Yunani Kembali Buka Pintu untuk Wisatawan

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengumumkan bahwa Yunani siap menyambut turis.

oleh Putu Elmira diperbarui 15 Jun 2020, 12:02 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 12:02 WIB
Santorini
Santorini /Photo by Tamara Budai on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Kabar pariwisata dunia hadir dari Yunani yang kembali membuka pintu mereka bagi turis. Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis yang menyebut salah satu negara populer di kalangan pelancong ini siap menyambut wisatawan dengan aman setelah lockdown.

"Pariwisata Yunani kembali," kata Mitsotakis pada Sabtu, 13 Juni 2020 di Santorini, Yunani, seperti dilansir dari AFP, Senin (15/6/2020).

Kembalinya wisatawan ke Yunani dari sekitar 30 negara melalui udara, laut dan darat, dimulai hari ini, Senin (15/6/2020). "Semuanya siap dalam hal bahwa kami memastikan pedoman jarak sosial yang tepat," kata Mitsotakis.

Ia menambahkan bahwa keselamatan dan kesehatan adalah prioritas pertama mereka. Pihaknya ingin wisatawan merasa aman. "Saya tidak tertarik untuk menjadikan Yunani tujuan nomor satu di Eropa," lanjutnya.

Di Yunani, angka kematian karena corona Covid-19 tercatat pada angka 183 jiwa. Mitsotakis berbicara soal keberhasilan pemerintahnya dalam mengatasi gelombang pertama pandemi.

Hanya bandara Athena dan Thessaloniki yang akan dibuka kembali untuk penerbangan dari sekitar 30 negara pada hari Senin (15/6/2020). Sementara, bandara regional, termasuk Santorini, akan kembali beroperasi pada 1 Juli mendatang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kembali Bangkit

Mykonos, Yunani
Mykonos, Yunani (LOUISA GOULIAMAKI / AFP)

Sebelumnya, setiap penumpang yang positif Covid-19 harus mengikuti periode isolasi 14 hari di sebuah hotel dengan biaya ditanggung pemerintah Yunani.

Pemerintah berharap bisa mencabut semua pembatasan pada Juli dan ingin memperpanjang musim turis ketika cuaca Yunani bisa membuat aktivitas luar ruang kian nyaman, sehingga lebih kondusif untuk melawan penularan virus.

"Kami sedang berurusan dengan virus berbahaya. Virus masih di sini, belum hilang. Kami mengambil risiko yang sangat diperhitungkan. Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya