Gus Baha Minta Jangan Minder Kerja ke Nonmuslim, Sitir Kisah Ali bin Abi Thalib

Orang yang bekerja mencari rezeki halal memiliki status yang sangat mulia di hadapan Allah SWT, begini penjelasan Gus Baha

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 04:30 WIB
gus baha 22
Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim ulama alim alamah asal Rembang Jawa Tengah, memberikan pandangan yang sangat bijak tentang bagaimana kita seharusnya memandang kesuksesan dalam hidup, terutama dari sisi sosial dan ekonomi.

Dalam pengajiannya Gus Baha mengingatkan bahwa meskipun kita mungkin merasa kalah secara ekonomi atau sosial, kita tidak perlu merasa rendah diri atau terhina.

Menurut Gus Baha, ukuran kekayaan atau status sosial bukanlah satu-satunya penentu nilai seseorang.

Bahkan jika kita merasa kalah kaya dibandingkan dengan orang nonmuslim atau orang yang tidak sholat, kita tidak perlu merasa rendah diri.

"Ketika Anda bekerja dan mencari rezeki yang halal, itu adalah perintah Allah," tegas Gus Baha seperti dikutip dari Youtube kanal @ngajibersamaulama.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Gus Baha Contohkan Kisah Sayidina Ali

Pengunjung Pasar Tradisional Dibatasi
ilustrasi berdagang, mencari rezeki. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ia menekankan bahwa dalam pandangan Islam, orang yang bekerja mencari rezeki halal memiliki status yang sangat mulia di mata Allah.

Gus Baha mencontohkan kisah Sayidina Ali yang pernah bekerja untuk orang Yahudi tanpa merasa hina.

"Sayidina Ali pernah bekerja untuk orang Yahudi, tetapi mereka tidak merasa terhina karena pekerjaan halal adalah perintah Allah," jelas Gus Baha

Ini menunjukkan bahwa martabat seseorang tidak ditentukan oleh siapa yang mereka layani atau dengan siapa mereka bekerja, tetapi oleh niat dan cara mereka mencari rezeki.

Lebih lanjut, Gus Baha menekankan bahwa dalam Islam, mencari rezeki halal adalah bentuk ibadah. Oleh karena itu, setiap Muslim yang bekerja dengan niat mencari rezeki yang halal tidak pernah dianggap sebagai buruh di mata Allah, melainkan sebagai hamba yang menjalankan perintah-Nya.


Banggalah karena Mencari Rezeki di Jalan Allah

Pengunjung Pasar Tradisional Dibatasi
Aktivitas pedagang dan konsumen di Pasar Tradisonal Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Islam hanya mengakui hukumnya Allah, dan mencari rezeki halal adalah bagian dari itu," kata Gus Baha.

Pandangan Gus Baha ini memberikan motivasi dan penguatan bagi kita untuk terus bekerja keras dan mencari rezeki yang halal tanpa merasa minder atau rendah diri.

Ia mengingatkan bahwa nilai seseorang di hadapan Allah tidak diukur dari seberapa banyak harta yang dimiliki, tetapi dari seberapa tulus niat dan usaha dalam mencari rezeki yang halal.

Dengan demikian, Gus Baha mengajak kita semua untuk selalu berpegang pada nilai-nilai Islam dalam mencari rezeki.

"Jangan pernah merasa kalah atau hina hanya karena ukuran materi. Sebaliknya, kita harus merasa bangga dan yakin bahwa setiap usaha yang kita lakukan untuk mencari rezeki halal adalah bentuk ibadah yang sangat mulia di hadapan Allah," tandasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya