-daerah mulai akan memerah lagi, Jakarta akan menghitam dengan klaster baru," paparnya.
Â