Â
Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis Spanyol berusia 22 tahun tewas saat sedang memandikan gajah di sebuah pusat perawatan gajah Thailand, Koh Yao Elephant Care. Korban bernama Blanca Ojanguren GarcÃa, dari Valladolid di Spanyol barat laut, menurut laporan terjemahan dari surat kabar Spanyol El Mundo dan El Pais.
Advertisement
Baca Juga
Â
Advertisement
GarcÃa, mahasiswa hukum dan hubungan internasional di Universitas Navarra, didorong oleh belalai gajah tersebut saat memandikannya pada Jumat, 3 Januari 2024, lapor El Mundo, mengutip polisi di Koh Yao Yai, Thailand. Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa gajah tersebut menusuk mahasiswa tersebut, tetapi kantor berita Spanyol EFE memverifikasi bahwa ia tidak ditusuk, menurut Daily Mail.
Mengutip People, Senin (6/1/2025), El Mundo juga melaporkan bahwa kematiannya tidak disebabkan oleh gading gajah. Garcia dilarikan ke rumah sakit setempat, tetapi nyawanya tidak tertolong. Menurut El Mundo, yang mengutip keterangan pemilik pusat perawatan gajah, 18 orang, termasuk pacar korban, berada di lokasi kejadian dan tidak ada korban jiwa lainnya.Â
Pada hari yang sama, Fakultas Hukum Universitas Navarra mengeluarkan pernyataan di X (sebelumnya Twitter) yang berisi ungkapan belasungkawa dan meminta doa atas kematian mahasiswa tersebut. Wali Kota Valladolid, Jesús Julio Carnero, juga menyampaikan penghormatan kepada GarcÃa di X pada Jumat, pekan lalu, bersama dengan gambar dirinya, dengan ia menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga yang ditinggalkannya dalam pesan terjemahan.
Menurut El Pais, sumber dari Kementerian Luar Negeri Spanyol mengatakan bahwa konsulat di Bangkok sedang menghubungi keluarga korban. Menurut Daily Mail, Garcia sedang studi di Universitas Tamkang selama berada di Thailand. Pusat perawatan gajah yang menjadi lokasi insiden pun ditutup sementara.
Gajah Betina
Menurut El Mundo, pemilik pusat perawatan gajah mengatakan bahwa mereka memiliki tiga gajah di lokasi, termasuk gajah betina berusia 50 tahun yang terlibat dalam insiden tersebut. Setiap hari, mereka kedatangan 10 hingga 30 pengunjung.
Unggahan terakhir Koh Yao Elephant Care di Facebook sebelum serangan yang dilaporkan adalah unggahan Tahun Baru, yang menampilkan gambar keluarga yang menonton dan merekam gajah sambil duduk di bangku. Menurut World Animal Protection, hampir 2.800 gajah hidup di tempat wisata di seluruh negeri, dengan Thailand juga menjadi rumah bagi 15 persen dari 52.000 populasi gajah Asia yang saat ini hidup di alam liar.
Insiden itu menambah daftar serangan gajah di Thailand dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Sebelumnya, seorang wanita berusia 49 tahun meninggal setelah dilaporkan diserang oleh gajah setelah berjalan di Taman Nasional Phu Kradueng di Thailand.
Di Facebook, Taman Nasional Phu Kradueng mengonfirmasi bahwa seorang pengunjung meninggal setelah diserang gajah liar pada 11 Desember 2024. Pihak taman nasional menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga yang berduka.Â
Setelah insiden itu, Department of National Parks, Wildlife and Plant Conservation (DNP) atau Departemen Taman Nasional, Satwa Liar, dan Konservasi Tanaman menerapkan beberapa protokol keselamatan, termasuk penutupan semua jalur tempat gajah liar terlihat, penempatan penjaga tambahan, dan penutupan sementara semua jalur menuju objek wisata air terjun.Â
Advertisement
Bakal Suntik Kontrasepsi Gajah Liar
Sementara, Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand berencana menyuntikkan kontrasepsi pada gajah liar untuk mengendalikan populasi mereka dan mengurangi konflik manusia-gajah. Menteri Chalermchai Sri-on telah menginstruksikan Departemen Taman Nasional, Satwa Liar, dan Konservasi Tanaman (DNP), bersama lembaga terkait lain, untuk menerapkan strategi ini sebagai bagian dari upaya kementerian mengendalikan populasi gajah liar.
Thailand saat ini memiliki setidaknya empat ribu gajah liar, dengan angka kelahiran tahunan meningkat sekitar 7--8 persen. Proyeksi menunjukkan bahwa populasi hewan yang disakralkan di Thailand itu dapat mencapai enam ribu individu dalam waktu empat tahun. Jumlah itu dinilai menantang, mengingat semakin berkurangnya area hutan di negara tersebut.
Meningkatnya jumlah gajah liar juga berdampak serius pada konflik manusia dan gajah. Sejak 2012, serangan gajah liar telah mengakibatkan kematian setidaknya 240 orang dan melukai 208 orang lainnya di negara tersebut.
DNP sedang mempersiapkan pedoman pendekatan pengendalian populasi ini, dengan uji coba percontohan yang dijadwalkan pada Januari 2025 untuk gajah di hutan perbatasan di wilayah timur. Jika berhasil, inisiatif ini akan diperluas ke wilayah lain.
Diklaim Tak Pengaruhi Kesehatan Gajah
"Inisiatif pengendalian populasi ini bertujuan mengurangi konflik antara satwa liar dan masyarakat, yang mengarah pada kehidupan yang berkelanjutan dan harmonis antara manusia dan satwa liar," kata Chalermchai, dikutip dari The Thaiger, Selasa, 31 Desember 2024.
Atthapol Charoenchansa, Direktur Jenderal DNP, menyatakan bahwa pihaknya menggandeng Pusat Kesehatan Gajah dan Satwa Liar dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Chiang Mai untuk mengeksekusi program itu.
Pihaknya berencana memberikan SpayVac, suntikan kontrasepsi yang dirancang untuk gajah betina. Efeknya bisa mengontrol kehamilan, serta kelahiran hingga tujuh tahun yang diklaim tanpa memengaruhi perilaku atau ciri fisik gajah, hanya menyesuaikan kadar hormon mereka untuk mencegah pembuahan.
Efektivitas suntikan ini dilaporkan berdasarkan uji coba pada tujuh gajah betina pada April 2024 yang dilaporkan tanpa efek samping, menurut Bangkok Post. "(Inisiatif ini) dapat membantu menjaga keselamatan ratusan orang (yang tinggal di dekat lahan hutan) sambil melestarikan gajah liar," kata Atthapol.
Advertisement