Liputan6.com, Jakarta - Sejak merebak, sudah berkali-kali disebutkan bahwa perjalanan udara punya risiko tinggi dalam penyebaran virus corona. Melihat kondisi ini, melansir dari laman Lonely Planet, 19 Februari 2020, Pusat Kontrol dan Pencegahan Wabah Amerika Serikat atau CDC telah mengidentifikasi posisi duduk mana yang rentan terpapar virus.
Berdasarkan pemaparan CDC, dua meter jadi jarak risiko medium penumpang pesawat duduk tertular virus, entah lewat kontak semacam batuk maupun bersin. Karenanya, memerhatikan orang dalam jarak tersebut jadi penting, yakni beradius dua kursi ke segala arah dari tempat Anda duduk.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai lanjutan, orang-orang dengan risiko rendah terinfeksi virus corona, yakni mereka yang tak pergi maupun kontak langsung dengan orang dari daratan utama Tiongkok, disarankan untuk menghindari perjalanan komersil jarak jauh.
Anjuran ini termasuk transportasi udara, yakni pesawat maupun kereta dan bus. Virus yang secara resmi dinamai World Health Organization (WHO) sebagai COVID-19 ini telah menelan korban jiwa lebih dari dua ribu orang di seluruh dunia.
Di luar Tiongkok, penyebaran virus corona terbilang lambat, tapi bukan tak mungkin kecepatan ini bertambah. Bahkan, sekarang sudah timbul kekhawatiran penyebaran virus tersebut dari mereka yang tak pernah bepergian ke Tiongkok mengingat penyebarannya sudah terjadi secara global.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Harus Seberapa Khawatir?
Tingkat kekhawatiran paling tinggi akan penyebaran virus corona ditujukan pada pelancong yang secara rutin melakoni penerbangan ke luar negeri. Kendati, Profesor divisi penyakit menular Columbia University Irving Medical Center Dr. Yoko Furuya menyebut, penerbangan domestik juga bukan bebas risiko sama sekali.
"Risiko penyebaran bukan berarti tak ada sama sekali. Tapi, secara general, kekahwatiran ini harus selaras dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan, termasuk sementara membatalkan kunjungan, apalagi ke tempat-tempat risiko terdampak (penyebaran virus corona)," kata Yoko mengutip laman CNN.
"Tingkat kebersihan tangan yang baik selalau jadi ide bagus untuk melindungi diri dari serangan virus apapun," jelas Dr. William Schaffner, profesor divisi penyakit menular Vanderbilt University. Bila sedang tak memungkinkan menggunakan sabun dan air, hand sanitizer yang memiliki kandungan alkohol disebut sebagai alternatif.
Juga, Pusat Kontrol Wabah Amerika Serikat manambahkan, menutup hidung menggunakan tisu maupun lengan, bukan tangan, ketika bersin atau batuk, juga bisa jadi salah satu tindakan preventif.
Advertisement