Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah turis asing dikabarkan menjadi pemandu wisata atau guide di Bandara Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), jelang MotoGP Mandalika pada 13-15 Oktober 2023. Beberapa orang turis atau WNA tersebut menerima tamu yang datang dari Bandara Lombok dan memandu sejumlah turis melakukan perjalanan wisata.
Kejadian itu tak luput dari perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Ia mengakui beberapa WNA menjadi pemandu wisata yang membawa rombongan turis yang didatangkan sejumlah perusahaan yang berpartisipasi di MotoGP Mandalika 2023.
Baca Juga
"Jadi, para turis itu didatangkan beberapa perusahaan untuk nonton MotoGP Mandalika dan berwisata di sekitar Mandalika dan Lombok. Mereka mungkin merasa lebih nyaman dengan tour guide WNA, mungkin juga karena faktor bahasa," kata Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin, 16 Oktober 2023.
Advertisement
"Makanya kita selalu mengimbau agar para guide lokal meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya atau bahasa asing lainnya, selain menambah wawasan tentang destinasi wisata itu sendiri,” lanjutnya.
Ia menambahkan, kehadiran para pemandu WNA itu diharapkan bisa membawa lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) berkualitas untuk datang ke Indonesia. Meski begitu, pria yang biasa dsapa Sandi ini berharap para tour guide asing tidak terlalu mendominasi dan bisa berkolaborasi dengan pemandu lokal.
"Sekarang ini kan eranya kolaborasi, jadi kalau bisa berkolaborasi bisa saling menguntungkan. Para WNA bisa lebih paham budaya lokal dan guide lokal bisa lebih lancar bahasa asingnya," tutur Sandi.
Peran Penting Pemandu Wisata
Seiring tingginya minat dan perkembangan di dunia pariwisata, para wisatawan tak jarang memilih destinasi-destinasi menarik, baik domestik atau internasional, yang tak jarang belum pernah didatangi. Di sini, peran pemandu wisata sangat membantu. Lantas, apa saja peran penting seorang yang juga bisa disebut pramuwisata ini?
"Kita sudah dibekali teknik guiding, bisa memberikan informasi dan sharing kepada wisatawan," ungkap Candha Adwitiyo, pemandu tur Jakarta Good Guide kepada Liputan6.com, Jumat, 16 Agustus 2019.
Candha menambahkan, saat pelatihan para pemandu wisata telah diajari untuk mendampingi wisatawan. Begitu pula saat ada masalah, mereka dengan sigap mencari solusi hingga meminta bantuan kepada grup. Pemilihan pemandu wisata yang tepat jadi kata kuncinya. Candha pun memberitahu tips dalam menyewa jasa pemandu wisata.
"Pemandu wisata harus punya lisensi yang didapatkan dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Minta mereka untuk menunjukkan kartu lisensi," terang Candha. Pemandu wisata tak hanya bertugas untuk mendampingi para wisatawan untuk mengunjungi destinasi-destinasi di berbagai wilayah.
Advertisement
Lisensi Pemandu Wisata
Di balik itu, ada kriteria yang harus dipenuhi sebagai pramuwisata yang legal dan tepercaya. "Pemandu wisata yang sudah punya lisensi yang didapat dari Dinas Pariwisata DKI lalu bergabung dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Itu hal paling aman," ungkap Candha.
Ia menambahkan siapa saja bisa jadi pemandu wisata termasuk orang lokal yang mengenal destinasi yang dituju. Namun, apakah terdaftar dan memiliki lisensi atau tidak, hal tersebut bisa dipastikan langsung lewat travel atau lembaga. "Lisensi sangat penting untuk membuktikan bahwa ia tidak ilegal dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan." tambahnya.
Menurut Candha, lisensi seorang pemandu wisata berupa name tag. Untuk memilikinya, ia harus menjalani pelatihan selama dua minggu di Dinas Pariwisata DKI Jakarta dilanjutkan dengan menjalani ujian.
Apabila seseorang tak lulus ujian, dapat mengikuti ujian selanjutnya tahun depan karena proses seleksi hanya berlangsung satu kali dalam setahun. Lisensi pun memiliki masa berlaku selama dua tahun dan memiliki tiga tingkatan, yakni Pramuwisata Muda, Pramuwisata Madya, dan Tour Leader (Pengatur Wisata).
Jenis Layanan Pemandu Wisata
Sementara menurut salah seorang founder Indonesia Tour Guide (ITG) Noky Rizky Samudra, pemendu wisata punya peran penting dalam menentukan warna penjelajahan. "Lisensi bagi pramuwisata itu wajib. Kalau sudah begitu, berarti kan mereka sudah menjual jasa secara profesional," katanya pada Liputan6.com lewat sambungan telepon, Jumat, 16 Agustus 2019.
"Mereka sudah kompeten untuk memberi informasi dan pengarahan. Ini akan jadi lebih penting jika perginya ke tempat-tempat bersejarah atau museum. Pramuwisata biasanya akan memberi cerita mearik dan informasi tambahan, apalagi, ITG sendiri memang sengaja pakai pemandu wisata yang memang orang sana," sambung Noky.
Noky menambahkan, ITG akan mengkampanyekan pentingnya peran pemandu wisata secara daring. "Apalagi, sekarang ada beberapa tempat yang sudah menerapkan bahwa turis dalam jumlah tertentu harus didampingi pemandu wisata. Kalau saya tidak masalah, Bali itu lebih dari 10 orang, sedangkan Karimunjawa tujuh sampai delapan turis," tambahnya.
Jasa pemandu wisata yang disediakan di ITG tersedia dalam dua jenis, yakni one day service dan hanya memandu dalam beberapa jam saja. "Misal, cuma ke museum, itu kan nggak seharian, paling hanya sekian jam," terang pria asal Jepara, Jawa Tengah, tersebut.
Advertisement