Pesawat Listrik Mengudara untuk Pertama Kali di Dunia

Pesawat penumpang listrik ini rencananya akan bisa beroperasi secara penuh pada 2027.

oleh Asnida Riani diperbarui 30 Sep 2022, 09:01 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 09:01 WIB
Penumpang Gelap dari Kenya Mendarat Selamat Setelah Bersembunyi 11 Jam di Roda Pesawat
Ilustrasi roda pesawat. (dok. Joël Super/Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat listrik pertama di dunia telah berhasil mengudara. Perusahaan Israel, Eviation Aircraft, sukses meluncurkan Alice pada Selasa pagi, 27 September 2022, waktu setempat, dari Bandara Internasional Grant County Washington.

Melansir CNN, Kamis, 29 September 2022, pesawat tanpa emisi ini melakukan perjalanan di ketinggian 3.500 kaki untuk penerbangan perdananya selama delapan menit. "Ini adalah sejarah," presiden dan CEO Eviation, Gregory Davis, mengatakan.

Ia menyambung, "Kami belum melihat perubahan teknologi propulsi pada pesawat sejak kami beralih dari mesin piston ke mesin turbin. Tahun 1950-an adalah kali terakhir Anda melihat teknologi yang sama sekali baru seperti ini bersatu."

Dengan teknologi baterai mirip mobil listrik atau ponsel, pesawat berkapasitas sembilan penumpang itu akan dapat terbang selama satu hingga dua jam dalam periode pengisian daya selama 30 menit. Berdasarkan teknologi baterai saat ini, Eviation menargetkan jangkauan 463 kilometer.

April lalu, perusahaan itu mengatakan bahwa Alice akan dapat terbang sekitar 814,8 km. Pesawat ini memiliki kecepatan jelajah maksimum 250 knot, atau 462 km per jam. Sebagai referensi, Boeing 737 memiliki kecepatan jelajah maksimal 946 km per jam.

Eviation didirikan pada 2015 dan telah mendorong Alice maju sejak saat itu. Perusahaan berharap menggunakan informasi yang dikumpulkan selama penerbangan pekan ini untuk meninjau langkah selanjutnya. Juga, mengirimkan pesawat penumpang itu untuk digunakan pada 2027, meski Eviation memperingatkan bahwa rencana tersebut dapat berubah.

3 Versi

Pesawat
Ilustrasi kabin pesawat. (dok. unsplash.com/angelacompagnone)

Davis mengatakan, "Kami sebenarnya telah menghasilkan, sejujurnya, terabyte data dengan sistem akuisisi data yang kami miliki di pesawat. Jadi, kami akan membutuhkan waktu beberapa minggu dan meninjaunya untuk melihat bagaimana kinerja pesawat dibandingkan model dan analisa kami. Dari sana, kami akan mengerti apa yang perlu kami lakukan selanjutnya."

Perusahaan mengatakan mereka berharap dapat mengembangkan pesawat bersertifikasi FAA hingga 2025 diikuti dengan satu atau dua tahun pengujian penerbangan sebelum dapat mengirimkan Alice ke pelanggan. Eviation saat ini menargetkan memasukkan Alice ke dalam layanan pada 2027, seperti disinggung sebelumnya.

Tiga versi berbeda dari Alice sedang dalam tahap prototipe: varian "komuter," versi eksekutif, dan satu khusus untuk kargo. Konfigurasi komuter menampung sembilan penumpang dan dua pilot, serta 385,5 kg kargo. Desain eksekutif memiliki enam kursi penumpang untuk penerbangan lebih luas, dan pesawat kargo menampung volume 12,7 meter kubik.

Namun, perjalanan Alice menuju lepas landas bukannya tanpa masalah. Alice awalnya diharapkan untuk terbang pada 2021. 

Bukan Tanpa Masalah

Ilustrasi Pesawat
Ilustrasi pesawat. (dok. Unsplash.com/@killianpham)

Eviation menghadapi pergantian eksekutif dan serangkaian masalah cuaca yang menghambat kemajuan pengujian, mendorong mundur tanggal lepas landas, dan mengumumkan peluncuran armada selama bertahun-tahun. Maskapai penerbangan komuter CapeAir awalnya diharapkan menempatkan armada ke dalam layanan pada 2023.

Itu semula dijadwalkan melayani rute melintasi Boston dan Cape Cod, tapi Alice yang dibeli menghadapi penundaan. DHL dan perusahaan charter udara yang berbasis di Miami, GlobalX, juga telah mengumumkan rencana membeli pesawat tersebut.

Di sisi lain, perusahaan pesawat listrik yang didanai pendiri Google Larry Page, Kitty Hawk, berhenti beroperasi. Kabar berhentinya operasional startup yang kini dipimpin Sebastian Thrun ini disampaikan melalui akun Twitter perusahaan, 21 September 2022.

"Kami telah membuat keputusan untuk menghentikan Kitty Hawk. Kami masih mengerjakan detail tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya," ungkap mereka. Kanal Tekno Liputan6.com merangkum dari TechCrunch bahwa pemimpin perusahaan itu masih belum bisa dihubungi guna mengonfirmasi kabar tersebut.

Catatan Perusahaan

Pesawat - Vania
Ilustrasi Pesawat/https://unsplash.com/Leio Mclaren

Sekadar informasi, Kitty Hawk merupakan startup yang didirikan Sebastian Thrun dan Larry Page pada 2010. Thrun merupakan penasihat sekaligus teman Page. Ia sebelumnya jadi salah satu pembesut proyek mobil otonomos Google.

Pendiri Google ini menunjuk Thrun yang sudah lama dikenalnya untuk memimpin startup pesawat listrik Kitty Hawk yang didanainya. Selama beberapa tahun terakhir, sebagian besar operasi startup yang mengembangkan pesawat listrik ini dilakukan secara rahasia.

Salah satu capaiannya adalah perusahaan berhasil memperkenalkan produk pesawat Flyer. Flyer Aircraft merupakan pesawat bertenaga listrik yang hanya memiliki satu tempat duduk. Pesawat ini memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal.

Kendaraan pertama dari startup ini hadir sebagai pengembangan pesawat terbang bertenaga listrik dan dirancang agar bisa dipakai siapa saja. Sepanjang operasionalnya, Kitty Hawk tercatat telah membuat dan menerbangkan 111 pesawat. Perusahaan juga sukses mengoperasikan lebih dari 25 ribu penerbangan dengan dan tanpa awak menggunakan armada tersebut.

Infografis Pemicu Tiket Pesawat Mahal & Taktik Turunkan Harga
Infografis Pemicu Tiket Pesawat Mahal & Taktik Turunkan Harga (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya