Hati-Hati, Jadi Ustadz Bisa Sia-Sia karena Hal Ini Ungkap Buya Yahya

Buya Yahya mengatakan bahwa kesombongan karena ilmu sering kali membuat seseorang merasa paling benar dan sulit menerima nasihat. Ketika seseorang memandang rendah orang lain hanya karena merasa lebih berilmu atau lebih taat, maka amal ibadahnya bisa kehilangan keikhlasan. Dalam Islam, keikhlasan adalah syarat utama agar amal diterima oleh Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2024, 04:30 WIB
buya yahya
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Kesombongan adalah penyakit hati yang mampu menghancurkan amal ibadah seseorang. Dalam sebuah kajian, Pengasuh LPD AL Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya mengingatkan bahaya kesombongan yang bisa menyerang siapa saja, termasuk mereka yang berperan sebagai ustadz atau pengajar agama.

Kesombongan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti karena harta, tahta, ilmu, atau bahkan kebaikan yang pernah dilakukan.

Buya Yahya menegaskan bahwa kesombongan sering kali tidak disadari, terutama oleh mereka yang merasa lebih berilmu. Ketika seseorang mulai memandang rendah orang lain hanya karena merasa lebih tahu, hal itu menjadi awal dari kehancuran ukhuwah. Pesan ini disampaikan dalam sebuah ceramah yang kemudian dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @abuchaer.

Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya menjelaskan bagaimana kesombongan bisa membuat amal ibadah menjadi sia-sia. Ia memberikan contoh, seorang ustadz yang menggunakan ilmunya untuk meremehkan orang lain atau merasa memiliki "hak atas surga" adalah bentuk kesombongan yang sangat berbahaya. Kesombongan ini, jika tidak segera disadari, akan merusak dirinya sendiri dan hubungan dengan sesama.

Ia menambahkan bahwa kesombongan karena ilmu sering kali membuat seseorang merasa paling benar dan sulit menerima nasihat. Ketika seseorang memandang rendah orang lain hanya karena merasa lebih berilmu atau lebih taat, maka amal ibadahnya bisa kehilangan keikhlasan. Dalam Islam, keikhlasan adalah syarat utama agar amal diterima oleh Allah.

Kesombongan juga dapat merusak hubungan sosial. Buya Yahya mengingatkan bahwa sikap merendahkan orang lain hanya akan membuat ukhuwah Islamiyah retak. Hal ini sering kali terjadi karena seseorang tidak mampu melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Padahal, setiap manusia memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing.

Tidak hanya itu, kesombongan juga menjadi penyebab utama perpecahan dalam masyarakat. Seseorang yang sombong cenderung sulit bekerja sama dengan orang lain dan lebih suka mendominasi. Akibatnya, hubungan antarsesama menjadi renggang, dan nilai-nilai kebersamaan pun terkikis.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kesombongan karena Kebaikan

Ilustrasi orang sombong, keras kepala
Ilustrasi orang sombong, keras kepala. (Image by kues1 on Freepik)

Buya Yahya juga menyoroti kesombongan karena kebaikan. Misalnya, seseorang yang rajin beribadah merasa dirinya lebih baik dibandingkan orang lain. Ia mulai memandang rendah mereka yang dianggap kurang taat. Sikap ini, menurut Buya Yahya, sangat berbahaya karena bisa membuat seseorang kehilangan pahala dari amal yang telah dilakukan.

Dalam Islam, tawaduk atau kerendahan hati adalah salah satu akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Tawaduk bukan berarti merendahkan diri, tetapi menyadari bahwa segala kelebihan yang dimiliki adalah karunia Allah. Dengan sikap ini, seseorang akan lebih mudah menjalin hubungan baik dengan sesama dan terhindar dari kesombongan.

Kesombongan tidak hanya merugikan hubungan dengan manusia, tetapi juga dengan Allah. Orang yang sombong sulit introspeksi diri, merasa benar sendiri, dan cenderung mengabaikan perintah Allah. Padahal, Allah sangat membenci kesombongan dan menyebutnya sebagai salah satu penghalang masuk surga.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menekankan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Orang yang terlihat kurang taat sekalipun bisa saja memiliki amalan yang lebih mulia di sisi Allah. Sebaliknya, seseorang yang tampak taat belum tentu bebas dari kesalahan. Karena itu, sikap saling menghargai harus selalu diutamakan.

Kesombongan juga bisa merusak niat dalam beribadah. Ketika seseorang mulai beribadah hanya untuk mendapatkan pujian atau merasa lebih baik dari orang lain, maka amal tersebut kehilangan nilai di hadapan Allah. Niat yang ikhlas adalah kunci utama agar amal diterima oleh-Nya.

Buya Yahya mengingatkan bahwa setiap manusia harus selalu introspeksi diri dan menjaga hati dari kesombongan. Kesombongan adalah musuh utama yang bisa merusak amal, meretakkan ukhuwah, dan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah.

Konflik Dipicu karena Kesombongan

Ilustrasi orang sombong, keras hati
Ilustrasi orang sombong, keras hati. (Image by 8photo on Freepik)

Selain itu, ia menambahkan bahwa kesombongan sering kali menjadi penyebab timbulnya konflik. Ketika seseorang merasa dirinya lebih baik atau lebih penting, ia cenderung mengabaikan pendapat orang lain. Sikap ini tidak hanya merusak hubungan antarindividu, tetapi juga menghambat kemajuan bersama.

Sebagai seorang Muslim, penting untuk selalu mengedepankan akhlak mulia dalam berinteraksi dengan orang lain. Buya Yahya mengingatkan bahwa akhlak yang baik adalah cerminan dari keimanan seseorang. Tanpa akhlak yang baik, ilmu agama yang dimiliki tidak akan memberikan manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Buya Yahya juga memberikan pesan khusus kepada para ustadz dan pemimpin agama. Ia menekankan bahwa menjadi pembimbing umat adalah amanah besar yang membutuhkan kerendahan hati dan sikap saling menghormati. Tanpa sikap ini, dakwah yang disampaikan tidak akan efektif dan malah menjauhkan orang dari nilai-nilai Islam.

Ia menambahkan, kesombongan sering kali muncul dari hal-hal kecil yang tidak disadari. Misalnya, merasa lebih baik karena memiliki jabatan tinggi, merasa lebih pintar karena memiliki banyak ilmu, atau merasa lebih saleh karena rajin beribadah. Semua ini harus dihindari agar hati tetap bersih dan amal diterima oleh Allah.

Pesan ini tidak hanya ditujukan kepada para ustadz, tetapi juga kepada semua Muslim. Kesombongan dalam bentuk apa pun hanya akan membawa kerugian, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, kerendahan hati akan membuka pintu rahmat Allah dan mempererat hubungan dengan sesama.

Pada akhirnya, setiap Muslim harus selalu berusaha menjaga hati dari kesombongan dan meningkatkan keikhlasan dalam beribadah. Dengan begitu, amal yang dilakukan akan membawa manfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Islam mengajarkan bahwa kerendahan hati adalah kunci untuk meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Pesan ini menjadi pengingat bagi semua orang agar selalu introspeksi diri dan menjauhi sifat sombong. Kesombongan hanya akan membawa kehancuran, sementara kerendahan hati akan membawa kedamaian dan keberkahan dalam hidup.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya