BMKG Tetapkan Status Jember, Bojonegoro dan Lamongan jadi Daerah Waspada Banjir

BMKG pun memintap pemerintah daerah untuk memlakukan langkah antisipasi atas status waspada banjir tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah wilayah di Jawa Timur kini ditetapkan sebagai daerah waspada banjir, daerah-daerah itu adalah Jember, Bojonegoro dan Lamongan. Status waspada banji itu diberikan usai analisis data yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan Impact Based Forecast (IBF) serta BNPB dengan InaRisk.

"Daerah tersebut merupakan daerah dengan tingkat historikal banjir tertinggi berdasarkan DIBI (Data Informasi Bencana Indonesia). Rincian daerah berpotensi banjir dengan status waspada hingga ke level kecamatan," begitu kutipan keterangan yang diterima Liputan6.com dari Pusat Pengendalian dan Operasi BNPB Jawa Timur, Senin (21/3/2022).

Pemerinta daerah dan dinas-dinas terkait pun diharapkan mulai mempersiapkan langkah-langkah antisipasi atas status waspada banjir yang disematkan kepada tiga wilayah tersebut. Selain itu, seluruh stakeholder juga diminta untuk segera menyebarkan informasi peringatan dini tentang curah hujan serta tinggi muka air di daerah masing-masing. 

"Selain itu, Melakukan koordinasi dengan stakeholder dalam penyiapan tim siaga bencana dan sumberdaya," tulisnya..

Selain itu, pihak-pihak terkait juga mengidentifikasi tempat pengungsian termasuk infrastruktur pengungsian sesuai protokol kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan logistik dan peralatan, memastikan alat peringatan dini berfungsi dengan baik, serta memastikan ketersediaan rambu dan jalur evakuasi.

Sementara diketahui, sejak kemarin malam sejumlah wilayah di Kabupaten Bojonegoro terjadi banjir luapan sungai. Seperti di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander dan Desa Pacul Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro. Banjir terjadi setelah terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sekitar pukul 16.30 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Data dari Pemerintah Desa Pacul menyebutkan, jumlah rumah yang tergenang di Desa Pacul sebanyak 30 rumah tergenang yang berada di RT 06 sampai dengan RT 22, sementara pekarangan yang tergenang 6 hektar dan 15 hektar sawah. “Air mulai memasuki rumah sekitar pukul 23.00 WIB kemarin,” ujar Warga RT 13 Desa Pacul, Sadimah.

Banjir luapan sungai avoor tersebut menurutnya merupakan banjir terbesar sepanjang tahun ini. Sekitar pukul 17.00 WIB banjir belum surut di beberapa titik jalan lingkungan dan pekarangan rumah.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya