Tradisi Marandang, Masakan Khas Masyarakat Minang Jelang Ramadhan

Dalam masyarakat Minang, terdapat tradisi 'marandang' yang biasanya dilakukan pada acara-acara khusus termasuk momen menyambut datangnya bulan ramadhan.

oleh Putry Damayanty diperbarui 06 Mar 2024, 14:20 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2024, 14:20 WIB
Ilustrasi rendang.
Ilustrasi rendang. (Sumber Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Rendang merupakan salah satu identitas utama masyarakat Minangkabau. Setiap momen hari besar, masakan ini wajib tersaji di atas meja makan.

Pada umumnya masakan rendang akan disajikan ketika perayaan Idul Fitri atau Lebaran. Namun, berbeda halnya dengan masyarakat asli Minangkabau yang juga wajib menyajikan rendang ketika akan menyambut bulan Ramadhan.

Bahan utama pembuatan rendang adalah daging sapi dan rempah-rempah pilihan sebagai bumbu. Beberapa hari jelang Ramadan masyarakat akan mulai memasak olahan rendang untuk disantap bersama.

Bagi masyarakat setempat pembuatan rendang untuk menyambut datangnya Ramadan disebut dengan tradisi Marandang. 

Hal ini menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu karena akan menjalani puasa selama 30 hari lamanya. Berikut ulasan selengkapanya mengutip dari laman merdeka.com.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Jadi Menu Utama Sahur Pertama Ramadhan

Proses Marandang masih sama dengan memasak rendang pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah masakan rendang ini biasa disajikan ketika sahur pertama.

Setiap proses memasak sangatlah penting karena menentukan rasa yang dihasilkan. Hal tersebut berlaku dalam memasak rendang khas Minang ini. Biasanya, masyarakat setempat akan memasak dengan kuali besar dan menggunakan api kecil.

Dalam satu kuali besar, kira-kira bisa diisi sebanyak 5 sampai 6 kilogram daging segar. Tak lupa, bumbu serta rempah-rempah pilihan juga di masak bersama dagingnya agak meresap sempurna.

Momen Silaturahmi

Makanan yang dinobatkan sebagai kuliner terlezat di dunia ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dimasak. Selain menggunakan api kecil, memasak rendang bisa menghabiskan waktu sekitar 5 jam dan harus terus diaduk.

Setiap jengkal proses dari Marandang ini juga mengandung makna yang dalam konteks sosial. Momen ini menjadi ajang untuk bersilaturahmi antar sesama serta membangkitkan semangat kekeluargaan.

Mengapa tidak, setiap memasak rendang ini biasa disambi dengan bercakap-cakap dan bersenda gurau bersama. Maka dari itu, melalui tradisi Marandang ini menciptakan suasana yang hangat dan sangat kental.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya