Mendagri: Hampir 500 WNI Diduga Telah Gabung dengan ISIS

Menurut Tjahjo, ada sekitar 500 orang dengan gelombang cukup besar telah hijrah dari Indonesia dan tidak jelas tujuannya.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 23 Mar 2015, 14:56 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2015, 14:56 WIB
Tjahjo Kumolo
Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengakui sampai saat ini pemerintah Indonesia tidak bisa mencegah warga yang akan pergi ke luar negeri. Apalagi jika warga tersebut dilengkapi dokumen lengkap.

Menurut Tjahjo, ada sekitar 500 orang telah hijrah dari Indonesia dan tidak jelas tujuannya. Tidak tertutup kemungkinan bahwa mereka punya tujuan untuk bergabung dengan ISIS.

"Terdata hampir ada 500-an. Di intelijen itu terdata dan terpadu sudah melakukan deteksi dini, itu gelombangnya cukup besar," kata Tjahjo usai menghadiri rapat kerja teknis Korlantas di Rupatama Mabes Polri, Senin (23/3/2015).

Tjahjo mengutarakan, banyak warga yang pergi namun juga memiliki niat untuk tak kembali ke Tanah Air. Padahal awalnya WNI tersebut hanya pergi untuk umrah atau mengunjungi situs-situs peninggalan Islam.

"Gini ya, pemerintah ini repot. Misalnya sekelompok warga negara mengajukan izin untuk umrah, padahal dia tidak tersangka, kan tidak bisa dicekal," beber dia.

"Baik karena prinsip ideologi maupun bersifat pragmatis (ekonomi). Ini harus dicegah. Yang 16 kemarin mau dicegah kan repot," imbuh Tjahjo.

Sementara itu, Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Rikwanto mengungkapkan pemerintah tengah mengupayakan deportasi 16 WNI yang ditangkap otoritas Turki saat hendak menyeberang ke Suriah. Rikwanto juga memastikan 16 WNI yang sebagian besar wanita dan anak-anak ini tengah diinterogasi.

"Masih proses (deportasi), itu salah satu alternatif. Keinginan mereka menetap di sana. Interogasi sudah dilakukan," ujar Rikwanto. (Ado/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya