Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, mengungkapkan pandangannya tentang praktik sholawat yang sering kali berlebihan.
Gus Baha tidak suka kepada sholawatan yang berlebihan.
Advertisement
Meskipun tidak sepenuhnya setuju dengan kelebihan ini, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga sholawat sebagai bentuk khidmah yang tepat terhadap Nabi Muhammad.
Advertisement
Menurut Gus Baha, sholawat seharusnya lebih fokus pada pujian kepada Nabi Muhammad daripada mempertegas keinginan pribadi. Sedangkan sholawat berlebihan mensifati nabi sedikit, permintaanya banyak.
"Sholawat yang benar adalah yang banyak menyifati Nabi dan sedikit mengungkapkan keinginan pribadi," ujarnya dengan tegas, seperti dikutip kanal YouTube @AlGhifari27.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Sholawat yang Disukai Gus Baha
Salah satu jenis sholawat yang sangat disukai oleh Gus Baha adalah karya monumental dari Habib Ali al Habsyi, pengarang Kitab Simtudurror.
Ketika melantunkan sholawat ini, Gus Baha merasakan hubungan spiritual yang mendalam dengan Nabi Muhammad.
"Dengan sholawat ini, saya berharap roh saya bisa bersatu dengan roh Rasulullah," katanya mengartikan kalimat demi kalimat tentang sholawat tersebut.
Gus Baha juga menambahkan bahwa cinta kepada Rasulullah merupakan kunci untuk diakui sebagai umat yang dicintai Nabi Muhammad.
Ia berharap bahwa cinta tulusnya kepada Rasulullah akan mencatatnya sebagai salah satu umat yang tercinta.
Advertisement
Begini Arti Sholawatan yang Disukai Gus Baha
Secara lengkap, Gus Baha mengartikan sholawat yang ia sukai tersebut.
"Ya Allah berikan sholawat kepada kekasihmu Muhammad, dengan sholawat ini rohnya saya yang membaca sholawat bisa sambung dengan rohnya Rasulullah. Dan setelah sambung saya terhitung sebagai orang yang mencintai Rasulullah dan saya berharap dari cinta itu saya tertulis sebagai umatnya," ujar Gus Baha.
Ungkapan ini menunjukkan pandangan mendalam Gus Baha tentang pentingnya menjaga sholawat sebagai bentuk pengabdian yang benar kepada Nabi Muhammad.
Dalam setiap ungkapannya, terpancar kecintaan dan kesetiaan yang tulus kepada Nabi sebagai teladan bagi umat manusia.
Gus Baha juga menyampaikan bahwa sholawat yang dia senangi adalah yang menguatkan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat Islam tentang nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.
Menurutnya, sholawat bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menguatkan rasa cinta kepada Rasulullah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â