Liputan6.com, Jakarta - Selamat Hari Batik Nasional! Memasuki satu dekade pengakuan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO, sejauh apa yang Anda tahu tentang motif-motif batik legendaris?
Dalam buku Cerita Batik karya Iwet Ramadhan, motif pada batik selalu mengandung cerita yang ingin disampaikan sang pembatik. Cerita itu pula yang semestinya diturunkan dari generasi ke generasi agar setiap anak bangsa tetap memiliki karakter di tengah arus globalisasi.
Advertisement
Ada dua etika keutamaan dasar yang terkandung dalam setiap motif batik. Pertama, sepi ing pamrih yang berarti menahan diri dan tidak mementingkan diri sendiri. Kedua, rame ing gawe yang bermakna ketentuan-ketentuan yang berlaku di masyarakat terkait pangkat dan kedudukan dari warga masyarakat sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Dalam buku tersebut, kurang lebih 3.000 motif batik yang tercipta di negeri ini. Khusus untuk batik keraton atau batik pedalaman, motif yang tercipta menjadi legenda dan kaya cerita. Liputan6.com merangkum arti lima motif dasar pada batik keraton berikut ini.
1. Motif Ceplokan
Motif ceplokan biasanya terdiri dari motif-motif geometris, seperti lingkaran, kotak persegi empat, bujur sangkar, dan bintang. Motif-motif geometris itu terkadang dikombinasikan dengan motif lainnya, seperti bunga dan gerdo atau garuda.
Apabila diibaratkan dengan kehidupan manusia, motif ini merupakan sebuah harapan agar si pemakai dapat menjalani hidup dengan teratur. Motif ceplokan juga merupakan gambaran dari suratan takdir manusia. Keteraturannya menggambarkan bahwa hidup di dunia ini sudah ada aturan dan garisnya.
Pada zaman dahulu, batik motif ceplokan kebanyakan digunakan oleh aparat pemerintahan. Harapannya, mereka yang dipercaya menjalankan tugas akan bekerja dengan benar, jujur, dan mengutamakan rakyatnya.
Banyak sekali variasi motif ceplokan, tetapi salah satu yang paling sering ditemui adalah ceplok kawung. Konon, motif ini termasuk sebagai salah satu motif tertua yang pernah ada. Motif batik tersebut bisa dikatakan sebuah simbol kesempurnaan. Kosong merupakan simbol kenetralan jiwa, pikiran, dan tingkat pengendalian diri tertinggi.
Saksiakn Video Pilihan Berikut Ini:
2. Motif Tambal
Iwet menyebut motif tersebut sebagai motif magis. Kain motif tambal biasa dipakai saat seorang ibu melahirkan bayinya. Ketika proses persalinan selesai, ayah harus mencuci kain batik tersebut sampai bersih dan disimpan kembali dengan baik.
Motif batik tambal itu dipercaya memiliki efek menyembuhkan dan memperbaiki sesuatu yang rusak. Motif batik tersebut juga merupakan penggambaran tanggung jawab dan pengorbanan orangtua.
Dalam budaya Jawa, tanggung jawab orangtua, terutama ayah, baru selesai ketika anaknya menikah. Selama si anak belum menikah, semua tanggung jawab masih berada di pundak kedua orangtua, terutama sang ayah.
Salah satu motif tambal yang populer adalah motif batik tambal sekar jagad. Motif tersebut hanya digunakan oleh orang-orang yang bijaksana lantaran motif tersebut merupakan simbol dari kebijaksanaan.
Advertisement
3. Motif Parang
Kedua motif itu yang paling sering dan paling mudah ditemui. Konon, motif tersebut diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram saat sedang bermeditasi di pantai selatan Jawa. Ia terinspirasi kekuatan ombak yang memecah karang untuk membuat motif parang.
Motif parang adalah motif geometris yang posisinya digambar secara diagonal. Motif ini terdiri dari dua bagian, gareng (lengkungan dan juga mlinjon (bentuk belah ketupat).
Nama Gareng diambil dari tokoh pewayangan yang menjadi simbol kebijaksanaan. Tokoh ini dianggap mampu melihat dunia dari berbagai macam arah dan menyelesaikan masalah tanpa berat sebelah.
Sedangkan, mlinjon adalah simbol dari awal kehidupan. Mlinjon merupakan gambaran dari celah-celah di tebing yang terpapas oleh ombak. Motif parang terbagi tiga berdasarkan ukurannya, yakni parang klethik, parang gendreh, dan parang barong yang biasanya hanya dipakai untuk busana raja.
Dalam motif tersebut terkandung harapan agar manusia bisa seteguh batu karang dan dapat memberikan serta menciptakan sumber kehidupan untuk orang-orang di sekelilingnya. Tapi, maknanya belakangan bergeser menjadi harapan agar orang memiliki jiwa kesatria.
4. Motif Lereng
Sepintas motif lereng tak ubahnya motif parang. Yang membedakan antara parang dan lereng adalah mlinjon. Pada motif lereng, mlinjon tidak ditemukan. Sementara pada motif parang, mlinjon unsur penting yang harus ada.
Lereng adalah gambar dari gelombang yang merupakan simbol dari gelombang dinamika kehidupan. Harapan yang terkandung dalam motif ini adalah si pemakai dapat melewati dinamika kehidupan dengan baik dan tanpa masalah yang berarti.
Salah satu motif lereng yang populer adalah lereng kusumo. Biasanya dipakai oleh anak laki-laki yang masuk masa akil balig. Kain itu diberikan dengan harapan agar si anak mampu dan siap menghadapi kehidupan, berani melangkah, dan sigap dalam menghadapi permasalahannya di kemudian hari.
Advertisement
5. Motif Semen
Motif semen banyak disebut sebagai penggambaran yang lebih luas dari gunungan yang terdapat di wayang atau penggambaran dari kehidupan di muka bumi. Motif semen memiliki cerita yang sarat makna dan filosofi, sebuah harapan akan kebaikan yang tidak pernah putus, selalu tumbuh, dan berkembang.
Motif semen memiliki banyak ornamen yang mewakili kehidupan di dunia. Misalnya, ornamen sulur-suluran, dedaunan, dan ceplokan hewan mewakili kehidupan di darat; atau motif naga, ular, ikan, dan katak yang mewakili kehidupan di air; serta motif seperti burung, awan, dan kupu-kupu yang mewakili kehidupan di udara.
Banyak cerita dari motif semen. Salah satunya semen gurdo atau semen garuda yang menyimbolkan kekuasaan. Makna dan harapan yang terkandung di dalamnya adalah sesungguhnya kekuasaan tidaklah berarti apa-apa tanpa adanya dukungan dari rakyat.
Harapannya, setiap pemimpin yang memakai kain batik dengan motif ini selalu ingat bahwa kekuasaan yang dipegangnya sebenarnya merupakan titipan, amanah yang sangat besar.