Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyambangi Mina dan Muzdalifah pada Rabu (6/7/2022)Â untuk mengecek sejumlah fasilitas bagi jemaah haji.
Pada kunjungannya ini, Menag Yaqut memakai rompi heat stroke atau penurun suhu panas. Bagaimana rasanya memakai rompi yang memakai karbon cool itu?
Baca Juga
"Ini kayak punya AC di dalam baju, enak banget nggak berasa kalau kita di tengah panas yang luar biasa," kata Yaqut Cholil Qoumas, Rabu.
Advertisement
Setelah menjajal rompi ini, dia mengatakan akan mencoba memikirkan agar rompi penurun suhu ini bisa dipakai oleh seluruh petugas saat musim haji berikutya.
"Tapi overall oke banget. Ini menolong banget di situasi sepanas ini. Apalagi saya ketemu menteri haji, menteri haji bilang, kira kira 7 tahun ke depan masih akan begini panasnya. Jadi sangat membantu," kata dia.
Pria yang kerap disapa Gus Men ini menegaskan akan memikirkan serius agar rompi tersebut bisa dipakai tahun depan.
"Tergantung beliau-beliau ini yang punya teknologinya, kan nggak bisa kementerian agama bikin begini," tandas Menag.
Rompi ini berwarna gelap dengan berat sekitar 2 kilogram. Di dalam rompi, ada banyak kantong tempat untuk menaruh pack berisi karbon cool. Karbon cool juga akan ditempatkan di bagian kepala rompi.
Sejumlah anggota MCH yang mencoba memakai rompi ini merasakan sensasi dingin dan nyaman ketika menggunakannya di tengah cuaca yang terik.
"Rasanya adem dan langsung nyaman di cuaca yang panas ya," ujar seorang anggota MCH.
Walaupun terasa agak berat, namun saat dipakai pada suhu panas, rompi ini memberikan kenyamanan dalam memakainya. "Terasa dingin," kata dia.
Â
Juga untuk Jemaah Sakit
Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Budi Sylvana mengatakan, ada 30 set rompi yang dibawa dan akan diujicobakan apakah betul-betul efektif di suhu ekstrem panas.
"Jadi 30 set ini akan kita bawa mulai di Arafah nanti, setelah Arafah nanti, semua 30 set ini kita bawa ke Mina. Karena di sanalah proses melempar jamrah diperkirakan jemaah akan kelelahan dengan suhu sangat panas. Karena jemaah berjalan kan sehingga kita nanti akan full kan di Mina," kata Budi.
Dia menjelaskan, rompi ini bukan hanya ke jemaah yang sakit tapi juga petugas yang mobilitasnya tinggi di tengah terik matahari. "Mudah-mudahan ini membantu. Dan jika ini dianggap efektif oleh tim dokter Suzy, kita akan membahas lebih lanjut untuk dikembangkan dalam jumlah yang lebih besar sehingga hajid i musim panas bias nyaman untuk haji dan petugas," kata dia.
Budi menerangkan, tim kesehatan akan membawa portable freezer untuk mendinginkan ulang karbon cool yang telah digunakan. Rompi yang telah digunakan sekitar 8 jam akan dimasukkan ke freezer sehingga karbon cool dalam kondisi dingin.
Jemaah yang dipakaikan rompi ini, suhu tubuhnya akan diturunkan maksimal 37 hingga 38 derajat celsius. Kalau suhu tubuh mencapai angka tersebut maka rompi akan dilepas.
Advertisement