Hikmah Mengingat Kematian dan Kehidupan Setelahnya Menurut Buya Yahya

Menurut Buya Yahya dengan mengingat kematian, seseorang akan menyadari betapa banyak dosanya dan akan terdorong untuk memperbaiki diri.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2024, 11:30 WIB
buya yahya 221
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah ceramah yang penuh hikmah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menyampaikan pentingnya kesadaran akan kematian dalam kehidupan sehari-hari.

Menurutnya, orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian, karena kematian adalah titik balik untuk memotivasi diri agar senantiasa berbuat baik.

Buya Yahya mengungkapkan pandangannya tentang bagaimana seharusnya seseorang menyikapi kematian dan kehidupan setelahnya.

"Orang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian," ujar Buya Yahya dengan penuh keyakinan, seperti dikutip dari video di kanal YouTube @al-bahjahblitarofficial8802.

Ia melanjutkan bahwa dengan mengingat kematian, seseorang akan menyadari betapa banyak dosanya dan akan terdorong untuk memperbaiki diri.

Dalam pandangannya, kematian adalah pengingat yang membawa seseorang pada keimanan yang lebih dalam, khususnya keyakinan akan kehidupan setelah mati. "Jika dia ingat kematian, baru diberi dengan keimanan bahwa setelah mati nanti ada kehidupan yang lebih panjang," jelasnya.

Dengan mengingat kematian, seseorang akan merasakan urgensi untuk berbuat kebaikan dalam hidup ini. Buya Yahya menegaskan bahwa keyakinan dan kesadaran ini secara otomatis akan membentuk perilaku orang tersebut dalam menjalani kehidupan di dunia.

“Karena apa yang dilakukan saat ini akan ada pada hari nanti. Kalau itu baik, maka dia akan mendapatkan kebaikan; kalau itu keburukan, dia akan mendapatkan keburukan,” tegas Buya Yahya.

Bagi Buya Yahya, kesadaran akan kehidupan setelah mati adalah pondasi utama dalam menjalani hidup yang penuh kebajikan.

Tanpa kesadaran ini, hidup bisa menjadi kosong dan tak terarah. "Maka, paling bahayanya kita itu kalau bergaul dengan orang yang tidak percaya kepada kehidupan setelah kematian ini. Itu bahaya banget," tambahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bahaya Tidak Percaya Kehidupan setelah Kematian

Ilustrasi Kematian.
Ilustrasi Kematian. (Photo copyright by Freepik)

Menurut Buya Yahya, orang yang tidak percaya akan kehidupan setelah kematian cenderung hidup hanya untuk kepentingan duniawi semata. Bagi mereka, kehidupan yang ada saat ini adalah segalanya.

"Makanya, bagi mereka kehidupan ini kalau aku tidak hidup saat ini, sudah selesai," ungkapnya.

Pandangan seperti ini, menurut Buya Yahya, bisa menjerumuskan seseorang pada jalan yang salah, karena tidak ada rasa tanggung jawab terhadap amal perbuatan yang dilakukan. "Kalau tidak menang hari ini, aku ya sudah tidak akan mendapatkan apa-apa," katanya.

Sikap seperti ini bisa menumbuhkan niat untuk melakukan kejahatan, karena seseorang yang tidak percaya akan kehidupan setelah kematian tidak memiliki rasa takut terhadap konsekuensi dari perbuatan buruknya. "Makanya kejahatan muncul dari situ," tegas Buya Yahya.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menekankan bahwa ajaran agama sangat penting untuk membentuk pemahaman yang benar tentang kehidupan dan kematian. Tanpa pemahaman yang benar, seseorang dapat dengan mudah tergelincir pada perilaku yang tidak baik.

Keyakinan akan kehidupan setelah mati bukan hanya memberikan rasa aman bagi seseorang, tetapi juga memberi pedoman hidup yang jelas. "Ingatlah bahwa setiap amal perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun di akhirat," tambah Buya Yahya.

 

Kematian sebagai Peringatan dan Motivasi Hidup Baik

Ilustrasi ziarah kubur, muslim, islami
Ilustrasi mengingat kematian. (Foto oleh Meruyert Gonullu: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-kilang-pohon-muda-6908028/)

Kematian, menurut Buya Yahya, bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sesuatu yang harus diterima dengan ikhlas. Namun, ingat akan kematian akan menjadi motivasi untuk memperbaiki diri dan terus berbuat kebaikan.

"Orang cerdas tahu bahwa hidup ini hanya sementara, dan yang abadi adalah kehidupan setelah mati. Itu yang membuatnya berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi orang yang baik," ujar Buya Yahya.

Oleh karena itu, setiap individu diingatkan untuk selalu memperbaiki niat dan tindakan, tidak hanya demi hidup yang lebih baik, tetapi juga demi kehidupan setelah mati yang lebih baik. "Setiap amal yang kita lakukan akan menentukan kehidupan kita di akhirat," jelasnya.

Di akhir ceramah, Buya Yahya mengajak jamaah untuk selalu merenung dan mengingat bahwa hidup di dunia ini adalah ujian. "Jangan sampai kita terlena dengan kesenangan dunia yang sementara, karena kehidupan yang abadi menanti kita," pungkasnya.

Melalui ceramah ini, Buya Yahya memberikan pencerahan penting tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi kematian, bukan sebagai akhir, tetapi sebagai awal dari kehidupan yang lebih panjang dan lebih bermakna.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya