Wuih, Anak-Anak TPQ di Kebumen Ini Akrab dengan Ular Piton Raksasa

Di Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, anak-anak TPQ justru akrab dengan ular, meski ular-ular jumbo alias ular raksasa

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2022, 18:00 WIB
Anak-anak di Pejagoan, Kebumen, akrab dengan ular-ular piton raksasa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Anak-anak di Pejagoan, Kebumen, akrab dengan ular-ular piton raksasa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Bagi sebagian orang, ular adalah hewan yang menakutkan. Tak aneh mengingat sebagian jenis hewan melata ini berbisa dan berbahaya.

Lazimnya, orangtua akan melarang anak-anaknya bermain dengan ular. Beragam alasan membuat orangtua khawatir dengan keselamatan anak-anaknya.

Asosiasi ular dengan hewan buruk membuatnya tak begitu populer sebagai hewan kesayangan. Terlebih untuk ular berbisa maupun ular raksasa.

Barangkali, ini salah satu pengecualian. Di Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, anak-anak justru akrab dengan ular, meski ular-ular jumbo.

Seringnya interaksi membuat puluhan anak-anak tak takut ketika bersentuhan langsung bahkan menggendongnya beramai-ramai.

Letak kandang yang berdekatan dengan Taman Pendidikan Quran (TPQ) membuat interaksi antara anak-anak dengan ular piton berjalan alami. Total ada 11 ular piton berukuran jumbo milik Munding Aji, warga setempat.

Pada hari-hari tertentu, terutama saat ular-ular raksasa ini dikeluarkan dari kandangnya untuk dimandikan atau sekadar meregangkan otot, anak-anak turut bermain. Mereka sama sekali tidak takut.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Syahrini si Favorit, Rambo si Jumbo

Kepala ular piton raksasa, di Pejagoan, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Kepala ular piton raksasa, di Pejagoan, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Di sini, ada ular favorit berjenis kelamin betina. Namanya Syahrini. Anak-anak pun lebih akrab dengan Syahrini. Jangan salah, bobot Syahrini kisaran 200 kilogram dengan panjang kisaran enam meter nyaris tujuh.

Ada pula, Rambo, piton jantan lebih besar. Bobotnya kisaran 300-an kilogram dengan panjang lebih dari tujuh meter.

Anak-anak enggan bermain dengan Rambo. Bukan karena takut, mereka tak kuat hanya untuk mengangkat kepala si Rambo.

"Enggak takut, tapi berat," tukas salah satu santri TPQ, Arif Hidayat, beberapa waktu lampau.

Tak berbeda dengan Arif, anak TPQ lainnya, Ahmad Nabil juga akrab dengan ular. Tak sedikit pun ia terlihat takut menggendong atau membelai-belai kepala ular.

Sang ular pun tampak akrab dengan anak-anak ini. Beberapa kali sang ular mendesis. Seperti disebut di muka, mendesis digambarkan sebagai suara ancaman.

Namun, di tempat ini, desisan ular tak berbeda dengan suara kucing atau anjing yang mendengkur. Dengkuran atau mengorok adalah tanda bahwa hewan peliharaan bahagia dan nyaman bertemu dengan tuannya.

"Suara napasnya memang seperti itu. Ukurannya kan besar, jadi desisannya lebih keras," kata sang pemilik, Munding Aji.

Lantas, bagaimana membuat ular-ular piton yang merupakan hewan predator puncak ini menjadi jinak dan akrab dengan anak-anak?

Munding mengaku mulai memelihara ular-ular ini sejak mereka berusia kurang dari satu tahun. Semakin muda dan kecil, ular akan cenderung lebih jinak dan mudah dididik.

 

Rambo Dipelihara Sejak Berukuran Sejempol

Anak-anak di Pejagoan, Kebumen akrab dengan ular-ular piton raksasa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Anak-anak di Pejagoan, Kebumen akrab dengan ular-ular piton raksasa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Bahkan, rambo yang saat ini berbobot 300 kilogram itu ternyata dipelihara sejak berukuran sejempol. Barangkali saat dibeli, Rambo baru berumur dua atau tiga bulan.

"Semuanya dapat umurnya kurang dari satu tahun. Panjangnya belum ada satu meter. Lebih mudah dipelihara dan jinak," dia menerangkan.

Sejak ukuran sekecil itu lah, ular-ular ini dipelihara. Interaksi yang panjang dengan pemilik dan perawat membangun hubungan yang unik.

Secara berkala dan rutin, ular-ular ini dimandikan dan dirawat agar terhindar dari penyakit dan parasit. Sentuhan-sentuhan langsung itu membuat ular akrab dengan manusia dan tak bereaksi berlebih saat mendapat sentuhan.

Meski begitu, Munding pun tetap memperingatkan agar orang-orang berinteraksi dengan ular saat ada perawat atau pawangnya. Pemilik dan pawang lah yang paling paham tabiat antara satu ular dengan lainnya.

"Sifat masing-masing ular berbeda. Ada yang agak agresif. Ada juga yang kalem. Tapi secara keseluruhan, ular sebenarnya hewan yang tenang," dia mengungkapkan.

Untuk menjamin kesehatan ular piton peliharaannya, masing-masing ular diberi makan dalam jumlah dan jangka waktu berbeda. Terbanyak adalah Rambo. Tiap dua bulan sekali, 20 ekor ayam habis dimakannya sekaligus.

Adapun Syahrini, membutuhkan antara 10 sampai 15 ekor ayam, per dua bulan. Selvi, si ular piton albino jantan juga membutuhkan jumlah yang sama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya