Musim Kering Berkepanjangan, 2 Kabupaten di Yogya Siaga Darurat?

Beberapa sumber mata air memang sudah defisit. Sehingga BPBD DIY harus dropping air ke dua kabupaten tersebut.

oleh Yanuar H diperbarui 24 Agu 2015, 18:39 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2015, 18:39 WIB
20150729-Sawah-Kekeringan
Sawah Kekeringan (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kekeringan yang melanda 2 kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berimbas pada pengajuan siaga darurat kekeringan. Dua kabupaten itu yakni Kabupaten Kulonprogo dan Bantul.

Petugas Tim Reaksi Cepat BPBD DIY Enaryaka menjelaskan, status siaga darurat kekeringan diajukan ke gubernur untuk 2 kabupaten tersebut, setelah ada laporan dari masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Beberapa sumber mata air memang sudah defisit. Sehingga BPBD DIY harus dropping air ke dua kabupaten tersebut.

Selain mengajukan ke gubernur, status siaga darurat juga diajukan ke Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB). Namun, "sampai sekarang surat ke gubernur belum ada jawaban," ujar Enaryaka saat dihubungi  di Yogyakarta, Senin (24/8/2015).

Enaryaka mengatakan, sebagai langkah awal penanganan kekeringan di dua daerah itu, BPBD DIY akan melakukan droping 200-230 tangki air per kabupaten. Sedangkan rencana jangka panjang yakni  pembangunan fisik mendekatkan sumber air ke warga seperti pembangunan jaringan pipa.

"Kita juga akan mengebor lokasi yang sudah pasti ada sumber airnya, serta membagikan penampung air," jelas Enaryaka.

Sesuai data BMKG Yogyakarta, di Bantul kekeringan melanda 10 kecamatan. Di antaranya Dlingo, Imogiri, Pajangan, Kasihan, Jetis, Pandak, Piyungan, Sanden, Sedayu, dan Sewon. Kekeringan ekstrem terjadi di kecamatan Imogiri, Pundong, dan Srandakan.

Sementara di Kulonprogo, bencana kekeringan melanda Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan Sentolo. Kekeringan ekstrem terjadi di wilayah Galur, Lendang, Wates, dan Panjatan. "Untuk wilayah Gunungkidul sudah dianggarkan oleh APBD setempat, sudah ditangani," ucap Enaryaka.

Penjabat Bupati Gunungkidul Budi Antono mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan BPBD terkait dampak kekeringan panjang di wilayahnya. Masih kata Budi, el nino telah menyebabkan hujan baru akan turun di Yogyakarta pada akhir November mendatang.

"Masih kita kaji untuk menetapkan darurat kekeringan, juga harus ada data BMKG sejauh mana curah hujan," jelas Budi. (Sun/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya